Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Di Manakah Tempat Duduk Paling Aman di Pesawat?

Baca di App
Lihat Foto
Pixabay/Juno Kwon
Di manakah lokasi tempat duduk yang paling aman di pesawat?
|
Editor: Ahmad Naufal Dzulfaroh

KOMPAS.com - Dua kecelakaan pesawat hingga menewaskan ratusan penumpang terjadi dalam waktu yang berdekatan.

Untuk diketahui, pesawat Azerbaijan Airlines J-824 yang terbang dari Baku, Azerbaijan menuju Grozny, Rusia jatuh dan terbakar di dekat Kota Aktau, Kazakhstan, Rabu (25/11/2024).

Akibatnya, 38 orang tewas dan 29 lainnya selamat, tetapi harus menjalani perawatan di rumah sakit.

Empat hari kemudian, pada Minggu (29/12/2024), maskapai Jeju Air 7C2216 gagal mendarat dengan sempurna hingga menabrak dinding pembatas dan meledak di Bandara Muan, Provinsi Jeolla Selatan, Korea Selatan.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Di antara 181 orang yang berada di pesawat, 179 dinyatakan tewas dan dua korban selamat.

Para korban yang selamat dalam kecelakaan pesawat Jeju Air dan Azerbaijan Airlines dilaporkan duduk di bagian belakang pesawat.

Lantas, apakah bagian belakang pesawat adalah tempat paling aman?

Baca juga: Kondisi 2 Korban Selamat Kecelakaan Jeju Air, Satu Diperkirakan Alami Kelumpuhan Total


Posisi tempat duduk paling aman di pesawat

Ketua Asosiasi Pengguna Jasa Penerbangan Indonesia (APJAP), Alvin Lie membenarkan, kursi di bagian belakang pesawat relatif lebih aman dibandingkan bagian tengah atau depan.

Pasalnya, bagian depan pesawat didesain lebih berat demi keamanan penerbangan.

"Untuk menghindari stall atau ketika pesawat terlalu mendongak, sehingga aerodinamiknya rusak," ujarnya kepada Kompas.com, Jumat (27/12/2024).

Ketika terjadi kecelakaan pesawat, pada umumnya bagian depan juga lebih dulu bertabrakan dengan permukaan, sehingga kerusakannya lebih parah.

Hal ini pula yang menjadi alasan black box atau kotak hitam ditempatkan di belakang pesawat, tepatnya di bagian ekor.

Baca juga: Pesan Terakhir Penumpang Jeju Air: Burung Tersangkut di Sayap Pesawat, Apakah Saya Perlu Buat Surat Wasiat?

Alvin melanjutkan, ahli mekanik asal Amerika Serikat (AS) pada 2007 juga pernah melakukan analisis terhadap kecelakaan pesawat komersial di AS pada tahun 1971-2007.

Hasil analisis itu menunjukkan, penumpang yang duduk di belakang pesawat memiliki kemungkinan 69 persen bertahan hidup, penumpang di bagian tengah atau dekat sayap 56 persen, dan bagian depan 49 persen.

Data investigasi kecelakaan pesawat Federal Aviaton Administration (FAA) yang dimuat di majalah Times pada 2015 juga menunjukkan hal serupa.

Rata-rata, tingkat kematian penumpang yang duduk di dekat ekor adalah 32 persen, lebih rendah dibandingkan yang duduk di tengah, yaitu 39 persen dan bagian depan 38 persen.

"Jadi, antara bagian depan dan tengah itu kurang lebih sama, bagian belakang statistiknya sedikit lebih aman. Tapi kembali lagi ini sangat tergantung posisi pesawat ketika terjadi kecelakaan," tambah Alvin.

Baca juga: Di Mana Lokasi Duduk 2 Awak Kabin Selamat dari Kecelakaan Jeju Air?

Ikuti instruksi awak kabin

Alvin mengingatkan, agar penumpang selalu memperhatikan safety demo yang selalu diperagakan oleh awak kabin sebelum pesawat lepas landas.

Kemudian, perhitungkan letak pintu darurat dari kursi masing-masing.

"Kita hitung dari tempat duduk kita ke pintu darurat itu maju atau mundur berapa baris, ini akan membantu ketika terjadi kondisi darurat dan harus evakuasi," pungkasnya.

Dia juga menyarankan untuk mengikuti setiap instruksi dari awan kabin, membaca safety card yang ada terletak di kursi pesawat.

Di dalamnya terdapat langkah-langkah yang perlu dilakukan dalam keadaan darurat, termasuk ketika pesawat harus mendarat di air.

Ketika terjadi turbulensi, selalu gunakan sabuk pengaman agar tidak terlempar dan menghindari cedera.

Baca juga: 19 Kecelakaan Pesawat Sepanjang Tahun 2024, Desember Paling Banyak

Pesawat moda transportasi yang aman

Alvin menambahkan, masyarakat tidak perlu khawatir untuk naik pesawat karena penerbangan adalah moda transportasi paling aman kedua di dunia.

Hal itu didukung data statistik keselamatan penerbangan yang tercatat oleh International Air Transport Association (IATA).

Tingkat kecelakaan penerbangan global pada 2023 adalah 0,80 per juta penerbangan atau berarti satu kecelakaan untuk setiap 1,26 juta penerbangan.

Angka itu lebih kecil dibandingkan tahun 2022 yang mencapai 1,30 per juta penerbangan, yang artinya ada satu kecelakaan setiap 0,77 juta penerbangan.

Data tahun 2023 juga mengungguli rata-rata lima tahun sejak 2019, yakni satu kecelakaan terjadi setiap 880.293 penerbangan.

Risiko kematian akibat kecelakaan pesawat menurun menjadi 0,03 pada 2023 dari 0,11 pada 2022 dan 0,11 selama lima tahun ke belakang.

"Pada tingkat keselamatan ini, rata-rata seseorang harus melakukan perjalanan udara setiap hari selama 103.239 tahun untuk mengalami kecelakaan fatal" kata Alvin.

Baca juga: Presiden Azerbaijan Minta Putin Akui Pesawat Azerbaijan Airlines Jatuh Tertembak Rudal Rusia

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua
Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi