KOMPAS.com - Hari ini, 18 tahun yang lalu, pesawat Adam Air jatuh di Selat Makassar pada 1 Januari 2007.
Pesawat Boeing 737-400 dengan nomor penerbangan KI 574 itu terbang dari Surabaya, Jawa Timur menuju Manado, Sulawesi Utara.
Pesawat membawa 96 penumpang yang terdiri dari 85 orang dewasa, 7 anak-anak, 4 bayi, dan kru pesawat berjumlah 4 orang.
Seluruh korban yang berjumlah 102 dinyatakan tewas dan jasadnya tidak ditemukan hingga kini.
Bahkan, lokasi jatuhnya pesawat Adam Air juga masih menjadi misteri.
Baca juga: Di Manakah Tempat Duduk Paling Aman di Pesawat?
Pesawat Adam Air putus kontak saat cuaca hujan lebat
Diberitakan Kompas.com (1/1/2022), pesawat Adam Air KI 574 terbang dari Bandara Juanda, Surabaya menuju ke Manado pada Senin (1/1/2007) pukul 12.59 WIB.
Pesawat dijadwalkan mendarat di Manado pada pukul 16.14 Wita.
Namun, sekitar 1 jam setelah lepas landas, Air Traffic Centre (ATC) Bandara Makassar, Sulawesi Selatan melaporkan pesawat Adam Air hilang kontak.
Direktur Jenderal Perhubungan Udara saat itu, Mohammad Iksan Tatang mengatakan, pesawat hilang kontak ketika berada di 85 mil laut (157 kilometer) sebelah barat laut Makassar dengan ketinggian 35.000 kaki (10.668 meter).
Hingga Selasa (2/1/2007) pukul 00.00 WIB, lokasi jatuhnya pesawat dan nasib para penumpang di dalamnya masih belum ditemukan.
Baca juga: 19 Kecelakaan Pesawat Sepanjang Tahun 2024, Desember Paling Banyak
Namun, ia menyebutkan bahwa kondisi cuaca saat kejadian sangat buruk.
"Saat itu, hujan sangat lebat dan ada dorongan angin sekitar 40 knot (74,079 kilometer per jam). Tapi, itu belum bisa dikatakan sebagai faktor penyebab," jelasnya.
Sementara itu, radar milik Singapura sempat menangkap pancaran emergency locator beacon (elba) di Rantepao, Tanatoraja, Sulawesi Selatan. Kawasan tersebut merupakan dataran tinggi yang dikelilingi pegunungan.
Sebagai informasi, sinyal elba akan terpancar jika pesawat menyentuh daratan.
Mendengar informasi tersebut, Tatang segera mengerahkan tim penyelamat ke lokasi yang diperkirakan oleh radar Singapura.
Diperkirakan pesawat Boeing 737-400 hilang kontak antara Majene di Sulawesi Barat dan Rantepao di Sulsel.
Baca juga: Kisah Penerbangan Adam Air 782 Tersesat ke Tambolaka, Semua Selamat tapi Pelanggaran Berat
Pesawat Adam Air KI 574 dalam kondisi layak
Dikutip dari Harian Kompas (2/1/2007), Direktur Keselamatan dan Keamanan Penerbangan Adam Air saat itu, Captain Hartono menyampaikan, pesawat Adam Air KI 574 terbang dalam kondisi baik.
"Sebelum berangkat kondisi pesawat dalam keadaan baik dan tidak ada gangguan," kata Hartono.
Pesawat Boeing 737-400 ini dibuat pada 1990 dan telah melakukan pemeriksaan C-Chek terakhir pada Desember 2005.
Di samping itu, pesawat juga sudah terbang selama 45.371 jam dengan 26.725 kali pendaratan.
Adapun sementara sertifikat kelayakan pesawat tersebut habis pada tanggal 17 Januari 2007.
Menurut Hartono, berat kargo yang diangkut Adam Air KI 574 sebesar 55,5 ton dengan kapasitas bahan bakar cukup untuk penerbangan selama 4 jam 10 menit.
Baca juga: Masih Amankah Bepergian Naik Pesawat?
Upaya pencarian pesawat
Upaya pencarian kemudian dilakukan mulai Selasa (2/1/2007) pagi dengan mengerahkan 6 pesawat, yaitu 4 helikopter jenis Puma, 1 pesawat jenis Boeing 737-200 Intai, dan 1 pesawat lainnya yang akan terbang di sekitar dua daerah yang diduga tempat hilangnya pesawat.
Selain itu, Polda Sulsel juga mengerahkan dua kompi Brimob dan Polair ke dua lokasi tersebut.
Pencairan jejak hilangnya pesawat Adam Air mulai menunjukkan titik terang ketika seorang nelayan Majene menemukan ekor pesawat pada 11 Januari 2007.
Setelah temuan itu, pencarian besar-besaran yang melibatkan pihak asing dilakukan. Sayangnya, pencarian tak kunjung membuahkan hasil.
Hasil pemeriksaan Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) dan pihak Adam Air terhadap puing-puing pesawat menyebutkan, dari 40 barang, hanya 27 items yang merupakan bagian pesawat Adam Air.
Sementara, lokasi Adam Air tetap menjadi misteri. Hingga pada hari ke-25 pencarian, kotak hitam pesawat Adam Air berhasil ditemukan.
Dengan ditemukannya kotak hitam tersebut, proses pencarian pesawat Adam Air dihentikan.
Baca juga: Sebelum Pesan Tiket, Begini Cara Cek Tipe Pesawat yang akan Ditumpangi
Penyebab pesawat Adam Air jatuh
Setahun kemudian, Komisi Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) mengungkap hasil penyelidikan terhadap kecelakaan pesawar Adam Air KI 574.
Hasilnya, pesawat itu mengalami kerusakan pada alat navigasi pesawat atau yang dikenal sebagai Internal Reference System (IRS).
Kedua pilot kemudian terkonsentrasi memperbaiki kerusakan dan lupa memerhatikan instrumen yang lain.
"Mereka tidak menyadari pesawat miring dan turun mendekati laut. Mereka baru sadar dua menit sebelum pesawat pecah menabrak laut. Terlambat," tulis hasil kesimpulan KNKT.
Seluruh penumpang dan awak pesawat yang berjumlah 102 orang itu dinyatakan tewas.
Baca juga: Fakta Terbaru Jeju Air Jatuh: Pesawat Sudah Terbang 13 Kali dalam 48 Jam, Dipakai untuk Carter
Disebutkan juga bahwa kerusakan IRS terjadi dalam 13 menit terakhir penerbangan, sebelum pesawat jatuh. Kerusakan ini mengalihkan perhatian kedua pilot dari flight instrument.
Sementara, hasil rekaman Digital Flight Data Recorder (DFDR) menunjukkan, awalnya pesawat telah terbang dengan bantuan instrumen kemudi otomatis.
Namun, penanganan terhadap IRS dilakukan tidak sesuai dengan panduan, sehingga kemudi otomatis pesawat menjadi tidak berfungsi.
Pesawat kemudian mulai miring 1 derajat dan tidak disadari oleh pilot.
"(Setelah itu) autopilot disconnect dan alarm berbunyi 'Not..not..not'. Mereka sempat mematikan alarm tersebut karena terlalu fokus pada IRS. Ini biasa. Jadi tidak bisa dikatakan human error, hanya kinerjanya yang eror," kata anggota KNKT saat itu, Mardjono.
Baca juga: Presiden Azerbaijan Minta Putin Akui Pesawat Azerbaijan Airlines Jatuh Tertembak Rudal Rusia
Pesawat terus miring ke kanan hingga melewati 35 derajat yang menyebabkan alarm berbunyi.
Pada saat pesawat miring 100 derajat, pilot sudah tidak bisa mengendalikan situasi.
"Pesawat miring daya angkatnya memang kurang. Padahal dia (pilot) melakukan recover baru setelah hidung pesawat nunduk 60 derajat, apalagi dengan kecepatan yang mach 0,926 kecepatan suara," terang dia.
"Oleh karena itu, pecahan badan pesawat terbesar yang ditemukan hanya dua meter. Sebab saat menabrak laut itulah, pesawat terpecah," tandas Mardjono.
Hingga 18 tahun kemudian, jatuhnya pesawat Adam Air KI 574 di Selat Makassar menjadi salah satu insiden memilukan yang terjadi di dunia penerbangan Indonesia.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.