Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Indonesia Resmi Masuk BRICS, Berikut 6 Manfaatnya bagi Tanah Air

Baca di App
Lihat Foto
RIA NOVOSTI/ALEXEI DANICHEV via BRICS RUSSIA 2024
Presiden China Xi Jinping (kiri), Presiden Rusia Vladimir Putin (tengah), dan Perdana Menteri India Narenda Modi (kanan) saat Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ke-16 BRICS di Kota Kazan, Rusia, Rabu (23/10/2024).
|
Editor: Muhammad Zaenuddin

KOMPAS.com - Indonesia secara resmi bergabung sebagai anggota penuh BRICS pada Senin (6/1/2025) waktu Brasil.

Pengumuman tersebut disampaikan oleh pihak Brasil yang merupakan ketua kelompok negara-negara berkembang dengan perekonomian besar di dunia tersebut.

Nama BRICS merupakan singkatan dari Brasil, Rusia, India, China, dan Afrika Selatan (South Africa), yang merupakan anggota-anggota awal.

Lantas, apa itu BRICS, dan apa manfaatnya bagi Indonesia setelah bergabung?

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Baca juga: Trump Ancam Tarif 100 Persen Negara BRICS, Apa Dampak bagi Indonesia?


Apa manfaat BRICS bagi Indonesia setelah bergabung?

Bergabungnya Indonesia dengan BRICS diperkirakan akan memberikan banyak manfaat bagi Indonesia di bidang ekonomi, perdagangan, stabilitas mata uang, hingga pertahanan keamanan.

Berikut adalah sejumlah potensi manfaat atau keuntungan bagi Indonesia yang resmi bergabung menjadi anggota BRICS:

1. Membuka akses pasar yang lebih luas

Bergabungnya Indonesia ke BRICS dinilai akan dapat membuka akses pasar yang lebih luas bagi hasil produksi perindustrian nasional.

Dilansir dari laman Antaranews (2/11/2024), BRICS saat ini memiliki sembilan negara anggota yang mempunyai karakteristik signifikan tingkat global.

Ada manfaat ekonomi yang sangat jelas bila sebuah negara berkembang bergabung dengan BRICS.

Menurut data institusi federal AS, berbagai negara yang tergabung dalam BRICS mewakili sekitar 45 persen populasi dunia, 28 persen output perekonomian dunia, dan 47 persen minyak mentah global.

Baca juga: Beda Peran Negara Anggota dan Mitra BRICS, Apa Saja?

2. Perdagangan intra-BRICS

Salah satu daya tarik lain yang juga terkait dengan akses pasar luas adalah potensi meningkatnya perdagangan intra-BRICS atau sesama negara anggota BRICS.

Rusia mendapat hantaman embargo atau larangan pembelian terutama adalah komoditas migas dari Rusia, terutama negara-negara Barat.

Ini kesempatan bagi Indonesia untuk dapat memperoleh manfaat finansial yang optimal dari transaksi migas dengan Rusia. Apalagi, Indonesia termasuk negara importir besar untuk BBM hasil sulingan.

Baca juga: Melihat Potensi Dampak Ekonomi Indonesia Gabung BRICS...

3. Mengurangi dominasi negara-negara OECD

Organisasi untuk Kerja Sama dan Pembangunan Ekonomi atau OECD merupakan organisasi multilateral yang bekerja sama untuk mendorong pertumbuhan ekonomi, kemakmuran, dan pembangunan berkelanjutan.

Dikutip dari Kompas.com (28/10/2024), Guru Besar Hukum Internasional Universitas Indonesia (UI) Hikmahanto Juwana menyampaikan, manfaat Indonesia bergabung dengan BRICS dapat mengurangi dominasi negara-negara OECD.

Belum lagi, aliansi ekonomi Rusia, China, dan kawan-kawannya itu memiliki kekuatan pasar yang besar dan mampu menjadi penyeimbang OECD.

Baca juga: Menakar Untung Rugi Indonesia Gabung BRICS...

4. Melepaskan ketergantungan terhadap Dollar AS

Hikmahanto Juwana juga mneambahkan, bergabungnya Indonesia dengan BRICS juga perlahan dapat melepaskan ketergantungan terhadap mata uang dollar AS.

Sebab, dunia saat ini punya ketergantungan pada dollar AS, sedangkan BRICS akan memperkenalkan mata uang di luar dollar AS.

BRICS juga mendorong untuk penggunaan mata uang lokal dalam melakukan perdagangan serta transaksi keuangan di antara negara-negara anggota BRICS.

Baca juga: Sudah Gabung G20, Kenapa Indonesia Ingin Daftar BRICS? Berikut Penjelasan Menlu Sugiono

5. Meningkatnya transaksi dan investasi

Dengan bergabungnya Indonesia ke BRICS, berpotensi meningkatkan transaksi ekonomi (ekspor dan impor) dan investasi (FDI) ke Indonesia.

Mengutip laman Kompas.id (29/8/2023) hal itu dapat membuka lapangan kerja bagi penduduk Indonesia.

Selain itu, menjadi anggota BRICS berpotensi meningkatkan sumber pembiayaan bagi sektor publik dan swasta.

Baca juga: Mengenal KTT BRICS Afrika Selatan yang Akan Dihadiri Presiden Jokowi 6. Pertahanan keamanan

Dengan menjadi anggota BRICS, Indonesia dapat menjalani kerja sama keamanan BRICS dengan anggota-anggotanya.

BRICS tentu akan menghormati teritorial setiap negara anggota dan mengurangi risiko intervensi negara-negara anggota BRICS atas keutuhan wilayah NKRI.

Dari sisi stabilitas mata uang, rupiah Indonesia juga akan lebih stabil dari risiko fluktuasi mata uang (aksi spekulasi dan ketergantungan pada mata uang tertentu).

Hal itu bisa terjadi dengan pemberlakuan mata uang lokal yang diterima oleh negara-negara anggota BRICS.

Baca juga: Jokowi Hadiri KTT BRICS, Apakah Indonesia Sudah Jadi Anggota?

Apa itu BRICS?

BRICS adalah kelompok ekonomi yang dibentuk Brasil, Rusia, India, dan China pada 2006, yang saat itu masih bernama "BRIC".

Kemudian Afrika Selatan bergabung pada tahun 2010, sehingga namanya diubah menjadi "BRICS".

BRICS dibentuk untuk menyatukan negara-negara berkembang paling penting di dunia, untuk “menantang” kekuatan politik dan ekonomi negara di Amerika Utara dan Eropa Barat.

Baca juga: Presiden Prabowo Hadiri KTT APEC dan G20, Apa Manfaatnya bagi Indonesia?

Dikutip dari laman Dewan Hubungan Luar Negeri (CFR), BRICS merupakan kelompok informal negara-negara ekonomi berkembang yang bertujuan meningkatkan pengaruh mereka dalam tatanan global.

Kelompok ini didirikan atas dasar bahwa lembaga-lembaga internasional terlalu didominasi oleh kekuatan-kekuatan Barat dan kurang melayani negara-negara berkembang.

Blok tersebut telah berupaya untuk mengoordinasikan kebijakan ekonomi dan diplomatik para anggotanya, mendirikan lembaga-lembaga keuangan baru, dan mengurangi ketergantungan pada dolar AS.

Baca juga: Kata Jokowi soal Gaza di KTT OKI: Tuntut Pertanggungjawaban Israel atas Kekejaman Kemanusiaan

Koalisi BRICS bukanlah organisasi formal, melainkan blok ekonomi non-Barat yang mengoordinasikan upaya ekonomi dan diplomatik untuk mencapai tujuan bersama.

Negara-negara BRICS berupaya membangun alternatif terhadap apa yang mereka lihat sebagai dominasi sudut pandang Barat dalam kelompok multilateral utama, seperti Bank Dunia , Kelompok Tujuh (G7), dan Dewan Keamanan PBB.

 

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua
Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi