KOMPAS.com - Unggahan video menu Makan Bergizi Gratis (MBG) tanpa adanya susu, viral di media sosial.
Video tersebut diunggah oleh akun X (sebelumnya Twitter) @widarto63285*** pada Senin (6/1/2025).
Dalam video, tampak satu set menu MBG yang dibagikan kepada murid-murid SD. Terlihat bahwa satu set menu tersebut tanpa dilengkapi susu.
Sementara satu set menu MBG seharga Rp 10.000 tersebut terdiri dari nasi putih, satu buah pisang, sayuran buncis, dan lauk goreng.
Dikarenakan tidak mendapatkan susu, murid tersebut terlihat membawa minumannya sendiri. Unggahan ini memantik protes dari banyak warganet.
Lantas, bagaimana tanggapan ahli gizi mengenai menu MBG tanpa susu?
Baca juga: Makan Bergizi Gratis Mulai Hari Ini: Jadwal, Menu, dan Lokasi Dapurnya
Tanggapan ahli gizi soal menu MBG tanpa susu
Ahli gizi Universitas Gadjah Mada (UGM) Toto Sudargo mengungkapkan, kebutuhan gizi anak pada menu MBG tanpa susu tetap terpenuhi.
Pasalnya, satu set menu MBG yang disediakan pemerintah sudah mengandung berbagai nutrisi penting untuk tubuh, seperti karbohidrat, lemak, protein, mineral, dan vitamin.
“Karbohidratnya dari nasi, proteinnya dari telur dan penggantinya, lemak dari minyak dan sebagainya, lalu dari sayur dan buah,” kata dia kepada Kompas.com, Rabu (8/1/2025).
Toto menyebutkan, bahwa susu hanya memiliki kandungan utama berupa protein dan mineral.
Sementara protein tidak hanya bersumber dari susu, namun juga dari telur, ikan, tempe, dan tahu. Sedangkan mineral bisa didapatkan dari telur, ikan, buah, dan sayur.
“Proteinnya (sumber pangan selain susu) akan memberikan sumbangan yang cukup untuk kebutuhan anak per hari,” terang Toto.
Ia mengungkapkan, susu dianggap sebagai sumber pangan komplementer atau pelengkap dalam gizi seimbang.
Menurutnya, susu bukan sumber pangan yang sempurna, karena tidak mempunyai kandungan vitamin penting untuk tubuh.
“Jadi tidak usah khawatir kalau tanpa susu. Jadi tidak pakai susu pun, tidak masalah,” ucap Toto.
Bahkan, selain itu, susu juga memiliki kekurangan lain. Kekurangan tersebut adalah mengandung laktosa.
Sedangkan beberapa orang secara sadar atau tidak sadar mempunyai kondisi intoleransi laktosa, atau ketika tubuh tidak bisa mencerna laktosa dengan baik.
“Lactose intolerance, bisa sebabkan diare, mual, kembung, dan nyeri perut,” jelas Toto.
Tak hanya itu, susu juga tidak bisa bertahan lama ketika bungkus atau segelnya sudah terbuka di suhu ruangan.
Setidaknya, susu hanya akan bertahan lama sekitar dua jam, dan setelah itu akan basi hingga memicu efek samping pada pencernaan jika diminum.
“Justru (nantinya) menyebabkan gangguan pencernaan, mengganggu konsentrasi saat belajar, kehilangan banyak cairan karena buang air besar,” ujar Toto.
Baca juga: Hari Pertama Program Makan Bergizi Gratis: Catatan untuk Harapan Baru
Tinggalkan anggapan susu sebagai menu wajib
Terpisah, dokter sekaligus ahli gizi, Tak Shot Yen meminta untuk meninggalkan anggapan mengenai "susu sebagai menu wajib".
“Jargon lawas itu masih berdengung (susu sebagai menu wajib), ibarat orde lama yang tak usai propagandanya. Yuk, move on,” tutur Tan kepada Kompas.com, Rabu (8/1/2025).
Pandangannya itu, menurut Tan, sejalan dengan perubahan paradigma gizi Indonesia sejak diberlakukannya Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 41 Tahun 2014.
Dalam peraturan tersebut, konsep “4 Sehat 5 Sempurna” resmi ditinggalkan dan digantikan dengan pedoman gizi seimbang.
Ia mengingatkan, program Makan Bergizi Gratis seharusnya tidak hanya memperhatikan ketersediaan pangan, namun juga kecocokan dengan kebutuhan masyarakat lokal.
Tan berharap agar semua pihak terkait untuk lebih bijak dalam memahami dan mengimplementasikan konsep gizi seimbang.
“Mari beranjak dari pola pikir lama dan memanfaatkan kekayaan sumber pangan lokal kita. Anak Indonesia tidak hanya membutuhkan makanan bergizi, tetapi juga pendidikan yang benar tentang gizi,” pungkasnya.
Baca juga: Bisakah Mi Gantikan Nasi untuk Program Makan Bergizi Gratis? Ini Kata Ahli Gizi
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.