KOMPAS.com - Perusahaan teknologi dunia, Meta berencana melakukan PHK atau pemutusan hubungan kerja untuk 5 persen karyawannya di 2025.
PHK tersebut diumumkan CEO Meta, Mark Zuckerberg pada Selasa (14/1/2025).
Menurut laporan terbaru, Meta memiliki lebih dari 72.000 karyawan. Artinya, perusahaan tersebut akan memangkas sekitar 3.600 karyawannya.
The New York Times melaporkan, menurut memo internal Meta kepada para pekerja pada Selasa (14/1/2025), PHK dilakukan berdasarkan penilaian kinerja karyawan.
“Saya telah memutuskan untuk meningkatkan standar manajemen kinerja dan mengeluarkan karyawan yang berkinerja buruk dengan lebih cepat,” kata Zuckerberg dalam memo tersebut.
“Kami biasanya mengelola orang-orang yang tidak memenuhi ekspektasi selama satu tahun, tetapi sekarang kami akan melakukan pemangkasan berbasis kinerja yang lebih ekstensif selama siklus ini," tambahnya.
Dalam memo tersebut, dia juga mengatakan, para pekerja yang dipangkas jabatannya akan digantikan oleh karyawan baru pada 2025.
Baca juga: Meta Hapus Filter Kecantikan dan Efek AR di Instagram pada Hari Ini
PHK besar-besaran Meta sejak 2023
Di lain sisi, dalam memo terpisah kepada para manajer, Meta mengatakan, pemangkasan ini dilakukan untuk memastikan perusahaan memiliki “talenta-talenta terkuat” yang bekerja di perusahaan tersebut.
Menurut mereka, hal ini akan memberikan Meta kemampuan untuk mempekerjakan para pekerja baru.
Dikutip dari CBS News, Rabu (15/1/2025), para manajer juga diberitahu bahwa mereka yang di-PHK akan menerima paket pesangon yang "berlimpah".
PHK ini juga menjadi pengurangan besar-besaran pertama kalinya oleh Meta sejak 2023, ketika Zuckerberg memulai apa yang disebutnya sebagai “tahun efisiensi” untuk mengurangi tenaga kerjanya setelah bertahun-tahun melakukan perekrutan berlebihan selama pandemi.
Zuckerberg menekan para manajer di seluruh departemen untuk menetapkan target kinerja yang lebih tinggi untuk menyingkirkan karyawan yang berkinerja rendah.
Hal ini kemudian mengakibatkan Meta memangkas sekitar sepertiga dari keseluruhan tenaga kerjanya pada 2023.
Zuckerberg bertujuan mengganti banyak karyawan tersebut dengan karyawan baru yang berfokus pada kecerdasan buatan (AI), karena Meta dan perusahaan teknologi besar lainnya berfokus pada pengembangan chatbots dan layanan bertenaga AI lainnya.
Baca juga: Mengapa Fitur Meta AI Tidak Muncul di WhatsApp? Ini Penyebabnya
Kebijakan baru Meta
PHK ini terjadi beberapa hari setelah Meta mengumumkan perubahan besar-besaran pada kebijakan moderasi kontennya.
Perusahaan yang menaungi Facebook, Instagram, WhatsApp, dan Threads ini menyatakan akan menghentikan program cek fakta.
Mereka berencana mengganti cek fakta dengan sistem catatan komunitas seperti yang diterapkan di media sosial X.
Meta menyebut pihaknya ingin kembali ke komitmen dasar dalam mendukung kebebasan berekspresi.
Rencana ini telah dikhawatirkan dikhawatirkan oleh beberapa pihak dapat memperluas penyebaran misinformasi di ruang digital.
Belum lagi, Meta malah akan mempromosikan berita politik di beranda pengguna.
Kebijakan mengembalikan beberapa aturan moderasi konten ini disebut-sebut dilakukan Meta dalam persiapan untuk mendukung pemerintahan Presiden terpilih AS, Donald Trump.
Pasalnya, Trump sebelumnya telah mengkritik Meta dan perusahaan teknologi lainnya atas apa yang dia gambarkan sebagai sensor terhadap sudut pandang konservatif.
Baca juga: Cara Bertanya kepada Asisten Virtual Meta AI di WhatsApp
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.