KOMPAS.com - Mikroplastik kini menjadi perhatian serius bagi masyarakat dunia karena dapat membahayakan lingkungan dan kesehatan.
Mikroplastik adalah potongan plastik kecil dengan panjang kurang dari lima milimeter hingga satu mikron yang berasal dari berbagai sumber, salah satunya dari makanan sehari-hari.
Sejumlah penelitian membuktikan temuan mikroplastik pada makanan yang selama ini sering dikonsumsi manusia.
Apa saja makanan yang mengandung mikroplastik itu?
Baca juga: Ilmuwan: Mikroplastik di Udara Berkaitan dengan Munculnya Kanker Usus Besar dan Paru
Makanan yang mengandung mikroplastik
Dilansir dari Fortune Well, Jumat (17/1/2025), sebagian besar makanan sumber protein mengandung mikroplastik.
Temuan ini dilaporkan dalam jurnal Enviromental Pollution pada Desember 2023. Para ilmuwan menemukan mikroplastik dalam 90 persen protein yang diuji, antara lain ayam, daging sapi, makanan laut, daging babi, dan tahu.
Dengan mengonsumsi daging, manusia diperkirakan menelan sebanyak 3,8 juta mikroplastik per tahun.
Namun, protein yang tidak diproses memiliki jumlah mikroplastik lebih rendah dibandingkan dengan yang diproses, seperti udang yang dilapisi tepung roti atau tempura dan nuget ayam.
Penelitian lain juga menemukan mikroplastik dalam buah dan sayur, seperti wortel, kentang, apel, dan pir.
Menurut sebuah studi tahun 2021, mikroplastik itu kemungkinan berasal dari konsentrasi plastik yang ditemukan di tanah akibat tercemar limbah plastik, pakaian polyester, akrilik, serta partikel dari produk perawatan atau kecantikan.
Buah dan sayur yang ditanam di tanah tersebut kemudian menyerap mikroplastik melalui sistem akarnya dan memindahkan bahan kimia itu ke batang, daun, biji, dan daging buah.
Selain itu, berdasarkan studi yang dilakukan pada 2022, garam juga diam-diam mengandung mikroplastik.
Baca juga: Kantong Teh Celup Dapat Melepaskan Miliaran Mikroplastik, Ini Jenis yang Aman dan Tak Aman
Garam himalaya kasar dilaporkan terpapar mikroplastik paling tinggi, disusul garam hitam, dan garam batu.
Mikroplastik bahkan terdapat dalam nasi, salah satu makanan pokok terbesar di dunia, terutama di Indonesia.
Para ilmuwan dari University of Queensland Australia mempublikasikan temuan itu pada 2021.
Mereka mengungkapkan, orang tanpa sadar menelan tiga hingga empat miligram plastik setiap mengonsumsi 100 gram nasi.
Jumlah itu meningkat menjadi 13 miligram per porsi jika yang dimakan adalah nasi instan. Pasalnya, nasi instan mengandung empat kali lebih banyak plastik daripada nasi dari beras biasa.
Penelitian terbaru pada November 2024 juga menemukan mikroplastik dalam kantong teh celup. Kantong teh yang terbuat dari bahan plastik polipropilena yang dipanaskan dapat melepaskan sekitar 1,2 miliar mikroplastik per milimeter teh.
Sementara, kantong teh yang terbuat dari nilon-6 melepaskan 135 juta keping, dan yang terbuat dari selulosa melepaskan 8,2 juta partikel plasti berukuran nano (nanoplastik).
Baca juga: Cara Menghilangkan Mikroplastik di Air Minum, Praktis dan Mudah
Cara mengurangi mikroplastik pada makanan
Misalnya, dimulai dengan setop minum air mineral kemasan. Perlu diketahui, satu botol air mineral kemasan plastik berukuran satu liter rata-rata mengandung sekitar 240.000 potongan mikroplastik.
Para ahli juga menyarankan untuk menghindari menghangatkan atau memasak makanan dan minuman menggunakan microvawe, juga tidak menyimpan serta membekukan makanan dalam wadah plastik.
Selain itu, sebaiknya konsumsi lebih banyak makanan nabati untuk menghindari paparan plastik daripada daging hewan yang pakannya kemungkinan tercemar mikroplastik.
Lalu pastikan untuk mencuci beras sebelum dimasak karena dapat mengurangi kontaminasi plastik dari 20 hingga 40 persen.
Baca juga: Benarkah Semakin Banyak Anak Sakit akibat Mikroplastik? Ini Faktanya Menurut Ilmuwan
Dampak mikroplastik bagi kesehatan
Dikutip dari Kementerian Kesehatan, mikroplastik yang masuk ke dalam tubuh manusia dapat terendap di saluran pernapasan, saluran pencernaan, dan di organ lain, sehingga menyebabkan gangguan kesehatan.
Endapan mikroplastik dalam tubuh merupakan endapan benda asing yang tidak dapat dicerna atau diserap oleh tubuh. Nantinya, ini dapat menimbulkan iritasi.
Bila dibiarkan terlalu lama akan terjadi peradangan yang dapat memicu timbulnya tumor bahkan kanker.
Selain itu, mikroplastik juga menyebabkan efek jangka panjang terhadap kesehatan, seperti stres oksidatif, kerusakan DNA kronis, dan peradangan.
Mikroplastik yang mengontaminasi makanan dapat menempel pada paru-paru, jaringan plasenta dan janin, ASI, hingga darah.
Baca juga: Cara Sederhana Kurangi Mikroplastik pada Makanan dan Minuman
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.