KOMPAS.com - Sandera Israel dan Hamas tampak memiliki kondisi berbeda usai dibebaskan dari tahanan pada Senin (20/1/2024) pagi setelah disandera 15 bulan sejak 7 Oktober 2023.
Diberitakan AP News, Senin, Israel membebaskan 900 tahanan dari Palestina beberapa jam setelah tiga sandera asal Israel dibebaskan dari tahanan Hamas di Gaza.
Upaya pembebasan tahanan ini menjadi bagian dari perjanjian gencatan senjata antara Israel-Hamas yang berlaku mulai Minggu (19/1/2025).
Hampir 2.000 tahanan Palestina akan dibebaskan dalam fase pertama gencatan senjata yang berlangsung selama 42 hari sebagai ganti 33 sandera Israel yang ditawan Hamas.
Keluarga dan warga menyambut baik pembebasan ini. Sementara, kondisi para sandera saat dibebaskan menarik perhatian. Sebab, orang-orang yang dibebaskan Hamas pulang membawa tas hadiah dari tahanan.
Baca juga: Apa yang Terjadi di Hari-hari Awal Gencatan Senjata Israel-Hamas?
Sandera Israel yang bebas bawa hadiah
Hamas melepaskan tiga perempuan yang menjadi sandera di Gaza sejak 7 Oktober 2023. Mereka adalah Romi Gonen (24), Doron Steinbrecher (31), dan Emily Damari (28).
Emily Damari dibebaskan dengan kondisi tangan yang diperban. Dia kehilangan dua jarinya akibat tembakan Hamas selama serangan 7 Oktober lalu.
Romi Gonen dan Doron Steinbrecher tidak terlihat mengalami luka-luka. Meski begitu, mereka akan menjalani perawatan di rumah sakit selama beberapa hari untuk evaluasi dan pemulihan.
Ketiga sandera menangis bahagia dan memeluk keluarga mereka setelah bebas dari tahanan.
Diberitakan Telegraph, Senin, Hamas tampak memberikan "tas hadiah" berisi kenang-kenangan dari masa penahanan kepada ketiga sandera.
Dalam video yang dirilis Hamas, ketiga sandera difilmkan tersenyum saat mengangkat tas-tas yang dilaporkan berisi hadiah dan cenderamata itu.
Tas hadiah itu terbuat dari kertas yang memiliki logo kelompok bersenjata Hamas, Brigade Ezzedine al-Qassam.
Di dalamnya, terdapat sertifikat penahanan bertuliskan "keputusan pembebasan" yang ditandatangani, foto-foto para sandera yang ditawan, dan foto kenangan di Gaza.
Keputusan Hamas memberikan tas kenang-kenangan untuk para sandera yang akan pulang ke Israel menuai komentar beragam dari warganet di media sosial.
Sebagian orang mendukung pemberian tas hadiah ke sandera Israel itu. Namun, ada pula orang-orang yang mengecam tindakan tersebut.
Baca juga: 8 Ketentuan Pertukaran Tahanan dalam Perjanjian Gencatan Senjata Israel-Hamas
Tahanan Palestina alami kondisi mengerikan
Sebagai pertukaran ketiga sandera oleh Hamas, sebanyak 900 tahanan Palestina dibebaskan oleh Israel. Mereka semua terdiri dari anak-anak dan perempuan.
Dikutip dari CNN, Senin, tahanan Palestina yang dibebaskan mengaku mereka ditahan dalam kondisi mengerikan di sebuah penjara Israel di wilayah Tepi Barat.
"Saya meninggalkan neraka dan sekarang saya berada di surga, kami telah keluar dari neraka," kata salah satu tahanan yang bebas, Abdelaziz Atawneh Atawneh.
Dia menuturkan, pihak Israel kerap melakukan kekerasan kepada para tahanan dengan cara memukul, menembakkan gas air mata, dan berkata kasar.
Menurutnya, mereka tidak menerima makanan apapun termasuk garam dan permen. Tahanan juga tidak mendapat perawatan medis. Sementara anak-anak diperlakukan seperti orang dewasa.
Terpisah, peneliti Birzeit University, Basil Farraj yang mengikuti serah terima tahanan Palestina melihat para tahanan dalam kondisi yang buruk.
"Kami melihat para tahanan keluar dari bus dalam kondisi kesehatan yang buruk, pucat, dan tampak sangat lemah. Saya pikir itu membuktikan kondisi yang selama ini dialami warga Palestina oleh Israel," kata Farraj, dilansir dari Al Jazeera, Senin.
Dia menambahkan, para tahanan Palestina dilarang berkomunikasi dengan keluarga. Pembebasan ini menjadi momen pertama mereka bertemu lagi sejak perang dimulai.
Selain itu, pejabat Israel juga menghubungi beberapa kerabat tahanan yang tinggal di Tepi Barat dan Yerusalem Timur untuk tidak merayakan anggota keluarga yang dibebaskan begitu tiba di rumah.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.