Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenal PARQ Ubud, Kampung Rusia di Bali yang Kini Ditutup

Baca di App
Lihat Foto
Dok. Pemkab Gianyar
Suasana penutupan PARQ Ubud atau dikenal sebagai Kampung Rusia di Gianyar, Bali pada Senin (20/1/2025). Apa itu PARQ Ubud?
|
Editor: Inten Esti Pratiwi

KOMPAS.com - Pemerintah Kabupaten Gianyar resmi menutup usaha akomodasi PARQ Ubud yang sering disebut sebagai "Kampung Rusia di Bali" pada Senin (20/1/2025).

Penghentian kegiatan usaha dan penutupan PARQ Ubud dilakukan berdasarkan Keputusan Bupati Gianyar Nomor 285/E-09/HK/2025.

Asisten Administrasi Umum Sekda Kabupaten Gianyar, I Ketut Pasek Lanang Sadia menuturkan, penutupan PARQ Ubud dilakukan karena ada peraturan daerah yang dilanggar.

“Penutupan dilakukan sesuai dengan Undang-undang dan Peraturan Daerah Kabupaten Gianyar, dan telah melalui beberapa tahapan,” ujarnya, dikutip dari rilis resmi Pemerintah Kabupaten Gianyar, Senin.

PARQ Ubud dinyatakan melanggar Pasal 19 Ayat (3) Peraturan Daerah Kabupaten Gianyar No. 15 Tahun 2015 tentang Ketertiban Umum dan Ketentraman Masyarakat serta Peraturan Daerah Kabupaten Gianyar No. 2 Tahun 2022 tentang Penyelenggaraan Perizinan Berbasis Risiko.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sebelum ditutup, PARQ Ubud yang berlokasi di Jalan Sri Wedari No 24 Banjar Tegallantang Ubud, Gianyar, Bali dikenal sebagai Kampung Rusia karena dihuni banyak warga asing.

Baca juga: Mengenal Kampung Bahari, Sarang Narkoba yang Dilengkapi Drone Pengawas


Mengenal PARQ Ubud Si Kampung Rusia

PARQ Ubud mulai beroperasi sejak Mei 2020 sebagai kafe dan bar. Pada Oktober 2021, lokasi ini berkembang menjadi hotel dengan lima kamar.

Dua tahun kemudian, penginapan ini memiliki setidaknya 103 kamar dengan target mencapai 500 kamar pada masa mendatang.

Dikutip dari laman resminya, PARQ kini berdiri di lahan seluas 120.000 meter persegi pada 2024. Pengelola berniat menambah 530.000 meter persegi area perumahan dan komersial pada 2026.

Tercatat, sebanyak 300 orang menjadi penghuni permanen tempat tersebut. Para turis asing bahkan tinggal di sana selama 4 tahun. Selain itu, ada 150.000 tamu PARQ setiap tahun.

Bangunan PARQ memiliki desain modern minim corak arsitektur Bali. Pemilik PARQ Ubud menyewakan seratus kamar di sekitar hamparan sawah seluas 4,5 hektar.

Selain apartemen, PARQ dilengkapi kafe, restoran, pusat kebugaran, spa, serta coworking space bagi turis yang ingin bekerja jarak jauh (remote jobs) maupun pekerja work from anywhere (WFA) dari Bali.

Seorang warga Ubud bernama Putu Agus menuturkan, julukan Kampung Rusia memang melekat pada kawasan PARQ.

"Dulunya kawasan PARQ merupakan sawah yang kurang bagus irigasinya, sehingga tanahnya dijual oleh pemiliknya," ucap Putu, diberitakan Kompas.id (24/5/2023).

Meski dijuluki Kampung Rusia, akomodasi ini tidak eksklusif untuk warga Rusia. Hanya saja, turis asing asal Rusia memang mendominasi Bali sehingga banyak yang tinggal di PARQ.

Pada Maret 2023, Wakil Gubernur Bali Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati menduga ada kampung eksklusif WNA di Ubud, Gianyar. Perlu ada penertiban jika ada pelanggaran izin usaha di kampung eksklusif tersebut.

Kepala Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM (Kemenkumham) Bali, Anggiat Napitupulu menanggapi laporan itu dengan melakukan operasi imigrasi ke PARQ Ubud.

Hasil operasi ini tidak menemukan adanya pelanggran di PARQ Ubud. Kawasan ini pun masih boleh beroperasi seperti biasa.

Baca juga: Mengenal Kampung Bayam dan Konfliknya yang Tak Kunjung Usai

Melanggar peraturan Gianyar

Pemeriksaan terhadap PARQ Ubud tidak hanya dilakukan sekali. Tim Pengawasan Orang Asing (Timpora) bahkan mendatangi akomodasi tersebut sebanyak tiga kali.

Timpora memeriksa paspor dan izin tinggal WNA di PARQ Ubud. Hasilnya, petugas tidak menemukan paspor atau izin tinggal yang melanggar.

Diberitakan Tribunnews, Selasa (21/1/2025), sidak pada April 2023 oleh Kantor Imigrasi Kelas 1 Denpasar memastikan tempat itu dihuni banyak orang Rusia. Namun, tidak ada pelanggaran keimigrasian oleh para turis.

Sekitar 50 persen penghuni kamar kala itu diketahui sebagai warga negara Rusia. Sementara sisanya berasal dari negara lain seperti Kazakhstan, Jerman, dan Indonesia.

General Manager PARQ Ubud, I Made Dwi Surya Permadi membantah anggapan propertinya hanya melayani tamu Rusia. Dia mengeklaim PARQ Ubud terbuka untuk semua pengunjung.

Meski begitu, data pengunjung menunjukkan PARQ Ubud dihuni antara 50-60 persen tamu Rusia dan sisanya non-Rusia.

Meski penghuni PARQ Ubud tidak terbukti melakukan pelanggaran, penginapan itu pernah disanksi penutupan sementara oleh pemerintah Gianyar.

Pada November 2024, Pemerintah Kabupaten Gianyar menutup sementara PARQ Ubud karena properti tersebut beroperasi tanpa memenuhi syarat izin Persetujuan Bangunan Gedung (PBG) dan Sertifikat Laik Fungsi (SLF).

Pihak pengelola dinyatakan belum dapat menunjukkan dokumen perizinan yang diperlukan meskipun beberapa kali diberi peringatan dan undangan rapat.

Selain itu, bangunan PARQ Ubud diketahui berdiri di Lahan Sawah yang Dilindungi (LSD) dan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan (LP2B). Hal ini melanggar peraturan tata ruang.

Pengelola PARQ Ubud pun menandatangani surat pernyataan untuk menghentikan kegiatan operasional hingga seluruh izin dapat dipenuhi.

Meski begitu, PARQ Ubud resmi ditutup pada 20 Januari 2025. Properti itu dinyatakan melanggar kewajiban menggunakan bangunan sesuai izin yang ditetapkan, serta tidak memenuhi izin usaha berbasis risiko.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua
Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi