KOMPAS.com - Penelitian terbaru menemukan bahwa konsumsi teh dapat memberikan efek perlindungan dari kematian di antara pasien dengan penyakit ginjal kronis (CKD).
Dalam penelitian yang diterbitkan pada 13 Januari 2025 di Renal Failure, Jin Li dan rekan-rekannya di Guangzhou University of Chinese Medicine telah meneliti dampak jangka panjang konsumsi teh.
Mereka meneliti 17.575 pasien dengan CKD dari Survei Pemeriksaan Kesehatan dan Gizi Nasional untuk 1999 hingga 2018.
Hasilnya, mereka menemukan adanya 5.835 kematian selama masa tindak lanjut, termasuk 1.823 kematian terkait kardiovaskular.
Baca juga: Minum Teh Rutin Bisa Tunda Penuaan Biologis, Berapa Cangkir Per Hari?
Berapa cangkir teh yang disarankan?
Penelitian menunjukkan, dibandingkan dengan pasien yang tidak pernah minum teh, mengonsumsi hingga empat cangkir teh per hari dikaitkan dengan kematian dari semua penyebab yang lebih rendah di antara pasien dengan CKD stadium 1 hingga 2.
Selain itu, peneliti juga melihat adanya efek dosis-respons yang diamati, dengan risiko untuk semua penyebab kematian yang bisa dimitigasi dengan mengonsumsi 3-5 cangkir teh per hari, terutama pada tahap awal CKD.
Pada CKD tahap 1 hingga 2, asupan satu cangkir teh teroksidasi lebih tinggi per hari dikaitkan dengan risiko 10 persen lebih rendah untuk semua penyebab kematian.
Selain itu, mengganti satu cangkir teh hijau dengan satu cangkir teh teroksidasi, dikaitkan dengan risiko yang secara signifikan lebih rendah untuk semua penyebab, termasuk kematian akibat penyakit kardiovaskular pada mereka yang memiliki CKD tahap 1 hingga 2.
“Kami menyarankan agar pasien CKD membatasi asupan teh harian mereka tidak lebih dari empat cangkir, dan memilih jenis dan rasa yang sesuai, seperti teh yang teroksidasi dan teh bebas gula,” tulis para penulis.
Sebagai catatan, teh teroksidasi adalah teh yang daunnya mengalami proses oksidasi, bereaksi dengan oksigen dari udara. Proses khusus ini membuat daun teh berubah warna menjadi coklat atau hitam.
Salah satu contoh teh teroksidasi adalah jenis teh hitam.
Baca juga: Menurut Penelitian, Peminum Teh Memiliki Peluang Hidup Lebih Lama
Rutin minum teh bisa memperpanjang umur
Menurut penelitian yang diterbitkan dalam Annals of Internal Medicine, minum dua cangkir teh atau lebih per hari dikaitkan dengan risiko kematian yang lebih rendah, dibandingkan dengan mereka yang tidak minum teh sama sekali.
Manfaat ini diperoleh dari senyawa-senyawa bermanfaat dalam teh, seperti antioksidan, yang meningkatkan kesehatan secara keseluruhan.
Penelitian sebelumnya di China dan Jepang menunjukkan, minum teh hijau secara teratur dikaitkan dengan kesehatan yang lebih baik dan risiko kematian yang lebih rendah.
Dikutip dari British Heart Foundation (7/9/2025), penelitian tersebut menggunakan data dari UK Biobank, yang mencakup tanggapan dari setengah juta pria dan wanita yang berusia 40 hingga 69 tahun.
Mereka melaporkan jumlah rata-rata cangkir teh yang mereka minum dalam sehari, apakah itu teh hitam atau teh hijau, dan apakah mereka menambahkan susu dan gula.
Tak hanya itu, peneliti juga menggunakan tes genetik untuk memprediksi kemampuan para partisipan dalam memproses (memetabolisme) kafein.
Baca juga: Bagaimana Cara Menghindari Cemaran Mikroplastik dari Teh Celup?
Dari para peminum teh reguler yang termasuk dalam penelitian, sekitar 90 persen meminum teh hitam. Adapun, peserta dalam penelitian ini ditindaklanjuti selama rata-rata 11 tahun.
Dibandingkan dengan bukan peminum teh, orang yang melaporkan minum dua atau lebih cangkir teh sehari memiliki risiko kematian dari semua kemungkinan penyebab 9-13 persen lebih rendah.
Ketika para peneliti melihat penyebab kematian secara spesifik, minum teh dikaitkan dengan risiko kematian yang lebih rendah akibat stroke, penyakit jantung koroner, dan penyakit kardiovaskular secara umum.
Namun studi ini menunjukkan, risiko kematian tidak menjadi lebih rendah dengan setiap tambahan secangkir teh sehari. Risiko kematian kurang lebih sama bagi mereka yang minum 2 hingga 10 cangkir atau lebih dalam sehari.
Para peneliti juga menemukan hubungan antara minum teh dengan risiko kematian yang lebih rendah tetap ada, bahkan ketika seseorang menambahkan susu atau gula ke dalam teh, atau ketika mereka memiliki kemampuan genetik yang lebih lambat untuk memproses kafein.
Meskipun penelitian menunjukkan minum teh manis tetap dikaitkan dengan risiko kematian yang lebih rendah, tapi ada baiknya untuk tetap membatasi jumlah gula yang dikonsumsi.
Pasalnya, terlalu banyak mengonsumsi gula dapat menyebabkan kelebihan berat badan, yang dikaitkan dengan peningkatan risiko penyakit jantung koroner, stroke, dan diabetes tipe 2.
Baca juga: Studi: Minum Teh atau Kopi Rutin Dapat Menurunkan Risiko Kanker Mulut dan Tenggorokan
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.