Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Berkaca dari Kasus eFishery, Bagaimana Cara Mengetahui Laporan Keuangan Akurat?

Baca di App
Lihat Foto
PIXABAY/MOHAMED HASSAN
Ilustrasi fraud, kejahatan keuangan, penipuan keuangan. Cara Mengetahui Laporan Keuangan Akurat
|
Editor: Irawan Sapto Adhi

KOMPAS.com - Kasus eFishery bisa menjadi pengingat bagi investor, konsumen, dan pihak-pihak lainnya untuk lebih jeli dalam mengetahui laporan keuangan sebuah perusahaan.

Diberitakan Kompas.com, Kamis (23/1/2025), perusahaan startup itu diduga melakukan fraud atau kecurangan. Fraud adalah tindakan individu atau kelompok kecil yang tidak mencerminkan nilai dan etika menyeluruh karyawan. 2

Penyelidikan awal memperkirakan manajemen eFishery menggelembungkan pendapatan hampir 600 juta dollar AS atau sekitar Rp 9,74 triliun dalam 9 bulan terakhir hingga September 2024.

Perusahaan itu melaporkan keuntungan 16 juta dollar AS (sekitar Rp 259,9 miliar). Namun, penyelidikan menemukan hal yang berkebalikan.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mereka menemukan bahwa eFishery mengalami kerugian 35,4 juta dollar AS atau sekitar Rp 575 miliar.

Akibatnya, eFishery terancam melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) terhadap 1.800 pegawainya.

Lantas, bagaimana cara mengetahui apakah laporan keuangan perusahaan sudah akurat?

Baca juga: Profil Gibran Huzaifah, Founder eFishery yang Diduga Rekayasa Laporan Pendapatan Perusahaan

Cara mengetahui laporan keuangan perusahaan

Direktur Ekonomi Digital Center of Economic and Law Studies (Celios), Nailul Huda, berpendapat kasus fraud eFishery dikhawatirkan akan menurunkan kepercayaan investor kepada startup di Indonesia.

Sbagaimana dikutip dalam Kompas.com, Minggu (26/1/2025), dia mengatakan, selama ini investor cenderung lepas tangan setelah memberikan dana.

Padahal, investor adalah salah satu pihak yang sebenarnya bisa mengetahui keuangan sebuah perusahaan.

Associate Professor in Sustainable Investment Sekolah Bisnis dan Manajemen Institut Teknologi Bandung (SBM ITB), Yunieta Anny Nainggolan, mengatakan investor bisa memverifikasi laporan keuangan melalui audit oleh tim auditor eksternal independen berreputasi baik.

"Laporan keuangan perlu diverifikasi keabsahannya dengan dokumen pendukung seperti laporan bank, faktur, atau catatan pajak," jelasnya saat diminta pandangan Kompas.com pada  Jumat (25/1/2025) malam.

Yunieta menambahkan, laporan keuangan juga wajib disusun sesuai dengan standar akuntansi seperti PSAK atau IFRS.

Dia mencontohkan, transaksi dengan nilai besar atau tidak normal harus divalidasi dengan dokumen pendukung.

Selain itu, laporan keuangan juga dapat dikonfirmasi ke pihak terkait, seperti bank atau vendor untuk memastikan transaksi yang tercatat benar.

Baca juga: Kasus eFishery Bisa Turunkan Minat Investor untuk Danai Startup Indonesia

Aspek yang perlu diperhatikan saat mengecek laporan keuangan

Yunieta menerangkan, investor dan pihak lainnya perlu memperhatikan sejumlah aspek untuk menilai apakah sebuah perusahaan itu berkembang dengan baik atau tidak.

"Pertama, kinerja keuangan yang dapat dicerminkan melalui Rasio likuiditas (misalnya current ratio) atau rasio kemampuan perusahaan membayar hutang jangka pendek, Rasio Profitabilitas (ROA, ROE, margin laba bersih) dan Rasio Solvabilitas (debt-to-equity ratio)," terang dia.

Aspek kedua adalah terkait manajemen arus kas. Penilaian ini bertujuan untuk mengevaluasi apakah arus kas operasional cukup untuk mendukung aktivitas perusahaan tanpa bergantung pada utang atau tidak.

Ketiga, investor juga perlu memastikan perusahaan memiliki kebijakan tata kelola yang baik (good corporate governance), seperti independensi dan kompetensi dewan direksi.

"Dan yang paling penting perusahaan memiliki pendapatan yang stabil atau meningkat dari waktu ke waktu serta memiliki produk atau layanan inovatif sehingga tidak terlalu bergantung pada satu sumber pendapatan," jelasnya.

Baca juga: eFishery Terlibat Skandal Keuangan Rp 9,74 Triliun: Apa yang Terjadi?

Waktu ideal cek laporan keuangan perusahaan

Pengecekan laporan keuangan sebuah perusahaan dapat dilakukan setiap bulan dan tiga bulan sekali.

Yunieta mengatakan, pengecekan laporan keuangan secara berkala dapat membantu menghindari fraud.

"Laporan keuangan internal sebaiknya dicek setiap bulan atau triwulan," kata dia.

Selain pengecekan, Yunieta berkata, audit eksternal juga wajib dilakukan paling tidak setahun sekali atau lebih sering jika perusahaan berpotensi tinggi mengalami fraud.

Pengecekan lainnya dapat dilakukan segera jika ada indikasi ketidakwajaran, seperti selisih signifikan dalam data pendapatan dan biaya.

Baca juga: 1.800 Pegawai eFishery Terancam di-PHK karena Dugaan Mark-up Laba Rp 9,74 T

Ciri-ciri laporan keuangan bermasalah

Saat melakukan pengecekan laporan keuangan, pastikan transaksi yang tercatat masih wajar. Artinya, tidak ada lonjakan pendapatan atau laba yang terjadi secara tiba-tiba tanpa alasan yang jelas.

Selain itu, kesalahan atau inkonsistensi dengan catatan pendukung dalam laporan keuangan juga menandakan adanya isu dalam laporan keuangan.

Peningkatan piutang atau persediaan yang tajam tanpa peningkatan pendapatan yang sebanding juga perlu diwaspadai.

"Ciri yang lain adalah tidak ada opini audit atau auditor memberikan opini disclaimer/adverse. Perusahaan yang sering terlambat menerbitkan laporan keuangan, menunjukkan juga kemungkinan manipulasi data pada laporan keuangan," kata Yunieta.

Sementara itu, Associate Professor SBM ITB Dina Dellyana mengatakan, kas operasional yang tidak sejalan dengan laba yang dilaporkan juga bisa mengindikasi adanya fraud.

"Atau tiba-tiba ada perubahan kebijakan akuntansi yang signifikan tanpa alasan yang jelas," kata dia, saat dihubungi Kompas.com, Jumat.

Untuk menghindari hal ini terjadi, Dina menyarankan supaya investor membuat sistem pengendalian internal yang kuat.

Dia mencontohkan, audit secara rutin dan menindaklanjuti temuan audit dengan serius. Pemisahan tugas dan wewenang dalam proses pelaporan keuangan juga diperlukan agar tidak tercampur aduk.

"CEO juga harus memastikan transparansi dan akuntabilitas dalam pelaporan keuangan. Ini juga penting, yaitu perlu ada penekanan pada etika bisnis dan anti-fraud kepada karyawan dengan reward dan punishment yang jelas," tandasnya.

Dina menyebut, kasus efishery menunjukkan pentingnya kehadiran sistem pelaporan pelanggaran (whistleblowing system) dalam perusahaan untuk mencegah fraud.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua
Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi