Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Minum Obat Tertentu Disebut Sebabkan Hasil Tes Napza "Positif Palsu", Apa yang Harus Dilakukan?

Baca di App
Lihat Foto
iStockphoto/courtneyk
Ilustrasi tes narkoba.
|
Editor: Ahmad Naufal Dzulfaroh

KOMPAS.com - Konsumsi obat tertentu disebut dapat menyebabkan hasil positif palsu ketika tes narkotika, psikotropika, dan bahan adiktif lainnya (napza) dalam proses medical check up (MCU).

Hal tersebut diungkapkan oleh seorang warganet dalam akun X @work**** pada Sabtu (25/1/2025).

Dia pun bertanya mengenai langkah yang bisa dilakukan agar hasil tes napza tidak positif palsu, karena sedang rutin minum obat antidepresan.

"Aku masih harus rutin minum antidepresan dan obat itu nanti bisa menyebabkan positif palsu untuk tes napza. Gimana ya caranya agar hasilnya tidak positif palsu?" tanyanya lewat akun media sosial X atau Twitter, @wor***ess, Sabtu (25/1/2025).

Lantas, apa yang perlu dilakukan agar hasil tes napza tidak positif palsu karena efek konsumsi obat?

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Baca juga: Kecubung Picu Halusinasi, Kenapa Tidak Masuk Golongan Narkotika?


Tes napza positif akibat obat

Guru Besar Fakultas Farmasi Universitas Gadjah Mada (UGM) Zullies Ekawati menjelaskan, tes napza dilakukan dengan mendeteksi senyawa narkoba yang ada pada urine.

Beberapa senyawa yang biasanya diperiksa, yaitu THC (ganja), MET (Methaphetamine), AMP (amphetamine), MOP (morphine), BZO (benzodiazepin), COC (cocain), dan DOMA (carisoprodol).

"Pengukuran senyawa-senyawa tersebut dalam sampel urine dapat dilakukan dengan beberapa metoda analisis," kata Zullies saat dihubungi Kompas.com, Senin (27/1/2025).

Metode analisis urine yang paling sering, cepat, dan mudah digunakan adalah teknik imunokromatografi.

Pemeriksaan dilakukan menggunakan urine di atas strip uji imunokromatografi. Senyawa dari urine akan menimbulkan warna yang berbeda, sehingga mudah diidentifikasi.

Baca juga: Polisi Jangan Lagi Manfaatkan Tes Narkoba untuk Peras Warga

Meski begitu, Zullies menyatakan, tes itu cukup sensitif untuk zat tertentu. Hasilnya pun rentan mengeluarkan "positif palsu" akibat terjadi reaksi silang dengan zat lain yang memiliki struktur kimia mirip dengan napza.

"Hasil positif palsu ini dapat terjadi karena reaksi silang kimia antara obat-obatan tersebut dengan antibodi yang digunakan dalam tes immunoassay untuk mendeteksi narkoba," tegasnya.

Jika hasil tes urine positif dalam skrining awal, biasanya disarankan melakukan tes konfirmasi menggunakan metode seperti Gas chromatography-Mass Spectrometry (GC-MS ) atau Liquid Chromatography-Mass Spectrometry (LC-MS).

Tes konfirmasi ini dapat membedakan antara obat yang sebenarnya dan substansi lain yang mungkin memiliki struktur kimia serupa napza.

Karena itu, metode ini dapat mengidentifikasi dan menghitung kadar zat narkoba dalam sampel urine. Namun, biayanya lebih mahal, waktu lebih lama, dan butuh peralatan khusus.

"Proses ini penting untuk memastikan hasil positif awal memang benar dan bukan karena interferensi dari substansi lain atau kondisi tertentu yang menimbulkan hasil positif palsu," imbuh Zullies.

Baca juga: Mengenal Magic Mushroom, Jamur Penyebab Halusinasi yang Masuk dalam Narkotika Golongan I

Jenis obat penyebab tes napza "positif palsu"

Zullies menjelaskan, beberapa obat yang legal dan umum memiliki struktur kimia maupun kemampuan berinteraksi dengan antibodi yang mirip zat terlarang.

Berikut beberapa contoh obat yang diketahui bisa mengakibatkan hasil positif palsu dalam tes napza dengan situasi tertentu:

  • Obat flu 
    • Nalgestan dan Actifed yang mengandung pelegah hidung tersumbat fenilpropanolamin dan pseudoefedrin, obat antialergi klorfeniramin maleat dan triprolidin, serta obat batuk dekstrometorfan
  • Obat penghilang rasa sakit dan anti-inflamasi:
    • Ibuprofen menunjukkan hasil positif palsu untuk mariyuana/ganja (THC)
    • Naproxen (Aleve) menunjukkan hasil positif palsu untuk THC
  • Obat batuk dan pilek:
    • Dextromethorphan dalam obat batuk bebas yang bisa menunjukkan hasil positif palsu untuk opiat atau phencyclidine (PCP)
    • Pseudoephedrine ditemukan dalam dekongestan menunjukkan hasil positif palsu untuk amfetamin
  • Antidepresan
    • Sertraline atau Zoloft bisa menunjukkan hasil positif palsu untuk benzodiazepin atau LSD
    • Bupropion atau Wellbutrin bisa menunjukkan hasil positif palsu untuk amfetamin
  • Obat antipsikotik
    • Quetiapine atau Seroquel dapat menunjukkan hasil positif palsu untuk methadone atau trisiklik antidepresan
  • Obat-obatan lainnya
    • Ranitidine atau Zantac adalah obat pengurang asam lambung yang bisa menunjukkan hasil positif palsu untuk methamfetamin atau amfetamin.
    • Trazodone biasa digunakan sebagai obat tidur atau antidepresan, sertaa menghasilkan positif palsu untuk amfetamin atau methamfetamin
  • Antihistamin
    • Diphenhydramine atau Benadryl dapat kadang-kadang menunjukkan hasil positif palsu untuk methadone, opioid, atau PCP
    • Antikonvulsan
    • Phenytoin atau Dilantin dan carbamazepine dapat menunjukkan hasil positif palsu untuk barbiturat atau opioid.

"Penting untuk mengetahui kemungkinan hasil positif palsu ini tergantung pada spesifisitas dan sensitivitas kit immunoassay yang digunakan, serta kondisi tertentu lainnya selama pengujian," imbuh Zullies.

Baca juga: Jenis Narkotika Harus Diketahui, Bahaya Kecanduan hingga Kematian

Apa yang harus dilakukan sebelum tes napza?

Untuk mencegah hasil tes napza positif palsu, Zullies menyarankan pasien harus berhenti mengonsumsi obat selama beberapa waktu sebelum menjalani tes.

Namun, pasien perlu memperhatikan efek dari tindakan ini. Sebab, ada beberapa obat yang bisa berhenti dikonsumsi, ada pula yang harus rutin diminum.

"Namun jika tes dilakukan secara mendadak, maka informasikan obat-obat apa saja yang sedang dikonsumsi untuk mengantisipasi jika terjadi positif palsu," tambahnya.

Zullies menambahkan, pejabat berwenang akan mempertimbangkan hasil tes napza yang positif palsu. Karena itu, pasien perlu menyampaikan obat yang sedang diminumnya.

Jika diperlukan, tes napza dapat diulang setelah jeda beberapa hari, agar obat-obat lain yang dikonsumsi sebelumnya tereliminasi dari tubuh.

Ia menegaskan, obat yang bisa membuat hasil tes napza positif tidak bisa dikatakan mengandung narkotika, psikotropika, dan bahan adiktif lainnya.

Obat-obat itu pun tidak berbahaya jika dikonsumsi sesuai tujuannya, seperti obat flu yang bisa dibeli bebas dan tidak bersifat adiktif.

"Jadi tidak perlu khawatir. Gunakan obat secara legal dan tepat sesuai petunjuk dokter atau informasi dalam kemasan obat," tandas Zullies.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua
Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi