Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Apa Itu "Rip Current" Penyebab 3 Siswa SMPN 7 Mojokerto Tewas di Pantai Drini?

Baca di App
Lihat Foto
Dok Satlinmas Rescue Istimewa Wilayah Operasi II Pantai Baron
Operasi evakuasi nelayan yang kapalnya karam di Pantai Drini, Gunungkidul. Rabu (22/5/2024)
|
Editor: Yefta Christopherus Asia Sanjaya

KOMPAS.com - Kegiatan outing class SMPN 7 Mojokerto di Pantai Drini, Gunungkidul, DIY, Selasa (28/1/2025), berubah menjadi duka setelah tiga pelajar tewas akibat terseret ombak.

Kecelakaan di Pantai Drini bermula ketika rombongan siswa dan guru SMPN 7 Mojokerto tiba di lokasi kejadian sekitar pukul 06.00 WIB.

Setelah tiba di lokasi, siswa langsung bergegas ke pantai untuk berenang. Tidak lama kemudian, beberapa orang dilaporkan terseret ombak.

Selain menewaskan tiga orang, satu siswa lainnya atas nama Rifky Yudha Pratama (13) masih dalam pencarian.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Baca juga: Kasus Terseret Ombak di Pantai Drini dan Jember, BMKG Beri Peringatan Gelombang Tinggi

Sekretaris Satlinmas Rescue Istimewa Wilayah Operasi II Pantai Baron Surisdiyanto mengatakan, korban Pantai Drini tewas karena terseret rip current.

“Jadi, mereka itu terseret ombak di jalur kapal atau rip current, yang tiga ditemukan berada di kedalaman 10 sampai 15 meter,” ujar Surisdiyanto, dilansir dari Kompas.com, Selasa (28/1/2025).

Lalu, apa itu rip current yang mengakibatkan korban Pantai Drini tewas?

Baca juga: 3 Siswa SMPN 7 Mojokerto Tewas Usai Terseret Ombak Pantai Drini, Bagaimana Kejadiannya?


Apa itu rip current?

Rip current yang mengakibatkan tiga siswa SMPN 7 Mojokerto terseret ombak adalah arus kuat dari air laut yang bergerak menjauh dari pantai.

Dilansir dari laman Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), kekuatan rip current diklaim sanggup menyapu perenang terkuat ke laut.

Kekuatan rip current begitu besar karena fenomena ini disebabkan oleh pertemuan ombak yang sejajar dengan garis pantai.

Kondisi tersebut mengakibatkan terjadinya arus balik dengan kecepatan yang tinggi.

Kecepatan rip current sebenarnya bervariasi tergantung kondisi gelombang, pasang surut, dan bentuk pantai.

Namun, tidak menutup kemungkinan kecepatan rip current melebihi 2 meter per detik.

Jika hal ini benar-benar terjadi, kemunculan fenomena tersebut bisa membahayakan pengunjung pantai.

Baca juga: Viral, Video 3 Wisatawan Asal Klaten Terseret Ombak di Pantai Parangtritis, SAR Pastikan Korban Selamat

Tanda-tanda kemunculan rip current

Pengunjung pantai bisa mengidentifikasi wilayah yang rawan terjadi rip current berdasarkan sejumlah kondisi lingkungan dan tanda alam.

Terkait dengan kondisi lingkungan, rip current rawan terjadi di permukaan pantai yang berbentuk teluk-teluk kecil.

Lokasi lain yang berpotensi tinggi terjadi rip current adalah pantai berbentuk busur, seperti bulan sabit.

Sementara itu, terkait tanda alam yang bisa menimbulkan rip current, arus kuat ini dapat muncul selama ada angin topan yang membangkitkan gelombang.

Baca juga: Video Viral Wisatawan Diterjang Ombak di Nusa Penida, Ini Kata Polisi

Namun, tidak ada waktu pasti kapan rip current muncul karena fenomena ini dapat terjadi sewaktu-waktu.

Tanda alam lain yang mengisyaratkan rip current akan datang adalah permukaan laut yang cenderung lebih tenang daripada gelombang di sekitarnya yang menuju pantai.

Ciri-ciri lainnya adalah warna air laut cenderung lebih keruh daripada area di sekitarnya.

Pengunjung pantai juga bisa mengamati kemunculan buih ombak yang hendak menerjang.

Jika ada celah di antara buih-buih gelombang, artinya di area ini sedang terjadi rip current.

Saat seseorang terjebak rip current, ia akan sulit untuk melepaskan diri dan terjebak lalu  terseret ombak hingga ke tengah laut.

Baca juga: Viral, Video Ombak Rata atau Palungan Disebut Berbahaya, Ini Kata Pakar

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua
Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi