KOMPAS.com - Gunung Toba Purba adalah gunung api yang terletak di Sumatera Utara, Indonesia.
Gunung itu pernah meletus hebat pada 74.000 tahun lalu sehingga menyisakan kaldera besar, yaitu kawah vulkanik yang terbentuk karena proses erupsi yang sangat besar.
Salah satu saksi kedahsyatan letusan Gunung Toba Purba adalah Danau Toba. Kawasan itu terbentuk dari tiga letusan besar Gunung Toba.
Belakangan, peristiwa bersejarah itu kembali menjadi diskusi warganet di media sosial X pada Minggu (26/1/2025).
Letusan Gunung Toba Purba disebut menunjukkan bahwa Bumi berotasi dari barat ke timur.
Rotasi bumi adalah pergerakan bumi mengelilingi porosnya.
"Letusan Gunung Toba Purba ada buktinya berupa tephra. Tapi tahukah anda jika letusan Gunung Toba Purba adalah bukti jika bumi berputar pada porosnya dari barat ke timur? Apakah anda tau mengapa? Coba cari jawabannya jangan bisanya nyinyir aja," tulis akun @har*******.
Lantas, benarkah letusan Gunung Toba Purba membuktikan Bumi berputar pada porosnya dari arah barat ke timur?
Baca juga: Peneliti Ungkap Cara Manusia Purba Bertahan Usai Letusan Gunung Toba
Penjelasan BRIN soal rotasi Bumi
Profesor Riset Astronomi dan Astrofisika BRIN Thomas Djamaluddin mengatakan, arah rotasi Bumi dari barat ke timur sebenarnya bisa dibuktikan dengan terbitnya Matahari, Bulan, dan bintang-bintang.
"Benda-benda langit tersebut tampak terbit dari timur," kata dia, saat dihubungi Kompas.com, Selasa (28/1/2025).
Diberitakan Kompas.com (2024), rotasi Bumi dari barat ke timur ini mengakibatkan daerah di sisi timur Bumi mendapat sinar Matahari lebih dulu dibandingkan wilayah Bumi di bagian barat.
Terkait dengan letusan Gunung Toba Purba, Thomas menyampaikan, debu dan material letusan tersebut memang paling banyak mengarah ke wilayah di sisi barat gunung tersebut, yaitu di sekitar India.
Tapi dia menampik bahwa hal itu dipengaruhi oleh faktor arah rotasi Bumi.
"Sebaran debu letusan gunung dipengaruhi juga oleh pola angin," tandasnya.
Baca juga: Studi: Gunung Toba Masih Aktif, Bisa Meletus Lagi Kapan Saja
Faktor penyebab sebaran abu Gunung Toba Purba ke barat
Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Dr Priatin Hadi Wijaya juga berpendapat, letusan Gunung Toba Purba tidak serta merta menjadi bukti bahwa Bumi berotasi dari arah barat ke timur.
Data PVMBG menunjukkan, letusan Gunung Purba Toba sekitar 74.000 tahun yang lalu itu menyebarkan endapan ignimbrit yang sangat tebal, mencapai lebih dari 100 meter di beberapa lokasi di sekitar Kaldera Toba di Sumatera Utara.
Lapisan deposit abu yang semakin menipis dari letusan tersebut juga ditemukan hingga 3.000–4.000 kilometer (km) dari Toba ke arah barat, meliputi wilayah Semenanjung India, Samudra Hindia, dan bahkan Afrika Timur.
Peta isopach yang dipublikasikan oleh Chesner dan rekan-rekannya menunjukkan, variasi ketebalan endapan abu menurun secara drastis dengan bertambahnya jarak.
Misalnya, di wilayah India bagian selatan, abu letusan Toba umumnya hanya beberapa sentimeter. Sementara untuk area yang lebih dekat ke sumber tentunya lebih tebal dan mencapai puluhan meter.
Baca juga: Pencairan Es Antarktika Bisa Aktifkan Gunung Berapi Tersembunyi, Kok Bisa?
Hadi menjelaskan, rotasi Bumi dari barat ke timur berkontribusi pada pembentukan pola angin atmosfer, seperti angin pasat timuran di daerah tropis dan angin baratan di lintang menengah.
Hal ini membantu distribusi abu lebih dominan ke arah barat dan barat laut dari sumber letusan.
Namun, pola penyebaran abu juga dipengaruhi oleh faktor lain seperti ketinggian kolom letusan, kondisi atmosfer saat itu, dan pola angin lokal.
"Jadi, meskipun sebaran abu dapat dikaitkan dengan rotasi Bumi, faktor utama yang menentukan penyebaran abu adalah kondisi atmosfer dan pola angin pada saat letusan terjadi," terang dia, saat dihubungi Kompas.com, Rabu (29/1/2025).
Hadi mengatakan, abu vulkanik akan terbawa oleh pola sirkulasi angin global, terutama angin pasat dan jet stream yang menyebabkan penyebarannya ke arah barat (India) dan wilayah sekitarnya.
Selain itu, dia juga berpendapat, Indonesia merupakan negara yang berada di khatulistiwa, tempat berbagai sistem angin bertemu dan menyebarkan material vulkanik dalam pola tertentu.
Letusan Gunung Toba Purba yang terjadi pada 74.000 tahun yang lalu memuntahkan sekitar 2.800 km kubik material vulkanik.
Baca juga: Gunung Api Bawah Laut Berukuran Besar Ditemukan di Samudra Arktik, Apa Dampaknya?
Tinggi kolom erupsi Gunung Toba Purba saat itu diperkirakan mencapai puluhan kilometer dan memasuki lapisan stratosfer.
Pada ketinggian ini, angin kencang berarah ke barat laut sehingga menyebarkan abu ke area yang sangat luas ke arah tersebut.
"Pola sirkulasi angin monsun di kawasan Samudra Hindia juga bisa memperkuat distribusi abu ke arah barat laut," kata dia.
Di India, endapan abu terutama berasal dari material halus yang terdispersi oleh arah angin.
Selain itu, penyebaran endapan abu yang ini juga menjadi penanda stratigrafi yang digunakan para ahli vulkanologi untuk mengorelasikan sedimen Pleistosen akhir dan untuk mempelajari dampak super erupsi ini terhadap iklim serta ekologi.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.