KOMPAS.com - Satu keluarga di Kampung Citengul, Desa Mekarsari, Kecamatan Selaawi, Kabupaten Garut, Jawa Barat mengalami keracunan setelah mengonsumsi jamur liar pada Kamis (30/1/2025).
Beruntung tidak ada korban jiwa dalam peristiwa yang melibatkan tujuh anggota keluarga tersebut.
Keluarga yang sempat mengalami muntah dan mual itu langsung mendapatkan perawatan di rumah sakit.
Apa yang terjadi di Garut tersebut tentu membuat kita perlu berhati-hati dalam mengonsumsi jamur liar.
Baca juga: Mengenal Magic Mushroom, Jamur Penyebab Halusinasi yang Masuk dalam Narkotika Golongan I
Edukasi tentang jamur liar belum tersampaikan kepada masyarakat
Menanggapi kasus tersebut, Ketua Perkumpulan Dokter Pengembang Obat Tradisional dan Jamu Indonesia (PDPOTJI), Dr. (Cand.) dr. Inggrid Tania, M.Si memberikan tips bagaimana mendeteksi jamur yang baik untuk dikonsumsi.
Ia menyebut bahwa, edukasi terkait jamur edible (bisa dikonsumsi) dan non edible (jamur beracun) terhadap masyarakat masih belum sepenuhnya tersampaikan.
Utamanya terkait dengan kebiasaan masyarakat yang seringkali mencoba jamur liar yang ditemukan baik di pohon, hutan maupun di area lannya. Sebab mengidentifikasi jamur yang edible dan non edible tidaklah mudah.
"Kalau di luar negeri jelas masyarakat diedukasi melalui pamflet," kata Inggrid
Cara membedakan jenis jamur edible dan non edible
Inggrid mengatakan, mengidentifikasi jamur edible dan non edible cukup sulit. Pasalnya, dari semua jenis jamur banyak yang karakteristiknya mirip.
"Bahkan yang ahli jamur saja terkadang kesulitan dan harus mengobservasi lebih detail lagi melihat spora, batang, dan bagian-bagian jamur lainnya," katanya kepada Kompas.com, Sabtu (1/2/2025).
Baca juga: Jamur Liar Dimasak Sayur, Warga di Subang Keracunan Massal Alami Mual hingga Mata Rabun
Salah satu cara untuk mendeteksi apakah jamur liar bisa dikonsumsi atau tidak menurut Inggrid adalah dilihat dari adanya serangga yang berani mendekati jamur tersebut.
Jika ada serangga mendekat maka bisa dipastikan jamur liar tersebut aman dikonsumsi.
"Bahkan ada juga jamur yang tidak boleh dipegang. Jadi memang harus ekstra hati-hati kalau kita tidak tahu betul itu jamur apa," imbuhnya.
Tips memilih dan mengonsumsi jamur
Sederhanya, lanjut Inggrid, masyarakat yang ingin mengonsumsi jamur dan terhindar dari keracunan maka memilih jamur yang sudah dinyatakan aman oleh ahli jamur.
Biasanya jamur yang dijual di pasar-pasar maupun supermarket aman untuk dikonsumsi dan jamur yang sudah dibudidayakan.
"Yang penting bukan toxic mushroom atau poisonous mushroom," ujarnya.
Baca juga: Kenali 15 Jenis Jamur yang Bisa Dikonsumsi dan Manfaatnya bagi Kesehatan
Cara mengolah jamur pun tidak akan berpengaruh pada kadar racun yang terkandung di dalam jamur.
Meskipun dimasak dengan benar bahkan sampai mendidih tidak akan menghilangkan kadar racunnya.
Satu-satunya cara agar terhidar dari keracunan jamur adalah memilih jamur yang edible dengan benar.
"Yang penting adalah memilih jamurnya yang benar. mau ditumis bisa, digoreng, rebus, jadi segala macem pengolahan masak bisa digunakan asalkan jamur yang edible," jelas Inggrid.
Skenario terburuk keracunan jamur
Jamur beracun akan menimbulkan masalah pada pencernaan mual, muntah, hingga diare. Bahkan terkadang jamur beracun tertentu bisa membuat diare disertai darah.
Kemudian, jamur yang sangat beracun seperti death angle malah bisa menimbulkan keluhan mual dan diare parah hingga menyebabkan kematian.
"Bisa saja kerusakan pada ginjal dan liver dalam waktu beberapa hari sampai beberapa minggu," pungkasnya.
Baca juga: Sederet Efek Samping Jamur Enoki, Simak Cara Aman Mengolahnya!
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.