Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Indonesia Dikepung Siklon Tropis dan Bibit Siklon Awal Februari 2025, Ini Penjelasan BMKG

Baca di App
Lihat Foto
Instagram/@infobmkg
BMKG mendeteksi kemunculan Siklon Tropis Taliah dan Bibit Siklon Tropis 92W yang menngepung wilayah Indonesia pada awal Februari 2025.
|
Editor: Yefta Christopherus Asia Sanjaya

KOMPAS.com - Cuaca ekstrem berupa hujan lebat dan angin kencang di sebagian wilayah Indonesia pada awal Februari 2025 ternyata disebabkan oleh kepungan siklon tropis dan bibit siklon tropis.

Fenomena tersebut mencakup Siklon Tropis Taliah yang terdeteksi di Samudra Hindia selatan Jawa Barat dan Bibit Siklon Tropis 92W di Samudra Pasifik Barat sebelah utara Papua.

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) juga sempat mendeteksi Siklon Tropis Vince di Samudra Hindia selatan Jawa Timur, Selasa (4/2/2025).

Namun, Siklon Tropis Vince sudah bergerak menjauhi wilayah Indonesia dan tidak berpengaruh terhadap dinamika cuaca di Tanah Air.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Baca juga: Warganet Keluhkan Tak Ada Hujan meski Tengah Musim Penghujan, Ini Penjelasan BMKG

Deputi Bidang Meteorologi BMKG, Guswanto mengatakan, Siklon Tropis Taliah berpotensi menyebabkan hujan dengan intensitas sedang disertai angin kencang di pesisir selatan Banten hingga Jawa Timur ditambah gelombang tinggi.

Sementara Bibit Siklon Tropis 92W dapat memicu hujan dengan intensitas sedang-lebat di wilayah Papua Barat Daya, Papua Barat, Papua, Maluku Utara, dan Sulawesi Utara.

“Selain itu, juga berdampak meningkatkan ketinggian gelombang hingga mencapai 2,5 meter di Laut Maluku, Perairan Kepulauan Sangihe-Talaud, Perairan Halmahera, Laut Halmahera, serta perairan utara Papua Barat Daya hingga Papua,” jelas Guswanto dalam keterangan resmi yang diterima Kompas.com, Rabu (5/2/2025).

Terkait hal itu, apa yang menyebabkan beberapa siklon tropis dan bibit siklon tropis mengepung wilayah Indonesia?

Baca juga: Beredar Citra Indonesia Memerah padahal Masih Musim Hujan, Potensi Suhu Tinggi?

Penjelasan BMKG soal siklon tropis dan bibit siklon tropis kepung Indonesia

Kepala Pusat Meteorologi Publik BMKG, Andri Ramdhani menjelaskan beberapa faktor yang menyebabkan siklon tropis dan bibit siklon tropis dapat muncul, terutama di sekitar Indonesia.

Berikut penyebab siklon tropis dan bibit siklon tropis:

1. Faktor kondisi dan dinamika atmosfer

Andri menjelaskan, siklon tropis dan bibitnya dapat terbentuk ketika kondisi atmosfer dan dinamika laut mendukung.

Salah satu faktor utamanya adalah suhu permukaan laut (SPL) yang cukup hangat minimal 26,5 derajat Celsius hingga kedalaman sekitar 50 meter.

SPL yang hangat menjadi sumber energi yang membentuk dan menguatkan siklon tropis.

“Air laut yang hangat meningkatkan penguapan, menambah kelembapan udara, dan memicu pembentukan awan konvektif yang besar,” jelas Andri kepada Kompas.com, Kamis (6/2/2025).

Baca juga: BMKG Deteksi 2 Siklon Tropis, Ini Wilayah yang Berpotensi Hujan Lebat dan Angin Kencang pada 5-10 Februari 2025

2. Faktor gangguan atmosfer

Andri menerangkan, siklon tropis biasanya berawal dari gangguan atmosfer, seperti Madden-Julian Oscillation (MJO), Equatorial Rossby dan Kelvin, atau daerah bertekanan rendah (low pressure-area).

Selain itu, kondisi atmosfer yang tidak stabil (labilitas atmosfer) juga memungkinkan udara panas dan lembap naik dengan cepat lalu membentuk awan kumulonimbus yang besar dan mendukung pertumbuhan sistem siklon.

“Faktor lain yang berperan adalah kelembapan tinggi di lapisan atmosfer menengah hingga atas, yang membantu mempertahankan pertumbuhan awan konvektif,” ujar Andri.

“Efek rotasi bumi (gaya Coriolis) juga berperan dalam memberikan putaran awal pada sistem. Untuk diketahui bahwa siklon tropis tidak dapat terbentuk di dekat ekuator (sekitar 0 derajat–5 derajat lintang) karena gaya Coriolis yang terlalu lemah di wilayah tersebut,” sambungnya.

Baca juga: BMKG Deteksi Siklon Tropis Taliah, Waspadai Dampaknya

3. Faktor wind shear

Siklon tropis juga memerlukan wind shear yang rendah, yaitu perbedaan kecepatan dan arah angin antara permukaan dan atmosfer atas yang kecil.

Jika wind shear terlalu kuat, struktur siklon bisa terganggu dan pertumbuhannya terhambat.

Divergensi udara di lapisan atas (upper-level outflow) juga penting dalam pembentukan siklon tropis karena faktor ini memungkinkan udara di puncak sistem keluar dengan lancar.

Dengan begitu, divergensi dapat menjaga tekanan di pusat siklon tropis tetap rendah dan memperkuat konveksi.

“Jika semua kondisi ini terpenuhi, bibit siklon tropis dapat berkembang menjadi siklon tropis dengan berbagai kategori berdasarkan intensitasnya,” ungkap Andri.

Baca juga: BMKG Deteksi Bibit Siklon Tropis 99S Saat Puncak Musim Hujan, Apa Dampaknya?

Tahap perkembangan siklon tropis

Andri menjelaskan, fase pertumbuhan siklon tropis terdiri dari beberapa tahap, mulai dari gangguan tropis hingga terbentuknya siklon tropis.

Tahap perkembangan siklon tropis terdiri dari:

1. Gangguan tropis (tropical disturbance)

Tahap ini merupakan proses awal pembentukan siklon tropis yang ditandai dengan area tekanan rendah yang terbentuk di lautan hangat lebih dari 26 derajat Celsius dan kemunculan konveksi atau kumpulan awan hujan.

Pada fase ini, biasanya mulai terlihat pola sirkulasi siklonik, namun masih melebar dari lapisan permukaan hingga menengah dengan kecepatan angin maksimum mencapai 15 knot atau sekitar 27,78 kilometer per jam.

Baca juga: Bibit Siklon Tropis 97S Menguat, Sejumlah Wilayah Berpotensi Hujan Lebat dan Angin Kencang pada 10-12 Januari 2025

2. Tropical low/depression

Jika gangguan tropis berkembang lebih lanjut, tekanan udara di pusat sistem semakin menurun dan mulai terbentuk sirkulasi tertutup di sekitar pusat tekanan rendah.

Kecepatan angin akan meningkat sekitar 15-34 knot atau setara 28-62 kilometer per jam.

Setelah itu, hujan deras mulai terjadi di sekitar pusat sistem, tetapi strukturnya masih belum terlalu kuat atau terorganisir.

Baca juga: Bibit Siklon Tropis 97S Dekati Selatan Pulau Jawa, BMKG Ungkap Dampaknya

3. Siklon tropis (tropical cyclone)

Jika siklon tropis sudah terbentuk, fenomena ini akan dibagi menjadi lima kategori berdasarkan intensitas kecepatan angin maksimum di sekitar sistem.

Kategori siklon tropis berdasarkan kecepatan angin maksimum terdiri dari:

  • Kategori 1: kecepatan angin berkisar 35-47 knots atau sekitar 63-88 kilometer per jam
  • Kategori 2: kecepatan angin berkisar 48-63 knot atau sekitar 89-117 kilometer per jam
  • Kategori 3: kecepatan angin berkisar 64-85 knot atau sekitar 118-159 kilometer per jam
  • Kategori 4: kecepatan angin berkisar 86-108 knot atau sekitar 160-199 kilometer per jam
  • Kategori 5: kecepatan angin lebih dari 108 knot di atas 200 kilometer per jam.

Baca juga: BMKG Deteksi Bibit Siklon Tropis 91S di Indonesia, Apa Dampaknya?

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua
Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi