KOMPAS.com - Lini masa media sosial X diramaikan dengan konten terkait terminal lucidity, yaitu kondisi seseorang yang sakit parah tetapi mendadak terlihat penuh kesadaran dan sehat kembali.
Salah satu akun yang memuat unggahan tersebut adalah akun X @kegblgnun*****, Kamis (6/2/2025).
Pengunggah menuliskan, terminal lucidity terjadi pada seseorang atau pasien yang akan meninggal dunia.
"Terminal lucidity itu saat Tuhan memberi nikmat terakhir pada hambanya sebelum Dia panggil," tulisnya.
Dalam unggahannya, disebutkan salah satu ciri terminal lucidity adalah ketika pasien dengan kondisi kritis secara mendadak memiliki nafsu makan yang baik.
"Hal ini sering dianggap sebagai 'kesembuhan' bahkan kadang pasien dan keluarga menganggap bahwa dirinya sudah sehat," tambah pengunggah.
Lantas, apa itu terminal lucidity? Benarkah hanya dialami oleh orang yang akan meninggal dunia?
Baca juga: Penyakit X Sebabkan Kematian Ratusan Warga di Kongo, Bakal Jadi Pandemi Berikutnya?
Apa itu terminal lucidity?
Wakil Ketua Perhimpunan Dokter Paru Indonesia, Erlang Samudero menjelaskan, terminal lucidity adalah fenomena di mana pasien yang sudah berada dalam kondisi kritis tiba-tiba menunjukkan kesadaran dan kemampuan komunikasi yang tajam sebelum meninggal.
"Terminal lucidity itu ketika pasien tiba-tiba membaik dan beberapa waktu kemudian meninggal," ujarnya kepada Kompas.com, Sabtu (8/2/2025).
Erlang menjelaskan, terminal lucidity tidak dialami oleh setiap orang.
Kondisi ini biasanya dialami oleh orang yang sakit parah, terutama yang berkaitan dengan penyakit saraf seperti stroke, kelainan di otak, demensia, dan lain sebagainya.
Hingga saat ini, penyebab terminal lucidity belum diketahui. Meski demikian, kondisi ini biasanya merupakan tanda bahwa kematian sudah dekat.
"Untuk mekanismenya dan penyebabnya sendiri masih belum jelas mengapa bisa ada fenomena ini," tambahnya.
Selama terminal lucidity, pasien tersebut dapat berinteraksi dengan lingkungannya secara normal, layaknya mereka benar-benar sehat dan "kembali ke dirinya dulu sebelum sakit".
Terminal lucidity biasanya berlangsung selama beberapa menit hingga beberapa jam.
Namun, tidak ada cara pasti untuk memprediksi kapan seseorang akan meninggal setelah mengalami terminal lucidity.
Baca juga: Studi: Konsumsi Teh Dapat Turunkan Risiko Kematian pada Penyakit Ginjal Kronis
Ciri-ciri terminal lucidity
Dikutip dari Cleveland Clinic, pada saat mengalami terminal lucidity, seseorang mungkin menjadi:
- Merespons orang-orang di sekitarnya setelah sebelumnya tampak tidak peduli atau tidak sadar.
- Berbicara dengan jelas setelah sebelumnya mengalami kesulitan komunikasi.
- Menyatakan keinginan dan kebutuhannya, seperti meminta segelas air atau makanan favorit.
- Mengenali kembali orang-orang yang sebelumnya terlupakan, seperti teman lama atau anggota keluarga.
- Mengingat kembali pengalaman masa lalu dan berbagi cerita dengan penuh semangat.
- Melakukan aktivitas favorit, seperti bernyanyi atau memainkan alat musik yang sudah lama tidak disentuh.
Momen ini dapat memberikan harapan sekaligus kebingungan bagi keluarga yang menyaksikannya.
Dikutip dari Kompas.com, Jumat (7/2/2025), beberapa teori menyatakan, perubahan aktivitas pada otak dapat berperan dalam fenomena terminal lucidity.
Menurut studi, otak yang mengalami kekurangan oksigen bisa menunjukkan lonjakan aktivitas, yang memungkinkan seseorang untuk mengakses kembali fungsi kognitif yang sebelumnya hilang.
Penelitian terbaru juga menemukan adanya peningkatan gelombang gamma di otak selama pengalaman mendekati kematian, yang berhubungan dengan kewaspadaan dan ingatan.
Namun, penelitian ini masih dalam tahap awal, dan masih banyak yang belum diketahui mengenai mekanisme di balik terminal lucidity.
Baca juga: Menyebabkan Kematian Peselancar Italia di Sumatera, Ini 9 Fakta Ikan Todak