KOMPAS.com - Unggahan yang menyebut fenomena mimpi terjatuh lalu tersentak bangun sebenarnya punya penjelasan medis, viral di media sosial.
Unggahan yang disertai video tersebut dimuat oleh akun pengelola Instagram @min************* pada Sabtu (8/2/2025).
Dalam unggahan itu, disebutkan bahwa fenomena tersebut dinamakan sebagai hypnic jerk atau hypnagogic jerk.
Sedangkan dalam dunia medis, fenomena tersebut dikenal sebagai sleep myoclonus atau kedutan otot tiba-tiba yang terjadi saat seseorang mulai tertidur.
Meski demikian, pengunggah menyatakan bahwa penyebab dari sleep myoclonus tersebut belum sepenuhnya dipahami.
Namun, salah satu teori menjelaskan bahwa fenomena tersebut terjadi karena adanya transisi dari keadaan sadar ke tidur. Hal tersebut terjadi di mana aktivitas sistem saraf melambat secara bertahap.
“Sensasi ini seringkali cukup kuat hingga dapat membangunkan seseorang, terkadang disertai dengan perasaan jatuh atau kilatan cahaya,” bunyi keterangan dalam unggahan.
Lantas, benarkah demikian?
Baca juga: Mengapa Semakin Tua Seseorang Semakin Sulit untuk Tidur?
Penjelasan pakar tidur
Praktisi kesehatan tidur dan konsultan utama Snoring & Sleep Disorder Clinic di Rumah Sakit Mitra Kemayoran, Jakarta, Andreas Prasadja, membenarkan bahwa fenomena itu bernama hypnic jerk, hypnagogic jerk, atau sleep myoclonus.
Meski demikian, Andreas juga menyebut penyebab pasti terjadinya sleep myoclonus belum diketahui pasti.
“Sampai sekarang sih, terus terang, belum bisa memastikan hypnic jerk atau hypnagogic jerk itu dari mana,” ucap dia kepada Kompas.com, Rabu (12/2/2025).
Menurutnya, sleep myoclonus terjadi ketika adanya lompatan kesadaran menuju tahap tidur yang lebih dalam.
Umumnya, seseorang mengalami sleep myoclonus tersebut ketika dirinya kelelahan dan kurang tidur, baik durasi atau kualitasnya kurang.
“Jadi karena lelah, capek, utang tidur, sehingga dari gelombang (otak) dia lompat ke tahap tidur yang dalam. Sehingga rasanya seperti jatuh. Setiap tidur, kaget,” sambungnya.
Baca juga: Prediksi Penampakan Tubuh Manusia jika Tidur 6 Jam Setiap Malam
Dengan begitu, seseorang akan mengalami sleep myoclonus secara tiba-tiba dan tidak disengaja.
Fenomena ini bisa terjadi pada bagian tubuh tertentu atau seluruh tubuh secara bersama-sama.
Laman Medical News Today juga mengungkap bahwa penyebab sleep myoclonus belum diketahui.
Namun, sleep myoclonus dikaitkan dengan masalah kesehatan yang memengaruhi otak atau sumsum tulang belakang.
Sehingga apabila kondisi itu sering terjadi, dapat mengindikasikan bahwa seseorang menderita gangguan neurologis yang mendasarinya.
Sleep myoclonus ini dapat terjadi dengan sendirinya atau bersamaan dengan gejala gangguan sistem saraf lainnya.
Baca juga: 5 Kebiasaan Sederhana yang Mengganggu Kualitas Tidur, Sebaiknya Hindari
Kondisi yang tidak perlu pengobatan
Dilansir dari Very WeIl Health, sleep myoclonus dianggap bukan gangguan kesehatan serius atau tidak membutuhkan pengobatan.
Meski demikian, apabila telah mengganggu tidur dan/atau kualitas hidup seseorang, sebaiknya diperiksakan ke dokter.
Kondisi ini dapat diobati dengan Xenazine (tetrabenazine), obat yang sering digunakan untuk mengobati gangguan gerakan.
Namun, dalam kebanyakan kasus, pengobatan tidak diperlukan jika tidur relatif normal. Sleep myoclonus secara luas disebut sebagai kondisi “jinak”.
Dengan begitu, sleep myoclonus tidak memiliki efek jangka pendek atau panjang pada kesehatan individu.
Untuk memeriksakan kondisi itu, dokter biasanya menanyakan usia, obat-obatan yang tengah dikonsumsi, cedera akibat benturan, riwayat keluarga, serta tingkat keparahannya.
Dokter kemudian akan merekomendasikan untuk menjalani tes tertentu, seperti elektroensefalogram (EEG), elektromiografi (EMG), Magnetic Resonance Imaging (MRI), dan tes darah.
Baca juga: Bukan Hanya Kurang Tidur, Berikut 6 Kebiasaan yang Menyebabkan Mata Panda
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.