KOMPAS.com - Singapura adalah salah satu negara maju yang berada di kawasan Asia Tenggara.
Dengan luas wilayah yang relatif kecil, tetangga Indonesia tersebut mempunyai sistem perekonomian yang mumpuni.
Singapura adalah negara yang lebih muda dibandingkan Indonesia, yakni merdeka pada 9 Agustus 1965.
Firma konsultan perusahaan yang berbasis di Singapura, InCorp Global mengungkapkan perkembangan negara itu kini menjadi negara maju.
Dikutip laman resmi mereka, kondisi Singapura sangat jauh berbeda pada awal kemerdekaan tahun 1965 dibandingkan saat ini.
Pemerintah Singapura yang dipimpin Perdana Menteri Lee Kuan Yew harus bekerja keras dalam menghadapi berbagai tantangan pada saat itu.
Tantangan tersebut antara lain tingkat pengangguran tinggi, pasar domestik kecil, dan sumber daya alam di negara itu yang hampir tidak ada sama sekali.
Lantas, bagaimana Singapura berkembang menjadi negara maju?
Baca juga: ASN Singapura Terbaik di Dunia: Faktor Kepemimpinan
Prinsip ekonomi Singapura sejak awal kemerdekaan
Pemerintah Singapura memiliki tugas besar untuk mengubah negara kecil tersebut agar layak, berfungsi dan berkembang dengan baik.
Saat itu, pemerintahan Lee Kuan Yew membuat beberapa prinsip penting yang membawa arah masa depan Singapura.
“Prinsip-prinsip dasar ini bukan hanya perbaikan jangka pendek, prinsip-prinsip ini terus memandu kebijakan ekonomi Singapura hingga hari ini,” tulis InCorp Global.
Mereka menambahkan, prinsip-prinsip itu menjadi fondasi bagi perekonomian Singapura modern.
Prinsip tersebut antara lain:
Investasi asingMenyadari keterbatasan pasar domestik yang kecil, pemerintah mendorong investasi asing. Insentif pajak dan lingkungan yang ramah bisnis diciptakan untuk menarik perusahaan multinasional.
Industrialisasi berorientasi eksporSingapura mengadopsi strategi industrialisasi berorientasi ekspor dengan fokus pada sektor manufaktur seperti elektronik, pembuatan kapal, dan kemudian, petrokimia.
Sumber daya manusiaPemerintah berinvestasi besar-besaran dalam pendidikan dan pelatihan keterampilan. Sebab, mereka memahami bahwa tenaga kerja yang terampil sangat penting untuk pembangunan ekonomi.
Lokasi strategisMemanfaatkan lokasinya yang strategis, Singapura mengembangkan pelabuhannya hingga kemudian menjadi pelabuhan tersibuk di dunia dengan memfasilitasi perdagangan global.
Aturan hukumPenekanan diberikan pada pembentukan kerangka hukum yang kuat berdasarkan Common Law Inggris, memberikan kepercayaan diri bagi bisnis untuk beroperasi di Singapura.
Disiplin fiskalSejak awal, pemerintah mempertahankan disiplin fiskal yang ketat. Hal itu untuk memastikan negara ini hidup sesuai dengan kemampuannya dan membangun cadangan untuk masa depan.
Baca juga: PPN Singapura 9 Persen: Lebih Rendah dari Indonesia, Fokus untuk Kesejahteraan Warga
Perkembangan Singapura di berbagai aspek
Seiring waktu, Singapura berkembang di berbagai aspeknya dan terus bertahan hingga saat ini.
Aspek tersebut dimulai dari lanskap perekonomian, industri, kualitas manusia, infrastruktur, kekuatan fiskal, kekuatan perdagangan, serta peran pemerintah.
Berikut ini penjelasan mengenai aspek-aspek yang membuat Singapura menjadi negara maju:
Lanskap ekonomiSalah satu aspek yang paling mencolok dari ekonomi Singapura adalah kesehatan fiskal. Negara ini memiliki sedikit atau bahkan tidak memiliki utang luar negeri, pendapatan pemerintah yang tinggi secara konsisten, serta surplus yang positif.
Singapura juga menjadi negara dengan stabilitas ekonomi yang kuat di tengah krisis, seperti pandemi Covid-19.
Pemerintah negara itu menerapkan langkah-langkah moneter dan fiskal yang tepat waktu, memastikan ekonomi tetap tangguh.
Manufaktur bukan sekadar industri di Singapura, namun mampu menyumbang 20-25% persen terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) negara ini.
Mulai dari elektronik hingga bahan kimia dan ilmu biomedis, sektor manufaktur sangat beragam dan terus berkembang.
Rumah bagi lebih dari 130 bank, Singapura juga menjadi pusat regional bagi banyak perusahaan jasa keuangan global.
Industri yang sedang berkembang seperti medtech, agritech, dan energi bersih merupakan bidang baru, yang berkontribusi secara signifikan terhadap diversifikasi ekonomi.
Inovasi ini akan semakin meningkatkan reputasi Singapura dalam hal usaha korporat yang menguntungkan.
Baca juga: Punya Sistem Pendidikan Bagus, Biaya Kuliah di 6 Negara Ini Gratis
Kualitas manusiaSumber daya manusia di Singapura merupakan aset yang paling berharga dalam proses perkembangan negara itu.
Dengan tenaga kerja yang berpendidikan tinggi, Singapura memiliki kumpulan talenta yang dapat mendorong inovasi, mengisi peran pekerjaan yang terampil, dan berkontribusi pada pertumbuhan bisnis.
Seiring dengan pertumbuhan ekonomi, pasar konsumen pun terus-menerus ikut berkembang. Hal itu menjadi bukti kesehatan ekonomi dan daya beli konsumen di negara ini.
InfrastrukturDengan memiliki 9.608 kilometer jalan beraspal dan jaringan transportasi umum yang komprehensif, negara ini menjamin kelancaran operasi logistik.
Kelancaran logistik dalam pendistribusian tersebut adalah salah satu aspek penting bagi bisnis di bidang manufaktur dan ritel.
Bandara Internasional Changi menghubungkan Singapura dengan 400 kota di lebih dari 100 negara dan wilayah seluruh dunia, serta melayani lebih dari 5,2 juta penumpang per bulan.
Singapura juga mempunyai salah satu pelabuhan peti kemas tersibuk di dunia karena lokasinya yang strategis.
Tingkat konektivitas ini menjadikan Singapura sebagai pusat logistik global, yang menguntungkan bagi bisnis yang terlibat dalam perdagangan global.
Singapura adalah negara yang terhubung secara digital dengan salah satu tingkat penetrasi ponsel tertinggi di dunia, yaitu 1,5 ponsel per orang.
Lebih dari 90 persen rumah tangga memiliki akses Internet, sehingga mempunyai peran penting bagi bisnis digital dan perusahaan rintisan.
Baca juga: 10 Negara Tertua di Dunia, Sebagian Besar Berada di Asia
Kekuatan fiskal dan pendapatan pemerintahSeperti yang telah disebutkan sebelumnya, Singapura hanya memiliki sedikit atau bahkan tidak memiliki utang luar negeri. Hal itu adalah kebijakan yang mencerminkan disiplin fisal dan perencanaan keuangan strategis.
Pendapatan pemerintah SIngapura juga sangat beragam, berasal dari pajak, biaya lisensi dan perizinan, serta penyewaan properti.
Keragaman ini memastikan bahwa pemerintah memiliki aliran pendapatan yang stabil untuk diinvestasikan kembali ke dalam perekonomian, sehingga menciptakan lingkungan bisnis yang kondusif.
Perdagangan global dan kekuatan mata uangSingapura adalah raksasa perdagangan, sebagai eksportir terbesar ke-19 dan importir terbesar ke-16 di dunia.
Posisi perdagangan yang kuat ini merupakan keuntungan bagi bisnis yang ingin memperluas jejak global mereka.
Mata uang negara itu, dollar Singapura sangat kuat berkat kebijakan moneter Pemerintah Singapura yang kuat pula.
Dollar Singapura yang kuat tersebut, menunjukkan bahwa ekonominya sehat dan bermanfaat bagi bisnis untuk bertransaksi dalam berbagai mata uang.
Peran pemerintah SingapuraPemerintah Singapura memastikan bahwa ROI (Return on Investment) yang dihasilkan lebih tinggi dari biaya pinjaman, sehingga berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi.
Kebijakan makroekonomi yang hati-hati, telah berperan penting dalam menjaga stabilitas ekonomi negara tersebut.
Kebijakan-kebijakan ini tidak statis, tetapi berevolusi untuk memenuhi lanskap ekonomi yang berubah.
Usai Covid-19 misalnya, Dana Moneter Internasional (IMF) menyebut pemulihan ekonomi Singapura dari pandemi ini sebagai “sangat mengesankan”.
Baca juga: 7 Negara dengan IQ Terendah di Dunia, Ada dari Benua Asia
Lihat Foto
Ilustrasi Singapura.
Proses penganggaran yang baik
Organisasi untuk Kerjasama Ekonomi dan Pembangunan (OECD) menyebut, pemerintah Singapura beroperasi dalam kerangka kerja anggaran yang terdefinisi dengan baik.
Dilansir The Straits Times (20/1/20225), hal tersebut dipandu oleh tujuan-tujuan fiskal yang jelas dan telah memberikan kontribusi pada reputasi internasional negara ini.
Reputasi itu dalam hal disiplin fiskal dalam jangka waktu yang panjang dan kebijakan-kebijakan yang secara finansial berkesinambungan.
Pemerintah Singapura mempertahankan anggaran yang seimbang dalam setiap periode, serta tidak dapat meminjam untuk mendanai biaya operasionalnya.
Aturan fiskal tersebut memberikan patokan yang terukur untuk dimintai pertanggungjawaban setiap periode pemerintahannya.
Selain itu, terdapat aturan dengan batasan yang tinggi untuk mengubah sebuah peraturan akan terabadikan di dalam konstitusi.
Wakil Kepala Divisi Manajemen dan Penganggaran Publik OECD Andrew Blazey mengatakan, Singapura telah mematuhi peraturan tersebut untuk jangka waktu yang lama.
“Aturan ini stabil, memiliki kredibilitas, karena telah diamati (dan) tidak sering diubah. Ada pemahaman yang baik tentang apa itu. Ini adalah standar dan kredibilitas yang sangat tinggi yang telah dibangun Singapura dari waktu ke waktu,” ucap dia.
Terakhir kali OECD melakukan laporan serupa tentang proses penganggaran Singapura adalah pada tahun 2006.
Blazey mencatat, anggaran Singapura telah berevolusi sejak saat itu untuk beradaptasi dengan perubahan lingkungan ekonomi dan demografi.
Laporan ini menyoroti sejumlah reformasi berturut-turut selama bertahun-tahun yang telah membantu negara ini menghadapi kondisi ekonomi sambil mempertahankan keberlanjutan fiskal.
Baca juga: Apa Negara Terkecil di Asia?
Reformasi tersebut antara lain:
- Pengenalan Kerangka Kerja Hasil Investasi Bersih, memungkinkan penggunaan hingga 50 persen dari imbal hasil riil jangka panjang yang diharapkan dari investasi cadangan negara di masa lalu
- Amandemen Central Provident Fund (CPF) untuk memperkuat kecukupan dana pensiun
- Pemberlakuan Undang-Undang Pinjaman Pemerintah untuk Infrastruktur Penting yang memungkinkan Pemerintah meminjam untuk mendanai proyek-proyek infrastruktur penting
- Penggunaan dana khusus untuk mengalokasikan uang melalui Anggaran untuk tujuan-tujuan khusus, seperti Dana Perlindungan Pesisir dan Banjir.
“Semua ini merupakan sesuatu yang cukup signifikan dalam mengakui bahwa kerangka kerja Anggaran, dan cara penerapannya, harus tetap selaras dengan perekonomian dan kebutuhan pengeluaran di negara ini,” ujar Blazey.
Untuk mendukung pembangunan ekonomi dan sosial, Singapura juga telah memanfaatkan setiap tuas dalam Anggaran, melalui pendapatan, kontribusi, dan pengeluaran.
Menurut OECD, hal tersebut bertujuan untuk memastikan kemajuan dalam prioritas kebijakan.
Sebagai contoh, Singapura telah mendiversifikasi basis pajaknya serta meningkatkan tarif pajak untuk meningkatkan kesinambungan fiskal dan mempertahankan anggaran seimbang dalam menghadapi tekanan pengeluaran yang semakin meningkat.
Singapura juga mempunyai berbagai melalui upaya untuk melibatkan warga negara dan membantu mereka memahami anggaran.
Secara khusus, Forward Singapore pada tahun 2022-2023 telah membantu menginformasikan bagaimana anggaran dapat mendukung warga Singapura dengan lebih baik di berbagai bidang seperti pembelajaran seumur hidup, perumahan, kesehatan, dan perawatan lansia.
Blazey menilai, konsultasi tentang kesepakatan sosial dalam skala besar seperti itu jarang terjadi. Dengan kata lain, hal ini tidak umum dilakukan di tempat lain.
Baca juga: 10 Negara dengan Usia Pensiun Tertinggi di Dunia, Ada yang Mencapai 70 Tahun
Sumber:
https://www.incorp.asia/blogs/what-makes-singapore-economy-tick-incorp-guide/
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.