KOMPAS.com - Umat Islam akan menjalani ibadah puasa setiap hari sepanjang Ramadhan, mulai terbit fajar hingga terbenamnya matahari.
Setiap Muslim dianjurkan untuk makan sahur sebelum menjalankan ibadah puasa Ramadhan 2025. Berakhirnya waktu sahur ditandai dengan seruan imsak dan dilanjutkan oleh azan subuh.
Namun beberapa orang terkadang telat bangun tidur untuk sahur yang sudah mepet imsak, sehingga memaksakan sahur sampai azan subuh mulai berkumandang.
Lantas, kapan sebaiknya berhenti sahur?
Baca juga: Adakah Batas Aman Makan Kurma untuk Berbuka Puasa? Ini Kata Ahli Gizi UGM
Waktu terbaik berhenti sahur
Ketua Bidang Fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI), Asrorun Niam Sholeh menerangkan, waktu imsak diserukan 10 menit sebelum masuk waktu subuh.
“Imsak secara bahasa artinya menahan diri,” ungkap dia kepada Kompas.com, Jumat (28/2/2025).
Sehingga, imsak merupakan pemberitahuan untuk menahan diri dari makan, minum, dan hal lain yang membatalkan puasa.
Sebenarnya secara hukum syariah, seseorang masih diperbolehkan untuk sahur hingga masuknya waktu subuh.
Namun umat Islam disarankan untuk berhenti melakukan sahur, ketika sudah ada seruan imsak.
“Akan tetapi, dalam penentuan waktu, perlu diterapkan kehati-hatian agar tidak menabrak waktu subuh,” kata Asrorun.
Baca juga: Tips Olahraga Saat Puasa Ramadhan 2025: Waktu, Jenis, dan Durasinya
Berhenti sahur saat imsak untuk cegah puasa jadi tidak sah
Wakil Ketua Umum MUI, Anwar Abbas juga berpendapat senada. Menurutnya, sahur bisa dilakukan hingga sebelum masuknya waktu subuh.
“Supaya tidak terjadi pelanggaran terhadap ketentuan dari agama dan untuk kehati-hatian, maka (ada) waktu imsak itu sekitar 10 menit sebelum masuknya waktu subuh,” tuturnya.
Sehingga sebaiknya seseorang sudah tidak lagi sahur atau melakukan hal yang membatalkan puasa lainnya saat imsak.
Menurutnya, imsak bukanlah waktu dimulainya puasa, namun waktu bagi umat Islam mempersiapkan diri untuk melaksanakan ibadah puasa dan shalat subuh.
“Berhenti sahur ketika imsak, juga agar ketika mulai waktu subuh, tidak ada makanan dan minuman yang tertelan,” ucap Anwar.
Baca juga: Waspada, Deretan Penyakit Ini Sering Terjadi Selama Puasa Ramadhan
Apabila masih ada makanan dan minuman yang berada di mulut dan tertelan ketika sudah masuk waktu subuh, maka puasa yang bakal dijalankannya pada hari itu menjadi tidak sah.
Oleh karena itu, adanya waktu imsak membantu memastikan bahwa di mulut sudah tidak ada makanan ketika memasuki waktu subuh.
“Kadang-kadang waktu subuh sudah masuk, tapi muazinnya belum azan. Jadi ukurannya bukan azan,” ujar Anwar.
Ia menilai, waktu masuknya shalat subuh yang lebih akurat bisa dilihat atau dicek melalui jadwal yang tersedia di berbagai sumber terpercaya.
Baca juga: Dokter: 11 Kelompok Orang Ini Tak Dianjurkan Puasa Ramadhan
Lihat Foto
Ilustrasi sahur puasa Ramadhan.
Bacaan niat puasa
Dikutip dari laman resmi MUI, ada sedikit perbedaan antara niat puasa wajib dan puasa sunnah.
Dalam puasa wajib seperti puasa Ramadhan, qadha, dan nazar, seseorang harus berniat di malam hari sebelum terbitnya fajar.
Namun berbeda halnya puasa sunnah yang lebih longgar bagi Muslim, seseorang boleh membacakan niat pada siang hari ketika berpuasa.
Kemudian berdasarkan Mazhab Syafi’i, niat puasa harus dilakukan setiap hari pada malam Ramadhan.
Adapun bacaan niat puasa Ramadhan, sebagai berikut:
Nawaitu shauma ghadin ‘an ada’i fardhi syahri Ramadhana hadzihis sanati lillahi ta’ala.
Artinya: “Aku niat berpuasa esok hari untuk menunaikan kewajiban puasa bulan Ramadhan tahun ini, karena Allah Ta’ala”.
Baca juga: 90 Ucapan Selamat Menunaikan Ibadah Puasa dalam Bahasa Indonesia, Inggris, dan Arab
Sedangkan menurut Mazhab Maliki, seseorang cukup membacakan niat puasa untuk sebulan penuh pada malam pertama Ramadhan.
Sehingga tidak perlu memperbarui niat di setiap harinya, dengan alasan puasa Ramadhan itu merupakan satu kesatuan ibadah.
Oleh karena itu, sebagai bentuk kehati-hatian dan antisipasi jika lupa atau ketiduran, boleh mengikuti pendapat Imam Malik untuk berniat puasa Ramadhan sebulan penuh.
Berikut ini bacaan niat puasa Ramadhan untuk sebulan penuh:
Nawaitu shauma jami’i syahri ramadhani hadzihis sanati fardhan lillahi ta’ala.
Artinya: “Aku niat berpuasa di sepanjang bulan Ramadhan tahun ini dengan mengikuti pendapat Imam Malik, wajib karena Allah Ta’ala".
Baca juga: Ada 3.500 Porsi Per Hari, Ini Daftar Menu Buka Puasa di Masjid Jogokariyan Selama Ramadhan 2025
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.