KOMPAS.com - Sebuah studi dalam Jurnal Neurology yang dipublikasikan pada 2022 mendapati bahwa orang dengan golongan darah A berisiko lebih tinggi terkena stroke dini (usia kurang dari 60 tahun) ketimbang pemilik golongan darah lain.
Hal ini tentu menjadi perhatian penting, mengingat stroke bukan hanya terjadi pada lansia, melainkan juga bisa menyerang seseorang di usia yang lebih muda.
Seperti diketahui, stroke merupakan keadaan darurat medis yang disebabkan karena pasokan darah ke otak terganggu atau terhenti, sehingga sel-sel otak kekurangan oksigen dan nutrisi.
Akibatnya, fungsi tubuh bisa menjadi tidak optimal, bahkan dapat menyebabkan kematian.
Baca juga: Kisah Bryden, Wanita Inggris yang Mendadak Bisa Bahasa Italia Usai Terkena Stroke
Apa yang dilakukan dalam penelitian?
Dilansir dari Science Alert, Jumat (7/3/2025), para peneliti genomik mengungkap hubungan antara gen subkelompok A1 dan risiko stroke dini.
Mereka menggunakan metode analisis data dari 48 studi genetik yang mencakup sekitar 17.000 penderita stroke dan hampir 600.000 orang sehat, berusia antara 18–59 tahun.
Adapun partisipan ini berasal dari Amerika Utara, Eropa, Jepang, Pakistan, dan Australia, dengan orang-orang keturunan non-Eropa hanya berjumlah 35 persen dari keseluruhan.
Hasil penelitian menunjukkan dua lokasi genom yang berkaitan dengan risiko stroke, salah satunya berada di lokasi gen golongan darah.
Analisis lebih lanjut menemukan bahwa orang dengan gen yang mengkode golongan darah A memiliki risiko 16 persen lebih tinggi mengalami stroke sebelum usia 60 tahun dibandingkan golongan darah lain.
Sebaliknya, pemilik gen golongan darah O1 memiliki risiko 12 persen lebih rendah.
Meski demikian, peningkatan risiko pada golongan darah A tergolong kecil, sehingga tidak diperlukan pemeriksaan khusus.
Baca juga: Studi: Kebiasaan Sepele Ini Bisa Picu Stroke dan Serangan Jantung
"Kami belum mengetahui alasan pasti mengapa golongan darah A meningkatkan risiko stroke," kata Steven Kittner, ahli saraf vaskular dari Universitas Maryland.
"Kemungkinan besar, ini berkaitan dengan faktor pembekuan darah, seperti trombosit, sel pelapis pembuluh darah, dan protein sirkulasi lain yang berperan dalam pembentukan bekuan darah," lanjut dia.
Meski begitu masih diperlukan studi atau penelitian lebih lanjut untuk mengklarifikasi mekanisme peningkatan risiko stroke.
Dilansir dari Medical News Today (31/8/2022), penulis studi dan profesor di Departemen Kedokteran, Epidemiologi, dan Kesehatan Masyarakat dari University Maryland, Dr. Braxton D. Mitchell juga menyampaikan, orang golongan darah A memiliki varian yang lebih berisiko terkena stroke dini, sedangkan golongan darah O lebih kecil kemungkinannya.
Hal itu disampaikan setelah ia dan timnya membandingkan perbedaan genetik antara 16.730 orang dewasa muda dengan stroke iskemik dan 600.000 orang non-stroke.
Perlu disampaikan, studi ini terbatas dalam beberapa hal, seperti peserta keturunan Eropa, peneliti yang tidak dapat menentukan penyebab hubungan antara golongan darah dan stroke, serta ukuran sampel yang masih terbatas.
Baca juga: Benarkah Makan Biji Anggur Bisa Cegah Penyakit Jantung dan Stroke? Ini Kata Dokter
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.