KOMPAS.com - Tim peneliti dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) berhasil mengidentifikasi spesies baru cecak jarilengkung (genus Cyrtodactylus) di Madiun, Jawa Timur.
Cecak tersebut diberi nama Cyrtodactylus pecelmadiun yang terinspirasi dari kuliner khas daerah tersebut, pecel Madiun.
Penamaan Cyrtodactylus pecelmadiun sekaligus bertujuan untuk mengenalkan ragam kuliner Nusantara melalui dunia sains.
Lantas seperti apa penemuan baru spesias cecak jarilengkung itu?
Baca juga: 7 Cara Alami Mengusir Cecak dari Dalam Rumah
Di mana spesies baru cecak jarilengkung ditemukan?
Peneliti Ahli Madya Pusat Riset Biosistematika dan Evolusi BRIN, Awal Riyanto mengungkap, Cyrtodactylus pecelmadiun ditemukan di lingkungan urban seperti tanggul jembatan, tumpukan genteng, dan kebun, tepatnya di permukiman desa sekitar Madiun, yakni Maospati dan Mojokerto.
Oleh karena itu, spesies baru cecak jarilengkung diberikan nama Cyrtodactylus pecelmadiun.
Sama seperti penemun sebelumnya, BRIN juga telah mengidentifikasi dan mendeskripsikan Cyrtodactylus papeda dari Pulau Obi dan Cyrtodactylus tehetehe dari Kepulauan Derawan.
"Para peneliti ingin mengenalkan ragam kuliner Nusantara melalui dunia sains, sebagaimana yang telah dilakukan sebelumnya dalam," kata Awal dikutip dari Antara pada Selasa (12/3/2025).
Baca juga: BRIN Temukan 2 Spesies Baru Kumbang Kura-kura di Sulawesi
Deskripsi cecak jarilengkung Cyrtodactylus pecelmadiun
Secara morfologi, Cyrtodactylus pecelmadiun memiliki warna dasar cokelat kehitaman.
Panjang tubuh jantan dewasa mencapai 67,2 mm, sedangkan betina mencapai 59,0 mm.
Pada individu jantan, terdapat ceruk precloacal dengan 32–37 pori precloacofemoral, sementara bagian subkaudalnya tidak memiliki sisik lebar.
"Kami mengamati bahwa Cyrtodactylus pecelmadiun cenderung sebagai spesies generalis dalam hal habitat. Spesies ini ditemukan tidak lebih dari 40 cm di atas permukaan tanah, di berbagai lingkungan yang dekat dengan aktivitas manusia," ujar Awal.
Secara filogenetik, Cyrtodactylus pecelmadiun berkerabat dekat dengan Cyrtodactylus petani, dengan jarak genetik 0,1–1,6 persen.
Baca juga: Kalimantan Disebut Bergerak Dekati Pulau Jawa Setiap Tahun, Ini Kata Peneliti BRIN
Keragaman spesies cecak jarilengkung
Penemuan Cyrtodactylus pecelmadiun menambah bukti keberadaan grup darmandvillei di Jawa, setelah sebelumnya ditemukan Cyrtodactylus petani di kawasan Sunda Kecil.
Secara keseluruhan, Cyrtodactylus di Jawa terbagi dalam dua kelompok besar, yaitu grup darmandvillei dan marmoratus. Keduanya merupakan kompleks spesies.
"Penemuan ini semakin mendorong eksplorasi lebih lanjut untuk mengungkap keragaman tersembunyi dari Cyrtodactylus di Jawa, mengingat masih banyak spesies yang belum teridentifikasi secara menyeluruh," jelas Awal.
Cecak Jarilengkung Jawa (Cyrtodactylus marmoratus) merupakan spesies pertama yang telah dideskripsikan oleh Gray (1831), berdasarkan spesimen yang dikoleksi Heinrich Kuhl dan Johan Conrad van Hasselt.
Baca juga: Pakar BRIN Sebut Megathrust Mentawai Simpan Potensi Gempa Besar dan Tsunami 5-10 Meter
Saat ini, Cecak Jarilengkung tersebut tersimpan di Museum Naturalis, Belanda.
Setelah 84 tahun berselang, de Rooij pada 1915 melaporkan keberadaan Cyrtodactylus fumosus yang dideskripsi oleh Muller pada 1895.
Penemuan tersebut kemudian dikonfirmasi oleh Brongersma (1934).
Seiring perkembangan penelitian, beberapa spesies cecak Cyrtodactylus baru dari Jawa telah dideskripsi, di antaranya:
- Cyrtodactylus semiadii (2014)
- Cyrtodactylus petani (2015)
- Cyrtodactylus klakahensis (2016)
- Cyrtodactylus belanegara (2024).