Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Awal Musim Kemarau 2025 di Sebagian Wilayah Indonesia Mundur, Bikin Iklim Lebih Kering?

Baca di App
Lihat Foto
Susi Gustiana
Sawah alami kekeringan akibat El-Nino di Sumbawa
|
Editor: Yefta Christopherus Asia Sanjaya

KOMPAS.com - Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BKG), Dwikorita Karnawati mengatakan, awal musim kemarau di sebagian wilayah Indonesia akan mundur atau datang lebih lambat pada 2025.

Ia menjelaskan, jumlah wilayah yang awal musim kemaraunya mundur berjumlah 204 zona musim (ZOM) atau sebanyak 29 persen.

Jumlah tersebut terpaut tipis dengan wilayah yang mengalami awal musim kemarau sama atau normal sebanyak 207 ZOM atau 30 persen.

Baca juga: BMKG: Awal Musim Kemarau Dimulai Maret-Juni 2025, Wilayah Mana Saja yang Mengalaminya?

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Berdasarkan prakiraan BMKG, mundurnya awal musim kemarau 2025 terjadi di Kalimantan bagian selatan, Bali, Nusa Tenggara Barat (NTB), Nusa Tenggara Timur (NTT), Sulawesi, sebagian Maluku Utara, dan Merauke.

“Jika dibandingkan terhadap rerata klimatologisnya, yaitu periode 1991 hingga 2020, jadi ini adalah 30 tahun terakhir maka awal musim kemarau 2025 di Indonesia diprediksi pada periode waktu yang sama dengan normalnya,” jelas Dwikorita dalam konferensi pers daring, Jumat (14/3/2025).

“Yaitu, sesuai dengan awal musim kemarau selama 30 tahun terakhir,” tambahnya.

Lalu, apakah iklim pada 2025 menjadi lebih kering akibat awal musim kemarau yang mundur?

Baca juga: BMKG Sebut Sebagian Wilayah Indonesia Awal Musim Kemarau 2025 Mundur, di Mana Saja?

Apakah iklim 2025 lebih kering akibat awal musim kemarau mundur?

Dalam konferensi pers yang sama, Deputi Bidang Klimatologi BMKG, Ardhasena Sopaheluwakan menjelaskan, kondisi iklim selama musim kemarau 2025 diprediksi normal.

Ia memperkirakan, musim kemarau tahun ini tidak akan sama dengan 2023, melainkan cenderung mirip dengan 2022.

“Prediksi kami itu, iklim tahun ini cenderung normal berarti tidak kering seperti tahun 2023 di mana kita mengalami kekeringan yang berdampak pada banyaknya kebakaran hutan dan lahan. Barangkali lebih cenderung mirip 2022,” ujar Ardhasena.

Ia menerangkan, kondisi musim kemarau 2025 tidak akan sekering 2023 karena tidak ada dominasi iklim global, seperti El Nino, La Nina, dan Indian Ocean Dipole (IOD).

Baca juga: Warganet Keluhkah Suhu Dingin Saat Kemarau, Benarkah Dampak Winter di Australia?

Untuk diketahui, El Nino adalah fenomena pemanasan Suhu Muka Laut (SML) di atas kondisi normalnya yang terjadi di Samudera Pasifik bagian tengah.

Pemanasan SML dapat meningkatkan potensi pertumbuhan awan di Samudera Pasifik tengah dan mengurangi curah hujan di wilayah Indonesia.

Sementara La Nina adalah SML di Samudera Pasifik bagian tengah yang mengalami pendinginan di bawah kondisi normalnya.

Kondisi tersebut mampu mengurangi potensi pertumbuhan awan di Samudera Pasifik tengah dan meningkatkan curah hujan di wilayah Indonesia secara umum.

Baca juga: BMKG: Hujan di Musim Kemarau Bukan Anomali

Kemudian, IOD adalah fenomena interaksi atmosfer-laut di Samudera Hindia yang dihitung berdasarkan perbedaan anomali SST di pantai timur Afrika dan barat perairan Sumatera.

Menambahkan Ardhasena, Dwikorita mengatakan, La Nina yang mampu meningkatkan curah hujan telah berakhir sehingga cuaca Indonesia pada 2025 diprediksi lebih kondusif.

El Nino juga dalam kondisi netral berdasarkan monitoring SML pada awal Maret 2025.

“Bahwa pada saat ini di bulan Maret tanggal 13 Maret 2025, BMKG menyatakan bahwa La Nina telah berakhir dan musim kemarau 2025 diprediksi normal. Artinya segala semuanya berjalan lebih kondusif dari segi cuaca,” jelas Dwikorita.

Baca juga: Maret Masih Hujan, Apakah Awal Musim Kemarau 2025 Mundur? Berikut Jawaban BMKG

Sifat musim kemarau 2025

Dwikorita menyampaikan, sifat musim kemarau 2025 berdasarkan rerata klimatologisnya diprediksi normal di 416 ZOM atau 60 persen wilayah.

Namun, BMKG mendeteksi 185 ZOM atau 26 persen wilayah mengalami musim kemarau dengan sifat di atas normal dan 98 ZOM atau 14 persen di bawah normal.

Berikut daftar wilayah yang mengalami musim kemarau 2025 dengan sifat normal, di atas normal, dan di bawah normal:

Wilayah dengan sifat musim kemarau 2025 normal:
  • Sumatera
  • Jawa bagian Timur
  • Kalimantan
  • Sebagian besar Sulawesi
  • Maluku
  • Sebagian besar Pulau Papua.

Baca juga: Ramai soal Bali Terasa Dingin Saat Musim Kemarau, Ini Penjelasan BMKG

Wilayah dengan sifat musim kemarau 2025 di atas normal:
  • Aceh
  • Sebagian besar Lampung
  • Jawa bagian barat dan Tengah
  • Bali
  • Nusa Tenggara Barat
  • Nusa Tenggara Timur
  • Sebagian kecil Sulawesi
  • Papua bagian Tengah.
Wilayah dengan sifat musim kemarau 2025 di bawah normal:
  • Sumatera bagian utara
  • Sebagian kecil Kalimantan Barat
  • Sulawesi bagian tengah
  • Maluku Utara
  • Papua bagian selatan.

Baca juga: Mengapa Masih Hujan padahal Sudah Kemarau? Ini Jawaban BMKG

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua
Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi