KOMPAS.com - Teh adalah salah satu minuman yang banyak digemari oleh masyarakat Indonesia.
Selain dapat menghapus dahaga dengan cita rasanya yang khas, teh juga mempunyai berbagai manfaat yang baik untuk kesehatan.
Hal itu dikarenakan teh mempunyai sejumlah senyawa alami, seperti polifenol, flavonoid, tanin, kafein, serta vitamin dan antioksidan lainnya.
Banyak orang yang minum teh saat atau setelah makan besar, seperti nasi dan lauk pauknya. Padahal, kebiasaan ini ternyata tidak disarankan oleh banyak ahli gizi.
Lalu, apa alasan tak boleh minum teh saat makan?
Baca juga: Kenapa Orang Sunda Biasa Minum Teh Tawar dan Orang Jawa Minum Teh Manis? Ini Kata Pakar
Alasan tak boleh minum teh saat makan
Teh tidak dianjurkan diminum saat seseorang sedang makan karena hal ini dapat menghambat penyerapan zat besi dari makanan yang ada.
Zat besi berperan untuk mencegah anemia atau kondisi ketika kekurangan sel darah merah dan asupan oksigen di seluruh tubuh.
Kekurangan sel darah merah juga pada gilirannya mengakibatkan penurunan fungsi kekebalan atau daya tahan tubuh, sehingga seseorang lebih mudah jatuh sakit.
Ahli gizi Nicole Dynan mengungkapkan, zat besi juga mempunyai peran penting dalam mendukung menstruasi yang sehat. Sebab, selama menstruasi, perempuan akan kehilangan banyak darah.
"Akibatnya, wanita membutuhkan lebih banyak zat besi daripada pria, sekitar 18 miligram per hari, dibandingkan dengan pria yang hanya membutuhkan sekitar delapan miligram per hari," ucap dia, dikutip dari HuffPost.
Ia menambahkan, efek menghambat penyerapan zat besi ini dikarenakan kandungan polifenol yang kuat di dalam teh.
Menurut Dynan, efek polifenol tersebut terutama berlaku pada teh hitam, teh herbal, cokelat, dan kopi.
"Teh hitam memiliki efek lebih tinggi dari teh herbal, dan semakin kuat teh, semakin besar efek penghambatannya diakibatkan karena polifenol yang lebih tinggi,” katanya.
Baca juga: Kantong Teh Celup Dapat Melepaskan Miliaran Mikroplastik, Ini Jenis yang Aman dan Tak Aman
Perlukah khawatir akan kebiasaan minum teh?
Meski demikian, orang yang gemar mengonsumsi daging, kacang-kacangan, biji-bijian, dan sayuran hijau mungkin tidak mengalami kekurangan zat besi.
Sebab, menurut Dynan, kandungan zat besi yang ada di makanan-makanan tersebut terbilang tinggi.
Selain itu, mereka yang rutin mengonsumsi buah-buahan atau makanan tinggi vitamin C juga memiliki risiko kekurangan zat besi lebih rendah.
Dynan mengungkapkan, hal tersebut dikarenakan kandungan vitamin C mampu meningkatkan penyerapan zat besi.
Sehingga, meski mengonsumsi teh sebanyak apapun, seseorang tetap dapat mencukupi gizi seimbangnya.
Baca juga: Menengok Tradisi Minum Teh di Jepang, Inggris, China, dan Indonesia
Lihat Foto
Ilustrasi teh hijau.
Berapa banyak zat besi yang dibutuhkan?
Zat besi yang dibutuhkan setiap orang berbeda-beda tergantung dengan usianya. Perempuan juga memerlukan zat besi lebih banyak dibandingkan pria.
Dilansir dari NHS, berikut jumlah zat besi yang dibutuhkan dalam sehari:
- Pria berusia 19 tahun ke atas: 8,7 mg
- Perempuan berusia 19-49 tahun: 14,8 mg
- Perempuan berusia 50 tahun ke atas: 8,7 mg.
Perempuan yang mengalami menstruasi setelah usia 50 tahun mungkin membutuhkan jumlah zat besi yang sama dengan wanita berusia 19 hingga 49 tahun.
Baca juga: Studi Ungkap Minuman Manis Bisa Picu Gangguan Ingatan, Salah Satunya Es Teh
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.