KOMPAS.com - Sutradara pemenang Oscar asal Palestina, Hamdan Ballal, telah ditangkap oleh tentara Israel.
Menurut keterangan saksi, sutradara film dokumenter "No Other Land" tersebut diserahkan ke kepada militer Israel setelah mengalami penyerangan.
Baca juga: Rencana Trump untuk Gaza: Dijadikan Real Estat dan Larang Warga Palestina Kembali
Dilansir dari The Guardian, saksi mata yang terdiri dari lima aktivitis Yahudi-Amerika menyaksikan bahwa Ballal diserang oleh 15 penduduk bersenjata.
Penyerangan itu terjadi di Susya, Masafer Yatta, daerah selatan Hebron.
"Mereka mulai melempar batu ke arah warga Palestina dan menghancurkan tangki di dekat rumah Hamdan," ungkap aktivis Center for Jewish Nonviolence yang namanya disamarkan menjadi Joseph.
Lebih lanjut, para saksi mata ini memaparkan kejadian selama Ballal diserang hingga akhirnya diserahkan kepada tentara Israel.
Kronologi penangkapan Hamdan Ballal
Pada awalnya, para saksi mata ini melihat sekelompok tentara menyambangi tempat kejadian perkara (TKP) bersama para pemukim lain.
Saksi lain yang bernama Raviv menceritakan bahwa para pemukim berseragam militer itu menghancurkan mobil Hamdan Ballal dengan batu.
Akibatnya perusakan itu, ban mobil robek, semua jendela dan kaca depan pecah.
Kemudian, saksi melihat Ballal dibawa oleh tentara Israel dalam keadaan terluka setelah diserang para pemukim.
Baca juga: Israel Serang Jalur Gaza dan Tewaskan 326 Orang, Menuai Kecaman Banyak Pihak
Setelah sempat merekam kejadian itu, kelompok aktivis tersebut memasuki rumah Ballal.
Mereka pun mendapat kesaksian dari keluarga bahwa sang sutradara mengalami pemukulan di kepala.
Dalam kejadian ini, Ballal bersama seorang pria yang diidentifikasi hanya bernama Nasser ditangkap dan dibawa ke kantor polisi. Adapun alasan penangkapan itu masih belum terkuak.
Ada perbedaan pernyataan IDF dan orang terdekat
Dalam pernyataannya, IDF mengklaim bahwa insiden "teroris" melemparkan batu ke warga Israel sebagai penyebab konfrontasi tersebut.
"Pasukan IDF dan Polisi Israel tiba untuk membubarkan konfrontasi, pada saat ini, beberapa teroris mulai melemparkan batu ke pasukan keamanan," bunyi pernyataan tersebut.
Karena kejadian itu, pasukan menangkap tiga warga Palestina yang diduga melemparkan batu ke arah mereka dan satu warga sipil Israel yang terlibat kekerasan tersebut.
Polisi kemudian membawa para tahanan ini untuk diinterogasi lebih lanjut.
Di sisi lain, sutradara "No Other Land" lain, Basel Adra menduga bahwa kekerasan dari penduduk sekitar meningkat karena film yang mereka garap mendapat pengakuan internasional.
"Warga Palestina di desa tersebut telah diserang secara fisik oleh para pemukim hampir setiap hari. Kekerasan para pemukim meningkat di sini. Mungkin ini balas dendam atas film dan Oscar," terang Adra.
Baca juga: Palestina Hentikan Sementara Siaran Al Jazeera, Ini Alasannya
Sebagai salah satu saksi serangan di Susya, Adra menggambarkan kekerasan tersebut "mengerikan". Apalagi, ada puluhan pemukim bersenjata dan para tentara Israel mengancam mereka dan polisi tidak melakukan apa-apa.
Adra menjelaskan bahwa ketika para tentara mengarahkan senjata kepada mereka, pemukim mulai menyerang rumah-rumah warga Palestina.
Pada saat itu, Hamdan hanya mencoba melindungi keluarganya dari serangan orang-orang bersenjata tersebut.
"Hamdan mencoba melindungi keluarganya dan para pemukim menyerangnya. Tentara mulai menembaki udara untuk mencegah siapa pun menolong Hamdan. Ia berteriak minta tolong. Mereka membiarkan para pemukim menyerangnya dan kemudian tentara menculiknya," papar Basel Adra.
Menurut cuitan X rekan sutradara dari Israel, Yuval Abraham, Hamdan Ballal dipukuli hingga dibawa ambulans dan diikuti tentara. Sejak saat itu, Yuval mengaku tidak mendengar tanda-tanda keberadaan rekannya.
Sutradara dan Kru 'No Other Land' bukan hanya sekali diserang
Penyerangan terhadap sutradara dan kru film dokumenter "No Other Land" ternyata bukan hanya terjadi sekali. Pelaku penyerangan terhadap mereka adalah pemukim sektiar.
Pada Februaru lalu, Basel Adra mengalami penyerangan setelah dikepung para pemukim Israel yang mengenakan topeng.
Selain itu, Adra juga memposting kejadian yang dialaminya sepulang dari menghadiri perhelatan Oscar. Ia megunggah orang-orang bertopeng yang diduga memimpin serangan teror di Masafer Yatta.
Baca juga: Netanyahu Sebut Palestina Bisa Mendirikan Negara di Arab Saudi
"Puluhan pemukim tiba di rumah teman saya Naser di Susya, melemparkan batu ke rumahnya, menghancurkan kendaraannya, dan menyayat (ban kendaraan dengan pisau)," kata Adra.
Menurut penuturan Adra, proses pembuatan film dokumenter itu saja sudah membuat mereka mempertaruhkan nyawa. Kini, mereka juga harus menghadapi serangan dari pihak yang tidak menyukai kesuksesan "No Other Land" di Oscar.
Sementara itu, "No Other Land" merupakan film dokumenter yang memenangkan berbagai penghargaan internasional.
Salah satunya adalah Academy Awards ke-97 kategori Best Documentary Feature Film yang membuat mereka membawa pulang piala Oscar pada 2 Maret 2025 lalu.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.