Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kata BMKG soal Kapan Lebaran 2025

Baca di App
Lihat Foto
BMKG
ilustrasi pengamatan hilal di Gunungsitoli, Nias tahun 2024. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memaparkan hasil perhitungan posisi hilal untuk menentukan kapan Lebaran 2025 atau awal Syawal 1446 H.
|
Editor: Irawan Sapto Adhi

KOMPAS.com - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memaparkan hasil perhitungan posisi hilal untuk menentukan awal Syawal 1446 H atau Idul Fitri 2025.

Berdasarkan data hisab BMKG, Lebaran 2025 di Indonesia kemungkinan besar akan jatuh pada hari yang sama antara pemerintah dan Muhammadiyah.

Sebelumnya, Muhammadiyah telah menetapkan bahwa Idul Fitri 1446 H jatuh pada Senin, 31 Maret 2025. 

Baca juga: BMKG Deteksi Bibit Siklon Tropis 92S dan 96W di Wilayah Indonesia, Apa Dampaknya?

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hilal tanggal 29 Maret masih di bawah ufuk

Koordinator Bidang Tanda Waktu BMKG, Himawan Widiyanto, menjelaskan bahwa berdasarkan perhitungan yang dipublikasikan pada 17 Maret 2025, posisi hilal pada 29 Maret 2025 masih berada di bawah ufuk.

“Hilal pada tanggal 29 Maret 2025 masih di bawah ufuk, sehingga bulan Ramadhan 1446 H digenapkan menjadi 30 hari,” ujar Himawan saat dimintai informasi Kompas.com pad  Selasa (25/3/2025).

Dengan demikian, 1 Syawal 1446 H diperkirakan akan jatuh pada 31 Maret 2025, yang berarti Lebaran antara pemerintah dan Muhammadiyah kemungkinan besar akan bersamaan.

Namun, BMKG tetap menunggu hasil pengamatan hilal pada 29 Maret 2025. Jika hilal tidak terlihat, maka penetapan Idul Fitri akan mengikuti perhitungan yang telah dilakukan.

"Nanti kami lihat hasil pengamatan hilal tanggal 29 Maret 2025. Jika hilal tidak terlihat, maka puasa Ramadhan 1446 H digenapkan menjadi 30 hari, dan 1 Syawal 1446 H bertepatan dengan 31 Maret 2025," terang dia.

Ia pun menegaskan bahwa keputusan resmi penetapan kapan Lebaran 2025 tetap berada di tangan Kementerian Agama (Kemenag).

“Kami tetap menunggu Menteri Agama RI yang berhak memutuskan kapan Lebaran 2025,” imbuh Himawan.

Baca juga: BMKG Sebut Wilayah Ini Berpotensi Hujan Lebat 25-26 Maret 2025

Mekanisme yang digunakan BMKG

BMKG melaksanakan pengamatan hilal secara rutin setiap bulan di seluruh Indonesia, sesuai dengan Undang-Undang Nomor 31 Tahun 2009.

Metode yang digunakan BMKG sedikit berbeda dengan Kemenag, yang hanya mengamati hilal untuk penentuan awal bulan Ramadhan, Syawal, dan Dzulhijjah.

Sementara itu, BMKG menggunakan teropong hilal di berbagai wilayah Indonesia.

Masyarakat juga dapat menyaksikan hasil pengamatan ini secara langsung melalui situs resmi BMKG di https://hilal.bmkg.go.id.

Setiap pengamatan hilal dilakukan oleh minimal tiga orang sebagai bentuk validasi hasil hisab atau perhitungan.

“Selain menyampaikan hasil hisab, BMKG juga melaksanakan pengamatan hilal sebagai sarana untuk memverifikasi data yang telah dihitung sebelumnya,” kata Himawan.

Dengan hasil perhitungan ini, besar kemungkinan Lebaran 2025 akan berlangsung serentak di Indonesia. Namun, pengumuman resmi tetap akan menunggu keputusan pemerintah melalui sidang isbat yang digelar Kementerian Agama.

Baca juga: BMKG: Ini Wilayah yang Mulai Musim Kemarau pada Maret, April, Juni, Juli, atau Agustus 2025

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua
Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi