Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kol, Terong, dan Brokoli Goreng Disebut Sumber Penyakit, Benarkah Demikian?

Baca di App
Lihat Foto
Twitter/@glitterycastle
Tangkap layar unggahan yang menyebut kol, terong, dan brokoli goreng sumber penyakit
|
Editor: Ahmad Naufal Dzulfaroh

KOMPAS.com - Sebuah unggahan bernarasi kol atau kubis, terong, dan brokoli goreng adalah sumber penyakit, viral di media sosial.

Dalam unggahan yang dibagikan oleh akun media sosial X @glit****, Senin (24/3/2025), kol atau kubis goreng disebut menyebabkan kanker, risiko obesitas, dan penyakit jantung. 

Sementara, terong goreng disebut menyebabkan hipertensi, penyakit kardiovaskular, dan menghambat aliran darah, sedangkan brokoli goreng menyebabkan kerusakan sel, peradangan tubuh, serta risiko penyakit degeneratif dan kanker.

"Hati-hati, sayur yang digoreng bisa jadi lebih berbahaya daripada yang kita kira! Walaupun terlihat lezat, proses menggoreng bisa mengubah nutrisi dan menambah kalori jahat," tulis pengunggah.

Lantas, benarkah tiga sayuran kol atau kubis, terong, dan brokoli tidak boleh digoreng karena menyebabkan penyakit?

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Baca juga: Benarkah Ikan Goreng Tidak Boleh Terlalu Sering Dikonsumsi? Ini Penjelasan Ahli Gizi


Penjelasan ahli

Ahli gizi Universitas Gadjah Mada (UGM), Toto Sudargo menjelaskan, makanan apa pun yang digoreng, termasuk sayuran secara teori bisa membahayakan kesehatan.

"Tapi harus diingat, ada batas asupan yang kira-kira menimbulkan karsinogenik. Ada batasan yang boleh dikonsumsi," ujarnya saat dikonfirmasi Kompas.com, Rabu (26/3/2025).

Toto menjelaskan, semua sayuran hampir memiliki kandungan vitamin A yang tinggi.

Menurutnya, vitamin A tidak bisa larut dalam air saat dicerna tubuh, tetapi dalam lemak. Ini berarti tubuh membutuhkan lemak untuk bisa menyerap dan menyimpan vitamin A.

Karenanya, sayuran yang digoreng bisa membuat pencernaan vitamin A oleh tubuh menjadi lancar. Selain vitamin A, yodium juga butuh minyak untuk dicerna.

"Mungkin vitamin C, vitamin yang larut dalam air akan rusak ketika dipanaskan, tapi tidak semuanya rusak," tambahnya.

Baca juga: Konsumsi Sayur Kubis Bisa Turunkan Risiko Penyakit Jantung, Penelitian Membuktikan

Dia menuturkan, sayur goreng atau gorengan lainnya memang berpotensi menimbulkan karsinogen penyebab kanker, obesitas, dan penyakit jantung.

Meski begitu, hasil dari kajian yang dilakukan menunjukkan, risiko bahan-bahan karsinogen dari kol, terong, dan brokoli goreng masih berada di bawah ambang batas aman.

"Semuanya jauh di bawah ambang batas. Artinya, masih ada toleransi dalam tubuh, tetap aman dikonsumsi," kata dia.

Toto mengungkapkan, sayuran goreng menimbulkan kanker jika mengandung karsinogen mencapai 10 miligram. Namun, karsinogen dari seporsi kol, terong, dan brokoli goreng hanya 0,5 miligram.

Sayuran goreng baru berisiko tinggi menyebabkan kanker jika dikonsumsi dalam jumlah banyak hingga di atas 10 miligram.

Baca juga: Makan Gorengan Berlebihan Picu Mood Swing dan Haid Lebih Sakit, Benarkah?

Risiko bertambah jika digoreng dengan minyak jelantah

Toto menekankan, risiko kanker akan lebih tinggi terutama jika kol, terong, dan brokoli digoreng dengan minyak jelantah yang telah dipakai berkali-kali.

Konsumsi gula dan garam yang tinggi pun memperbesar risiko kanker.

"Makanya kita harus bijak (konsumsi) garam, gula, sama minyak. Minyaknya harus pakai minyak yang baik. Jangan minyak jelantah," tegas dia.

Toto menyatakan, minyak goreng hanya bisa dipakai setidaknya tiga kali penggorengan. Jika lebih dari lima kali, berisiko besar menghasilkan karsinogen.

Bagi orang-orang yang sering makan gorengan, dia menyarankan agar memperbanyak konsumsi sayur dan buah.

Pasalnya, sayur dan buah kaya akan serat yang bermanfaat untuk membantu menyerap minyak, sehingga tidak terserap habis oleh tubuh.

"Ada gorengan, maka ada serat yang masuk dari sayur dan buah. Fungsi sayur dan buah mengikat dan mereduksi lemak dalam tubuh," imbuhnya.

Baca juga: Makan Gorengan Saat Buka Puasa, Berapa Jumlah Amannya?

Semua gorengan berisiko sama

Sementara, dokter dan ahli gizi Tan Shot Yen menegaskan, semua gorengan termasuk kol, terong, dan brokoli goreng berisiko bagi kesehatan karena proses memasaknya digoreng.

"Masalahnya di proses gorengnya. Mau sekali goreng pun sama saja," jelas dia saat dihubungi terpisah, Selasa (25/3/2025).

Tan menuturkan, bahan-bahan yang digoreng dengan suhu tinggi akan menjadi renyah. Namun, dapat berisiko menghasilkan senyawa-senyawa karsinogenik.

Tak hanya kol, terong, dan brokoli, dia menekankan, bahan makanan apa pun yang digoreng dengan suhu tinggi sama-sama berisiko bagi kesehatan.

Menurutnya, tidak ada kondisi apa pun yang membuat makanan gorengan tetap sehat bagi tubuh.

"Menggoreng bukan cara masak sehat," tandasnya.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua
Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi