Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Berapa Batas Aman Mengonsumsi Nastar dalam Sehari? Simak Kata Dokter

Baca di App
Lihat Foto
Dok. Shutterstock/Ika Rahma H
Ilustrasi nastar.
|
Editor: Resa Eka Ayu Sartika

KOMPAS.com - Kue nastar tak pernah luput disajikan sebagai hidangan kue kering lebaran.

Kue yang memiliki tekstur lembut dan biasanya diisi dengan selai nanas ini memiliki kandungan lemak dan gula yang tinggi.

Karena itu, kue ini tidak dapat dimakan dalam porsi yang banyak. Apalagi dalam satu hari penuh.

Sebenarnya, berapa jumlah konsumsi nastar yang aman dalam sehari? Simak penjelasan dokter gizi berikut.

Baca juga: Apa yang Terjadi pada Tubuh jika Terlalu Banyak Makan Nastar?

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jumlah kalori kue nastar

Dokter Spesialis Gizi Klinik, Inge Permadhi, menjelaskan bahwa satu butir kue nastar mempunyai kandungan kalori yang berbeda-beda tergantung dengan resep yang digunakan.

Umumnya, kue nastar menggunakan bahan dasar tepung terigu, margarin, tepung maizena, gula halus, susu bubuk, mentega, kuning telur, dan selai nanas.

"Setiap nastar mempunyai kalori tergantung resep. Menurut Fat Secret, satu nastar mengandung 75 kalori," jelas Inge saat dihubungi Kompas.com, Kamis (20/3/2025).

Inge menambahkan bahwa kue yang dimasak dengan cara dipanggang di dalam oven ini memiliki rincian nutrisi sebagai berikut.

Baca juga: Penderita Diabetes Boleh Makan Nastar dan Putri Salju, tapi Ahli Gizi Sarankan Ini

Sebagai perbandingan, kue ini memiliki jumlah kalori yang lebih tinggi dari kue putri salju dan kastengel.

Dilansir dari Fat Secret, satu butir kue putri salju hanya mengandung 30 kalori dan sebutir kue kastengel mengandung 21 kalori.

Karena memiliki jumlah kalori yang lebih tinggi, maka jumlah konsumsi nastar dalam satu hari perlu diperhatikan.

Jumlah konsumsi nastar yang aman dalam sehari

Inge menjelaskan bahwa jumlah konsumsi nastar yang aman disesuaikan dengan kebutuhan kalori harian tiap orang.

Sementara itu, kebutuhan kalori harian tiap orang berbeda-beda dipengaruhi oleh beberapa hal.

"Kebutuhan kalori ditentukan dari berat badan, indeks massa tubuh, dan jenis kelamin," terang Inge.

Dirinya menjelaskan cara menghitung kebutuhan kalori tubuh secara sederhana, yaitu dengan mengalikan berat badan (BB) ideal dengan 30 kkal (untuk laki-laki) atau 25 kkal (untuk perempuan) ditambahkan dengan aktivitas fisik.

Rumus akhirnya yaitu: BB ideal x 30 kkal + kalori untuk aktivitas fisik (ringan/sedang/berat).

Baca juga: Meski Nikmat, Batasi Konsumsi Nastar, Kastengel, dan Putri Salju!

Selanjutnya, batas konsumsi nastar dalam satu hari bergantung dari apa saja yang dikonsumsi orang tersebut dalam satu hari.

"Kalau hanya makan nastar seharian tanpa makan apapun, pada orang dengan kebutuhan 2000 kkal, tentu bisa banyak," ujarnya.

Akan tetapi, Inge juga mengingatkan bahwa total kalori dalam sehari harus memiliki komposisi gizi yang seimbang.

"Komposisi gizi yang seimbang, yaitu karbohirat 50-60 persen, lemak kurang dari 30 persen, serta protein 10-15 persen," tambahnya.

Dengan begitu, pembagian kalori dalam makan utama dan snack harus dibagi terlebih dahulu.

Misalnya, dari kebutuhan 2000 kkal dibagi dengan alokasi sebagai berikut.

  • Makan pagi: 20 persen
  • Snack: 10 persen
  • Makan siang: 30 persen
  • Snack: 10 persen
  • Makan malam: 20 persen
  • Snack: 10 persen.

Setelah itu, konsumsi nastar yang masuk ke dalam alokasi snack dapat dihitung, dengan tetap mempertimbangkan komposisi seluruh zat gizinya.

"Namun saran saya, karena nastar tergolong makanan lezat yang tinggi gula dan tinggi lemak, maka jangan berlebihan konsumsinya." imbau Inge.

Baca juga: Banyak Tersaji Kala Lebaran, Bagaimana Asal-usul Nastar?

Dampak konsumsi nastar yang berlebihan

Inge menerangkan bahwa efek utama dari mengonsumsi nastar secara berlebihan adalah kegemukan. Selanjutnya, kegemukan dapat berimbas pada risiko penyakit yang lainnya.

"Kegemukan menyebabkan risiko penyakit tidak menular," kata Inge.

Beberapa contoh Penyakit Tidak Menular (PMT), yaitu hipertensi, diabetes melitus, stroke, kanker, asma, penyakit jantung koroner, PPOK, gagal ginjal kronis, osteoporosis, dan osteoartritis.

Oleh karena itu, dianjurkan untuk menghitung jumlah kalori harian dan membatasi jumlah konsumsi nastar tiap harinya.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag
Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua
Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi