KOMPAS.com - Halalbihalal menjadi tradisi khas muslim di Indonesia, berupa aktivitas silaturahmi yang identik dengan bermaaf-maafan saat Lebaran.
Tradisi ini biasanya dilakukan di rumah atau tempat tertentu dan melibatkan sekelompok orang, baik keluarga besar atau rekan di lembaga tertentu.
Halalbihalal saat momen Idul Fitri merupakan tradisi khas masyarakat muslim Indonesia dan tidak ditemukan dalam budaya muslim di Arab.
Lantas, apa makna tradisi halalbihalal?
Baca juga: Tradisi Halalbihalal di Indonesia, Berikut Sejarah dan Maknanya
Dikutip dari laman UIN Sunan Gunung Djati Bandung, Quraish Shihab dalam Membumikan Al-Qur’an (1999), menjelaskan tiga hal terkait makna halalbihalal, yaitu:
1. Menurut aspek hukum fikih
Halal oleh para ulama dipertentangkan dengan haram, apabila diucapkan dalam konteks halalbihalal memberikan pesan bahwa mereka yang melakukannya akan terbebas dari dosa.
Dengan demikian, halalbihalal menurut tinjauan hukum fikih menjadikan sikap yang tadinya haram atau yang tadinya berdosa menjadi halal atau tidak berdosa lagi.
Ini tentu baru tercapai apabila persyaratan lain yang ditetapkan oleh hukum terpenuhi oleh pelaku halalbihalal, seperti secara lapang dada saling maaf-memaafkan.
Baca juga: Merunut Asal-usul Halalbihalal, Tradisi Khas Lebaran di Indonesia
2. Aspek bahasa atau linguistik
Kata halal dari segi bahasa berasal dari kata halla atau halala yang mempunyai berbagai makna sesuai rangkaian kalimatnya.
Di antaranya adalah menyelesaikan masalah/kesulitan atau meluruskan benang kusut atau mencairkan yang membeku atau melepaskan ikatan yang membelenggu.
Jika memahami halalbihalal dari tinjauan ini, seorang akan memahami tujuan menyambung apa-apa yang tadinya putus menjadi tersambung kembali, misalnya silaturahim untuk saling maaf-memaafkan.
Baca juga: Apa Arti Minal Aidin Wal Faizin yang Kerap Diucapkan Saat Idul Fitri?
3. Aspek tinjauan Qur’ani
Quran menuntut halal thayyib, yang baik lagi menyenangkan. Artinya agar setiap aktivitas yang dilakukan oleh setiap muslim merupakan sesuatu yang baik dan menyenangkan bagi semua pihak.
Inilah mengapa Al-Qur’an tidak hanya menuntut seseorang untuk memaafkan, tetapi juga berbuat baik terhadap orang yang pernah melakukan kesalahan kepadanya.
Jadi, makna yang berupaya diwujudkan melalui tradisi halalbihalal lebih dari sekadar saling memaafkan, tetapi mampu menciptakan kondisi di mana persatuan dan silaturahmi tetap terjalin dengan baik.
Baca juga: 5 Kreasi Sirup dan Buah-buahan Segar untuk Minuman Sajian Lebaran
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.