Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Batas Aman Konsumsi Makanan Bersantan Selama Lebaran Menurut Dokter

Baca di App
Lihat Foto
SHUTTERSTOCK/yohanes_setiyanto
ilustrasi opor ayam kuning. Makanan bersantan menjadi hidangan khas Lebaran. Namun, ada batasan aman mengonsumsi makanan bersantan agar tidak membahayakan kesehatan.
|
Editor: Irawan Sapto Adhi

KOMPAS.com - Hidangan Lebaran identik dengan makanan bersantan seperti opor ayam, gulai, lontong sayur, atau rendang.

Menu makanan Lebaran sering ditemui saat berhalal bihalal ke sanak keluarga dan teman. Tuan rumah biasanya akan menawari tamunya untuk mencicipi hidangan tersebut.

Meski hidangan Lebaran enak dan tawaran tuan rumah sulit ditolak, konsumsi makanan bersantan dalam jumlah banyak terus-menerus tetap saja tak dianjurkan.

Selain itu, makanan bersantan yang menjadi hidangan Lebaran tidak boleh dipanaskan berulang kali agar tidak merusak makanan tersebut dan tetap bisa dimakan.

Lantas, berapa batas aman konsumsi makanan bersantan saat Lebaran?

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Baca juga: Kapan Sidang Isbat Idul Fitri 2025? Berikut Jadwal Resmi dari Kemenag


Batas aman konsumsi makanan bersantan

Dokter spesialis gizi, Amalia Primahastuti, mengatakan mayoritas makanan khas Lebaran terbuat dari santan yang mengandung lemak jenuh.

"Lemak jenuh merupakan jenis lemak yang konsumsinya perlu dibatasi, jadi tips aman menyantap hidangan lebaran tersebut adalah dengan tidak berlebihan," kata Amalia, diberitakan Antara (12/5/2021).

Dia menuturkan, santan termasuk golongan lemak jenuh yang perlu dibatasi.

Batas aman asupan santan kurang dari tujuh persen total kalori harian atau sekitar 15 gram lemak dengan perkiraan kebutuhan 2.000 kalori.

"Satu penukar santan (40 gram) mengandung sekitar 9 gram lemak, jadi dalam satu hari konsumsi santan yang aman sekitar 1,5 penukar (60 gram)," kata dia.

Menurut Amalia, seseorang sebaiknya hanya memilih satu makanan bersantan untuk dimakan pada satu waktu. Misalnya, seporsi rendang, gulai, atau opor ayam saja.

Makanan bersantan juga perlu dibatasi hanya untuk satu waktu makan. Contohnya, konsumsi hidangan khas Lebaran saat sarapan atau makan siang.

Dia pun mengingatkan, jumlah kuah santan yang diambil perlu dikurangi. Jika makanan bersantan dimasak sendiri, dapat juga mengganti santan dengan susu atau krimer.

"Jangan lupa tetap konsumsi sayur dan buah," lanjutnya.

Untuk mengontrol porsi makanan bersantan yang dikonsumsi, imbangi dengan makan buah sebelum makanan berat.

Ini cara mengontrol asupan makanan dengan membuat lambung terisi buah yang sehat tapi rendah kalori. Perut cepat kenyang tanpa mengonsumsi makanan bersantan dalam porsi banyak.

Baca juga: 50 Link Unduh Kartu Ucapan Idul Fitri 2025 Gratis, Bisa untuk Hampers

Risiko kebanyakan makan santan

Ahli gizi Universitas Gadjah Mada (UGM) Toto Sudargo menjelaskan, makanan bersantan baik dikonsumsi jika tidak berlebihan.

Sebab selain lemak jenuh, santan mengandung asam laurat atau asam lemak rantai sedang yang baik bagi tubuh.

"Asam laurat ini memiliki sifat antimikroba dan antiinflamasi. Mengonsumsi santan yang tidak berlebihan otomatis melindungi tubuh dari beberapa penyakit,” ujarnya, dikutip dari Kompas.com, Kamis (21/5/2020).

Toto menambahkan, santan juga salah satu sumber energi yang dibutuhkan tubuh selama dikonsumsi secukupnya.

Namun, santan mengandung kalori dalam jumlah tinggi sehingga berbahaya bagi tubuh jika dikonsumsi berlebihan.

Menurutnya, penelitian membuktikan, orang yang kerap mengonsumsi santan lebih berisiko mengalami obesitas, dislipidemia atau kadar lemak dalam darah abnormal, dan hipertensi.

Toto pun menyarankan, makanan bersantan lebih baik dikonsumsi saat pagi atau siang hari agar kalori dari santan dapat digunakan untuk sumber energi saat beraktivitas.

“Dikonsumsi malam hari, berarti ada sisa kalori yang digunakan sehingga bisa menyebabkan obesitas,” lanjut dia.

Daripada memakai santan, Toto lebih menyarankan memakai bahan pengganti lain seperti susu cair segar, susu kedelai atau jenis kacang-kacangan lain, maupun yogurt plain.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua
Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi