Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Studi: Aurora Bawa Arus Listrik yang Picu Gangguan Magnetik di Bumi

Baca di App
Lihat Foto
wikimedia.org/Senior Airman Joshua Strang
Aurora borealis
|
Editor: Resa Eka Ayu Sartika

KOMPAS.com - Bersamaan dengan kemunculan aurora borealis, NASA meluncurkan misi pertama untuk meneliti elektrojet yang disebabkan fenomena langit ini.

Sebagai informasi, aurora borealis atau aurora yang muncul di langit Kutub Utara biasanya muncul pada sekitar bulan Maret hingga April.

Baca juga: Apa Itu Aurora Borealis? Berikut Pengertian dan Penyebab Terjadinya Fenomena Tersebut

Selain cahaya cantik yang menghiasi langit, aurora juga membawa muatan listrik besar yang disebut sebagai "elektrojet aurora".

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Melansir dari Space, elektrojet merupakan arus listrik kuat yang menghantam Bumi jika terjadi badai luar angkasa.

Setiap detiknya, aktivitas matahari mendorong sekitar satu juta ampere listrik ke sekitar kutub Bumi.

Setiap kali elektrojet aurora masuk ke atmosfer bumi, arus listriknya yang besar bisa menimbulkan gangguan magnetik.

Akibatnya, Bumi mengalami pemadaman listrik. Selain itu, arus listrik ini juga memengaruhi keselamatan astronot dan mengganggu kerja satelit.

Karenanya, NASA hendak mempelajari elektrojet aurora dengan misi EZIE (Electrojet Zeeman Imaging Explorer).

Apa itu misi EZIE?

Pada bulan Maret 2025, NASA akan meluncurkan misi EZIE dengan mengirim tiga satelit sebesar koper. Satelit bernama cubesat itu digunakan untuk melacak fenomena mengganggu dari elektrojet aurora.

Selain mengamati gangguan akibat elektrojet aurora, mereka juga berharap bisa menemukan potensi dari fenomena ini.

Baca juga: Bagaimana Fenomena Aurora Terbentuk dan Menghasilkan Tirai Cahaya Berwarna-warni?

"EZIE adalah misi pertama yang didedikasikan khusus untuk mempelajari elektrojet," ungkap Larry Kepko, ilmuwan misi EZIE di Pusat Penerbangan Antariksa Goddard NASA, di Maryland.

"Misi ini dilakukan dengan teknik pengukuran yang sama sekali baru," imbuh Kepko.

Melalui misi ini, peneliti akan memanfaatkan medan magnet yang dihasilkan oleh elektrojet aurora ketika mencapai Bumi.

Cara kerja misi EZIE

Elektrojet menghasilkan medan magnet yang memecah garis emisi 118 gigaherts dari molekul oksigen di atmosfer Bumi. Fenomena ini disebut sebagai pemisahan Zeeman.

Nantinya, tiga satelit kecil EZIE akan menggunakan magnetogram elektrojet untuk menguku kekuatan dan arah medan magnet yang muncul dari pemisahan tersebut.

Medan magnet tersebut akan memberikan data penting yang bisa diteliti dari elektrojet.

Baca juga: Dampak Badai Matahari 2024, Ada Aurora dan Gangguan Sinyal Kecil

Guna memaksimalkan penelitian ini, misi EZIE akan melibatkan ilmuwan sipil dan mahasiswa di AS. Mereka akan membantu mengumpulkan data medan magnet yang menyentuh bumi.

Kemudian, NASA bisa membandingkan data yang didapatkan ilmuwan dan mahasiswa.

"Ilmuwan EZIE akan mengumpulkan data medan magnet dari atas, dan para mahasiswa akan mengumpulkan data medan magnet dari tanah," ujar Nelli Mosavi-Hoyer, manajer proyek EZIE di APL.

Rencananya, EZIE akan meluncurkan tiga satelit kecilnya dari Pangkalan Luar Angkasa Vanderberg di California. Peluncuran nantinya akan dijadwalkan mengikuti aktivitas tertinggi dan terkuat Matahari.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag
Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua
Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi