KOMPAS.com - Media sosial diramaikan dengan pembahasan bahwa air demineral baik dikonsumsi penderita batu ginjal.
Disebutkan bahwa air demineral tak lagi mengandung mineral sehingga meringankan kinerja ginjal.
Dikutip dari US Water System, air demineral adalah air yang semua mineralnya telah dihilangkan.
Karena itu, air demineral biasanya terasa hambar karena tak lagi mengandung mineral.
Lantas, benarkah air demineral baik dikonsumsi penderita ginjal?
Baca juga: Jika Mengalami Batu Ginjal, Apa yang Perlu Dilakukan? Berikut 6 Daftarnya
Penjelasan ahli
Dokter Spesialis Gizi Klinik, Inge Permadhi mengatakan, air demineral tetap baik dikonsumasi oleh penderita batu ginjal.
"Penderita batu ginjal tetap harus mengonsumsi air bermineral, karena penyebab dari batu ginjal bukanlah akibat dari minum air mineral," kata Inge saat dihubungi Kompas.com, Sabtu (5/4/2025).
Inge menjelaskan, fungsi air minum adalah sebagai sumber mineral, bukan obat yang dapat menyembuhkan batu ginjal.
Menurutnya, terdapat beberapa jenis penyakit batu ginjal yang memiliki penyebab berbeda-beda.
Salah satunya adalah batu kalsium yang disebabkan oleh kandungan kalsium oksalat yang terlalu banyak di dalam urine. Kalsium oksalat adalah zat yang dibuat oleh hati manusia setiap hari atau diserap dari makanan.
Dengan begitu, penyakit batu ginjal tidak disebabkan oleh air yang diminum, melainkan karena kandungan pada makanan ataupun sebab lainnya.
Baca juga: Benarkah Makan Lele yang Disuntik Antibiotik Bisa Sebabkan Gagal Ginjal? Ini Penjelasan Dokter
Inge memberi catatan, tubuh tidak hanya menerima mineral dari air minum saja, tetapi juga kandungan dalam makanan.
Dia menjelaskan, air mineral diperlukan tubuh untuk menggantikan mineral yang hilang dan akan dikeluarkan melalui saluran kencing.
Senada, dokter urologi RSCM, Ponco Birowo juga tidak membenarkan klaim bahwa air demineral baik dikonsumsi penderita batu ginjal.
"Dari literatur terbaru saat ini, belum terdapat bukti kuat yang mendukung klaim bahwa air demineralisasi lebih baik untuk penderita batu ginjal," terang dia saat dihubungi terpisah, Minggu (6/4/2025).
Poco menambahkan, bukti ilmiah justru menyarankan untuk mengonsumsi air dengan kandungan mineral seperti magnesium, karena bermanfaat mencegah batu ginjal kalsium oksalat.
Penelitian lain juga menunjukkan bahwa mengonsumsi air dengan mineral rendah secara jangka panjang dikaitkan dengan peningkatan homosistein, stres oksidatif, dan gangguan metabolisme kalsium yang berpotensi memperburuk kesehatan kardiovaskular pada anak-anak.
Baca juga: Benarkah Air Keran Tidak Boleh Digunakan untuk Memasak karena Bisa Picu Batu Ginjal?
Perbedaan air mineral dengan air demineral
Ponco menjelaskan, ada perbedaan antara air mineral dengan air demineral.
Air mineral adalah air yang secara alami mengandung mineral esensial, seperti kalsium, magnesium, natrium, kalium, dan bikarbonat yang bermanfaat bagi tubuh.
Menurut Food and Drug Administration (FDA), air yang termasuk ke dalam air mineral harus mengandung 250 bagian per juta total padatan terlarut.
Air tersebut juga harus berasal dari sumber alami yang tidak mengalami penambahan setelah dikumpulkan.
Sementara, air demineral merupakan air yang telah melalui proses penghilangan mineral dengan metode, seperti reverse osmosis (RO), distilasi, atau deionisasi.
Baca juga: Tanda Ginjal dalam Kondisi Sehat dan Tidak Sehat, Apa Bedanya?
Proses ini menghasilkan air dengan kandungan mineral yang sangat rendah atau nol (TDS sangat rendah).
"Tidak ada rekomendasi mengenai konsumsi air demineralisasi saat ini. Namun, dari bukti ilmiah saat ini, air dengan kadar mineral rendah (demineralisasi) meningkatkan risiko gangguan kesehatan jangka panjang, seperti osteoporosis dan masalah gigi karena tubuh kehilangan mineral-mineral penting yang larut dalam air tersebut, " kata Ponco.
Awalnya, air demineral dikembangkan untuk keperluan laboratorium dan teknis,
Namun, air tersebut kemudian mulai digunakan sebagai air minum di beberapa wilayah dengan keterbatasan sumber air bersih, seperti daerah pesisir atau gurun.
Baca juga: Beberapa Air Mineral Terkontaminasi Bahan Kimia Abadi, Berpotensi Membahayakan Manusia
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.