Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ramai Narasi Rasa Sedih Life After Lebaran, Kondisi Apa Itu?

Baca di App
Lihat Foto
iStockphoto/eggeeggjiew
ilustrasi sedih setelah liburan atau post holiday blues. Ini biasanya ditandai dengan rasa kurang semangat menjalani hari
|
Editor: Resa Eka Ayu Sartika

KOMPAS.com - Libur lebaran telah usai. Keluarga, orang tua, dan anak-anak yang sebelumnya mudik ke kampung halaman, kini sudah saatnya kembali ke perantauan.

Mereka yang sebelumnya berkumpul bersama orang tua dan sanak saudara, kini harus kembali berpisah.

Bagi banyak orang, hal ini tentu saja menimbulkan perasaan sedih.

Di media sosial, salah satunya platform X (dulunya twitter), banyak orang membagikan perasaan tidak nyaman dengan narasi life after lebaran.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Life after lebaran ternyata gak enak banget :(," tulis akun @con**mf.

"Setuju gak life after lebaran tuh gak enak? harus ninggalin rumah, gak relaa back to reality lagi yang sendiri, sepi," tulis akun @pub***.

"Ternyata life after lebaran lebih sedih dibandingkan life after breakup," tulis akun @Deu****.

Narasi serupa banyak dibagikan oleh pengguna lainnya. Tapi, wajarkah sedih ketika waktu libur lebaran sudah usai?

Baca juga: 5 Manfaat Minum Teh Earl Grey Setiap Hari, Mengusir Sedih dan Menurunkan Berat Badan

Baca juga: Sedih karena Mendengar Lagu? Ini Penyebabnya

Rasa sedih life after lebaran disebut post holiday blues

Psikolog Anak dan Keluarga, Astrid W.E.N, M.Psi yang dihubungi Kompas.com, Selasa (8/4/2025), menyebut apa yang dikeluhkan oleh para warganet ini disebut dengan istilah post holiday blues.

Astrid menjelaskan bahwa post holiday blues merupakan istilah yang menggambarkan kondisi sendu karena harus kembali pada rutinitas setelah liburan.

Dia menyebut, kondisi ini dapat terlihat dari tubuh yang terasa lemas dan tidak bersemangat dalam menjalani hari.

"Terdapat perasaan sedih karena harus meninggalkan hal-hal yang mereka senangi seperti bermain ataupun berbelanja," kata Astrid.

Namun, Astrid juga menjelaskan bahwa kasus post holiday blues sebenarnya adalah hal yang wajar. Semua orang dari berbagai kalangan dapat mengalaminya.

“(Post holiday blues) bukan diagnosis, bukan pula suatu kondisi yang dramatis,” jelas Astrid.

Ia menekankan bahwa post holiday blues hanya bagian dari kehidupan ketika masa menyenangkan itu sudah berakhir.

Baca juga: Apakah Anjing Menangis Saat Sedih?

Post holiday blues boleh, asal jangan berlarut-larut

Astrid juga menjelaskan bahwa kasus post holiday blues jangan menjadi suatu kebiasaan.

Ia mengungkapkan agar orang-orang tidak perlu terlalu kecewa akan usainya libur lebaran, sebab, kembali pada rutinitas setelah libur lebaran juga merupakan hal yang positif.

“Sebenarnya, kembali pada rutinitas merupakan hal yang baik untuk tubuh kita. Memang tubuh kita butuh liburan, tetapi kita juga membutuhkan fungsi bekerja, fungsi peran, fungsi kebergunaan,” ucap Astrid.

Selain itu, Astrid juga mengatakan bahwa post holiday blues ini hanyalah masa transisi.

“Kita boleh merasa kehilangan atas masa liburan, tapi jangan sampai itu membawa ke hal yang dirasa sekarang jadi nggak bagus. Ini hanya transisi. Jadi sebenarnya ini hanya masa transisi,” tegasnya.

Baca juga: Mengenal Post Holiday Blues, Rasa Sedih Setelah Liburan Berakhir

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag
Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua
Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi