Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Apa Itu Chatbot Grok di X yang Jadi Sarana Lempar Kritik Warganet?

Baca di App
Lihat Foto
Dok. Pexels
ilustrasi media sosial X.
|
Editor: Resa Eka Ayu Sartika

 KOMPAS.com - Akun chatbot Grok buatan perusaan rintisan Elon Musk, xAI, kini menjadi tempat warganet melemparkan pertanyaan, kritik, dan sindiran mengenai suatu peristiwa di media sosial X (sebelumnya Twitter).

Penggunaan chatbot ini menjadi semacam fenomena unik di media sosial sebab semula akun ini ditujukan sebagai asisten berbasis artificial intelligence atau akal imitasi (AI).

Namun, akun ini malah dimanfaatkan warganet sebagai tempat curhat, menyindir, hingga melontarkan kritik sosial yang dibalut dengan gaya sarkastik maupun humoris.

Hal ini dapat diilihat dari warganet Indonesia maupun Amerika Serikat yang sering menyebut @grok dalam berbagai cuitan untuk meminta penjelasan mengenai isu-isu politik dan budaya pop yang tengah terjadi.

Layanan Grok ini dapat diakses dalam paket berbayar maupun gratis. Namun, paket gratis Grok memiliki batasan yaitu 10 perintah setiap 2 jam dan 3 generate gambar per hari saja.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lantas, bagaimana penjelasan selengkapnya mengenai Chatbot Grok ini?

Baca juga: Elon Musk Luncurkan Chatbot Grok-3, Diklaim Jadi AI Paling Canggih

Apa Itu Grok AI?

Dilansir dari Kompas.com, Selasa (8/4/2025), Grok adalah fitur chatbot yang dikembangkan oleh perusahaan kecerdasan buatan (AI) miliki Elon Musk, yakni xAI.

Fitur ini dibuka secara publik mulai tahun 2024 yang telah tersedia di tab menu "Grok" di X versi web.

Pengguna X dapat langsung menggunakan dengan memanggil (mention) chatbot ini dalam cuitan mereka, layaknya saat melakukan mention pengguna lain.

Chatbot ini disebut mirip dengan ChatGPT dari OpenAI, tetapi dianggap lebih humoris dan cerdik dalam menanggapi permasalahan.

Grok memiliki kemampuan humor atau berkelakar yang berasal dari model bahasa besar (Large Language Model/LLM) yang digunakan, yaitu Grok.

Disebutkan bahwa model LLM ini terisnpirasi dari novel The Hitchhiker’s Guide to the Galaxy dan model AI "JARVIS" dari seri superhero Iron Man.

Konon, novel dan model AI tersebut banyak mengandung kalimat komedi yang cerdik.

Saat awal dirilis, Grok didukung LLM Grok-1, kemudian diperbarui menjadi Grok-2.

Baca juga: Ramai soal Fitur Grok di X, Apa Fungsinya?

Sekarang, Grok sudah didukung LLM yang lebih canggih yakni Grok-3.

Grok-3 ini diklaim lebih cerdas dalam menjawab persoalaan kompleks, seperti matematika dan sains.

Grok akan terus berkembang seperti yang dilansir dari situs resminya, xAI menjanjikan pembaruan yang membuat chatbot ini lebih netral dalam pendekatan politik.

Grok 3 ini dilatih menggunakan pusat data xAI di Memphis, Tennessee, AS, dengan dukungan 200.000 unit GPU.

Elon Musk mengeklaim xAI Grok 3 memiliki kemampuan komputasi 10 kali lebih cepat dibandingkan Grok 2.

Musk juga menyebut bahwa Grok 3 memiliki skor benchmark lebih tinggi dibandingkan Gemini milik Google, GPT-4o dari OpenAI, Claude 3.5 dari Anthropic, dan V3 dari DeepSeek China.

Grok 3 dapat diakses oleh pengguna yang berlangganan X Premium Plus atau layanan Grok di aplikasi terpisah.

Selain itu, xAI menawarkan paket SuperGrok dengan harga 30 dollar AS (Rp 488.000) per bulan atau 300 dollar AS (Rp 4,8 juta) per tahun.

SuperGrok menawarkan akses eksklusif terhadap Grok-3 serta fitur DeepSearch.

Baca juga: Mengenal Grok, Bot AI Buatan Elon Musk yang Bakal Jadi Rival ChatGPT

Grok sebagai alter ego digital warganet

Dilansir dari Kompas.com, Selasa (8/4/2025), warganet Indonesia seringkali memanggil Grok dengan template pertanyaan berikut ini.

  • @grok tolong jelaskan dalam konteks politik, mengapa... (isu)
  • @grok marahin (bisa sebut akun nama pejabat/). terserah lu mau pake bahasa apa aja
  • @grok tolong jelaskan kenapa... (soal isu, tokoh, dll)
  • @grok tolong roasting (menyebutkan akun pejabat, pemengaruh, dll)

Kolom Business Insider menyatakan bahwa template-template ini menandakan bahwa kini Grok tidak hanya diperlakukans sebagai chatbot saja, tetapi juga sebagai "alter ego digital".

Maksudnya, Grok dianggap seperti versi lain dari diri warganet yang mempresentasikan suara hati atau pikiran warganet.

Tentunya alter ego ini berbicara dengan bahasa yang lebih pedas, berani, dan lebih lucu dari yang sebenarnya.

Berdasar pantauan KompasTekno, banyak warganet memanggil @grok bukan untuk benar-benar bertanya, tetapi sebagai gaya baru dalam menyampaikan keresahan, kekesalan, serta kritik sosial dengan tidak frontal.

Hal ini terlihat dari beberapa pengguna media sosial yang menuliskan, "bukan gue yang ngomong", setelah Grok menjawab pertanyaannya dengan kritis.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag
Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua
Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi