Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Meriam Bellina Alami Serangan Jantung walau Hidup Sehat, Apa Kata Dokter?

Baca di App
Lihat Foto
Pexels/TIRACHARD KUMTANOM
ilustrasi olahraga
|
Editor: Resa Eka Ayu Sartika

KOMPAS.com - Ramai di media sosial aktris Meriam Bellina melakukan prosedur pemasangan ring jantung.

Dikutip dari Kompas.com (9/4/2025), Meriam Bellina mengaku tidak menduga jika menderita penyakit jantung hingga harus melakukan prosedur pemasangan ring.

Sebelumnya, ia hanya didiagnosis menderita GERD.

Sebelumnya, Meriam Bellina mengaku suka melakukan berbagai aktivitas, terutama aktivitas fisik seperti mendaki gunung.

Namun, di saat yang sama, ia didiagnosis oleh dokter menderita penyakit jantung.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hal itu menimbulkan pertanyaan, walau sudah menerapkan gaya hidup sehat, apakah seseorang tetap dapat memiliki kemungkinan terkena serangan jantung?

Baca juga: Gejala Serangan Jantung pada Laki-laki dan Wanita, Kenali Bedanya

Hidup sehat tak jamin bebas serangan jantung

Dokter Spesialis Jantung dari Rumah Sakit UNS, dr. Habibie Arifianto, SpJP(K), MKes, FIHA, menyebutkan, selain gaya hidup, ada berbagai faktor lain yang bisa memicu serangan jantung.

Habibie mengatakan bahwa seseorang tetap dapat terkena serangan jantung walaupun sudah menerapkan gaya hidup sehat.

“Terdapat faktor risiko yang tidak bisa kita kendalikan,” ujar Habibie kepada Kompas.com, Rabu (9/4/2025).

Berikut faktor-faktor penyebab adanya serangan jantung walau sudah menerapkan gaya hidup sehat menurut Dokter Habibie,

Faktor genetik merupakan salah satu penyebab seseorang dapat memiliki penyakit jantung walau sudah menerapkan gaya hidup sehat.

"Karena penyakit jantung koroner memiliki apa yang disebut faktor risiko yang tidak dapat kita kendalikan seperti genetik dengan keluarga yang memiliki risiko tinggi penyakit jantung koroner," ujar Habibie.

Habibie tidak menjelaskan lebih lanjut tentang faktor risiko ini.

Namun, dikutip dari Mayo Clinic, laki-laki berusia di atas 45 tahun dan perempuan di atas 55 tahun memiliki risiko lebih besar mengalami serangan jantung. 

"Wanita cenderung memiliki risiko yang lebih rendah mengalami penyakit jantung koroner. Karena wanita, terutama yang masih mengalami menstruasi rutin, memiliki hormon esterogen yang mampu memberikan proteksi terhadap penyakit jantung koroner," kata Habibie.

"Berbeda dengan lelaki yang tidak memiliki hormon esterogen sehingga lebih berisiko," tambahnya.

Baca juga: Benarkah Terlalu Sering Rebahan Bisa Menyebabkan Jantung Bengkak? Berikut Penjelasan Dokter

Deteksi dini jadi kunci atasi serangan jantung

Selain menjelaskan tentang faktor risiko serangan jantung, Habibie mengingatkan pentingnya deteksi dini.

Deteksi dini menjadi hal yang penting dilakukan untuk mengatasi adanya serangan jantung.

Habibie menjelaskan bahwa sangat penting bagi masyarakat untuk setidaknya melakukan pemeriksaan kadar Lp(a) sekali dalam seumur hidup.

"Pengecekan Lp(a) sekali seumur hidup dapat untuk mendeteksi adanya faktor genetik yang dapat megakibatkan serangan jantung," kata Habibie.

Pemeriksaan dini mengenai faktor genetik penting untuk dilakukan karena semakin cepat terdeteksi, semakin cepat juga untuk ditanggulangi.

Baca juga: Tanda Jantung dalam Kondisi Sehat dan Tidak Sehat, Kenali Bedany

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag
Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua
Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi