KOMPAS.com - Ramai di media sosial aktris Meriam Bellina melakukan prosedur pemasangan ring jantung.
Dikutip dari Kompas.com (9/4/2025), Meriam Bellina mengaku tidak menduga jika menderita penyakit jantung hingga harus melakukan prosedur pemasangan ring.
Sebelumnya, ia hanya didiagnosis menderita GERD.
Sebelumnya, Meriam Bellina mengaku suka melakukan berbagai aktivitas, terutama aktivitas fisik seperti mendaki gunung.
Namun, di saat yang sama, ia didiagnosis oleh dokter menderita penyakit jantung.
Hal itu menimbulkan pertanyaan, walau sudah menerapkan gaya hidup sehat, apakah seseorang tetap dapat memiliki kemungkinan terkena serangan jantung?
Baca juga: Gejala Serangan Jantung pada Laki-laki dan Wanita, Kenali Bedanya
Hidup sehat tak jamin bebas serangan jantung
Dokter Spesialis Jantung dari Rumah Sakit UNS, dr. Habibie Arifianto, SpJP(K), MKes, FIHA, menyebutkan, selain gaya hidup, ada berbagai faktor lain yang bisa memicu serangan jantung.
Habibie mengatakan bahwa seseorang tetap dapat terkena serangan jantung walaupun sudah menerapkan gaya hidup sehat.
“Terdapat faktor risiko yang tidak bisa kita kendalikan,” ujar Habibie kepada Kompas.com, Rabu (9/4/2025).
Berikut faktor-faktor penyebab adanya serangan jantung walau sudah menerapkan gaya hidup sehat menurut Dokter Habibie,
- Faktor genetik
Faktor genetik merupakan salah satu penyebab seseorang dapat memiliki penyakit jantung walau sudah menerapkan gaya hidup sehat.
"Karena penyakit jantung koroner memiliki apa yang disebut faktor risiko yang tidak dapat kita kendalikan seperti genetik dengan keluarga yang memiliki risiko tinggi penyakit jantung koroner," ujar Habibie.
- Pertambahan usia
Habibie tidak menjelaskan lebih lanjut tentang faktor risiko ini.
Namun, dikutip dari Mayo Clinic, laki-laki berusia di atas 45 tahun dan perempuan di atas 55 tahun memiliki risiko lebih besar mengalami serangan jantung.
- Seseorang dengan jenis kelamin laki-laki.
"Wanita cenderung memiliki risiko yang lebih rendah mengalami penyakit jantung koroner. Karena wanita, terutama yang masih mengalami menstruasi rutin, memiliki hormon esterogen yang mampu memberikan proteksi terhadap penyakit jantung koroner," kata Habibie.
"Berbeda dengan lelaki yang tidak memiliki hormon esterogen sehingga lebih berisiko," tambahnya.
Baca juga: Benarkah Terlalu Sering Rebahan Bisa Menyebabkan Jantung Bengkak? Berikut Penjelasan Dokter
Deteksi dini jadi kunci atasi serangan jantung
Selain menjelaskan tentang faktor risiko serangan jantung, Habibie mengingatkan pentingnya deteksi dini.
Deteksi dini menjadi hal yang penting dilakukan untuk mengatasi adanya serangan jantung.
Habibie menjelaskan bahwa sangat penting bagi masyarakat untuk setidaknya melakukan pemeriksaan kadar Lp(a) sekali dalam seumur hidup.
"Pengecekan Lp(a) sekali seumur hidup dapat untuk mendeteksi adanya faktor genetik yang dapat megakibatkan serangan jantung," kata Habibie.
Pemeriksaan dini mengenai faktor genetik penting untuk dilakukan karena semakin cepat terdeteksi, semakin cepat juga untuk ditanggulangi.
Baca juga: Tanda Jantung dalam Kondisi Sehat dan Tidak Sehat, Kenali Bedany
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.