KOMPAS.com - Media sosial Tiktok dan Youtube tengah viral dengan lagu berjudul “Stecu” yang dinyanyikan oleh Faris Adam.
Lagu ini dirilis pertama kali pada tanggal 5 Maret 2025 melalui kanal Youtubenya, dan telah ditayangkan sebanyak 11 juta kali dalam kurun waktu satu bulan.
Lagu ini banyak digunakan untuk backsound konten di Tiktok. Tidak hanya karena iramanya, lagu ini menarik perhatian warganet sebab liriknya yang menggunakan bahasa dari wilayah Indonesia di bagian timur.
Dalam video musik yang ditayangkan di Youtube, banyak warganet memberikan komentar apresiasi.
"Seneng banget kalau lagu kedaerahan di seluruh Indonesia bisa dinikmati semua masyarakat Indonesia. Salah satunya lagu ini," tulis akun @den***unzi
"dari malaysia jg terstecu-stecu , trmaksih utk lagu secandu ini," tulis akun @nis***ya
Mereka memberikan komentar positif mengenai lagu tersebut.
Baca juga: Anak 11 Tahun Jadi Sorotan di Jepang Usai Bikin Lagu Sendiri lewat iPad
Lagu dari bahasa di wilayah Ternate
Untuk mengetahui lebih lanjut mengenai lagu tersebut, Kompas.com menghubungi langsung akun sosial media Instagram Faris Adam (@farisssadammm) pada Kamis, (10/4/2025).
Ia membenarkan bahwa lagu “Stecu” dinyanyikan menggunakan bahasa dari wilayah timur Indonesia.
“Lagu STECU merupakan bahasa sehari-hari dari daerah Ternate,” ujarnya kepada Kompas.com.
Dilansir dari video musiknya, berikut lirik lagu STECU.
Pandang pertama lia nona langsung suka
Nona salting stecu abis buang muka
Sa mabuk ko pe senyum tiap hari sampe fly
Datang dalam mimpi inga nona manis fly
Nona stecu setelan cantik aduhai
Lirik tersebut sebagian besar menggunakan bahasa yang berasal dari wilayah Ternate.
Namun, lirik "stecu" yang juga merupakan judul dari lagu itu sendiri tidak menggunakan bahasa dari daerah sana.
Stecu, istilah gaul yang diciptakan sendiri
Lebih lanjut, Faris Adam menjelaskan bahwa kata “stecu” merupakan istilah gaul yang ia ciptakan sendiri.
“Untuk istilah STECU sendiri itu istilah ciptaan sendiri,” jelasnya.
Istilah “stecu” sendiri merupakan singkatan dari “stelan cuek” yang berarti memasang sikap masa bodoh atau acuh tak acuh.
Baca juga: Peringatan Hari Bhayangkara: Selisik Linguistik Forensik
Bahasa gaul stecu bisa jadi pengayaan kosakata
Munculnya bahasa gaul seperti "stecu" ditanggapi sebagai bentuk pengayaan kosakata oleh Dosen Linguistik Universitas Gadjah Mada (UGM), Suhandano.
“Saya pikir hadirnya kata stecu yang merupakan akronim dari ‘stelan cuek’ dapat dipandang sebagai bagian dari pengayaan kosakata bahasa Indonesia,” jelas Suhandano kepada KOMPAS.com, Jumat (11/4/2025).
Ia menyatakan bahwa kosakata yang digunakan untuk menggambarkan suatu sikap tertentu menjadi bertambah, seiring dengan munculnya istilah-istilah baru di kalangan penutur muda.
“Memang, pemakaian kata tersebut masih terbatas pada kalangan tertentu, tetapi melihat jumlah viewer lagu yang memuat kata itu cukup banyak, kata itu tampaknya telah dapat diterima oleh banyak orang,” lanjutnya.
Baca juga: Polemik Lagu Bayar Bayar Bayar Band Sukatani, Pengamat Politik: Wajarlah Lembaga Negara Dikritik
Suhandano juga menjelaskan, penggunaan akronim atau singkatan gaul bukanlah hal baru dalam perkembangan bahasa Indonesia.
Sebelumnya, juga terdapat istilah-istilah akronim gaul lainnya yang menyerupai “stecu” seperti “mager” (malas gerak), “baper” (bawa perasaan), “julid”, “kepo”, dan lain sebagainya yang telah terlebih dahulu dikenal luas oleh masyarakat.
Menurut data dari laman Balai Bahasa Provinsi Maluku (10/2022), beberapa istilah akronim tersebut telah masuk ke dalam KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia) sebab kata tersebut sudah sering digunakan dalam percakapan sehari-hari.
Mungkinkah kata stecu masuk ke dalam KBBI?
Suhandano menanggapi hal ini dengan menjelaskan bahwa KBBI memiliki fungsi untuk merekam seluruh kosa kata yang ada dalam bahasa Indonesia, meskipun kata tersebut merupakan kata prokem atau tidak baku.
“Selama kata itu ada dalam bahasa Indonesia, kata tersebut perlu dimasukkan ke dalam KBBI,” kata Suhandono.
Suhandano juga menjelaskan bahwa jika suatu kata masuk ke dalam KBBI, maka akan ada ragam informasi yang menyertai mengenai kata tersebut, contohnya seperti ragam percakapan yang berarti bahasa yang digunakan dalam situasi yang tidak formal.
“Kriteria dimasukkannya sebuah kata dalam KBBI adalah kata tersebut benar-benar dipakai oleh penutur bahasa Indonesia atau terekam dalam korpus bahasa Indonesia,” tambah Suhandano.
Untuk itu, bisa saja di kemudian hari, istilah "stecu" masuk ke dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia apabila memenuhi kriteria penggunaan dan penerimaan yang luas.
Baca juga: Disorot Mendikdasmen, Mengapa Lagu Anak Kini Kurang Diminati?
Fenomena viralnya istilah “stecu” melalui lagu dan media sosial menambah daftar kosakata gaul yang berkembang di tengah masyarakat, khususnya di kalangan anak muda.
Hal ini menandakan bahwa dinamika bahasa yang terus berkembang dan beradaptasi, serta anak muda pun dapat ikut berkontribusi.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.