Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Awas, 7 Kebiasaan Sehari-hari ini Bisa Rusak Ginjal

Baca di App
Lihat Foto
Freepik
Ilustrasi penyebab batu ginjal dan gejalanya.
|
Editor: Intan Maharani

KOMPAS.com - Beberapa kebiasaan sehari-hari tanpa disadari meningkatkan risiko penyakit ginjal. 

Pernahkah Anda tidur malam kurang dari enam jam? Atau, apakah Anda mengonsumsi makanan olahan secara rutin?

Baca juga: Benarkah Olahraga Terlalu Berat Bisa Sebabkan Kerusakan Fungsi Ginjal?

Detail-detail dalam pola hidup manusia membawa pengaruh besar pada kesehatan organ, terutama ginjal.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kebiasaan sehari-hari yang tidak disadari bisa merusak ginjal

Dilansir dari Science Alert, Dosen Senior Praktik Farmasi Universitas Kingston Dipa Kamdar memberikan penjabaran mengenai 7 kebiasaan yang dapat merusak ginjal. 

Kamdar merekomendasikan perubahan sederhana pada pola hidup untuk menghindari kerusakan ginjal. 

Apalagi, Pemerintah Inggris memperkirakan 10 persen dari jumlah populasi mengalami penyakit gagal ginjal kronis. 

Selain itu, ada 600.000 orang mengalami cedera ginjal yang akut setiap tahun. Kondisi ini adalah di mana ginjal seseorang tiba-tiba berhenti bekerja dengan baik, tetapi masih bisa pulih. 

Dengan risiko penyakit ginjal makin meningkat, perlu ditingkatkan kesadaran untuk menjaga Kesehatan organ ini.

Sebagai informasi, ginjal mempunyai peran penting untuk menjaga Kesehatan seluruh tubuh. Tugas ginjal antara lain, menyaring limbah, kelebihan cairan, dan mengatur elektrolit seperti atrium dan kalium dalam darah. 

Selanjutnya, ginjal juga membantu mengatur tekanan arah, produksi sel darah merah dan mengatur keseimbangan kalsium alam tubuh. 

Ketika rusak, ginjal akan kehilangan kemampuan menyaring limbah. Kondisi ini akan berujung pada penumpukan racun, retensi cairan, dan elektrolit tidak seimbang. 

Agar ginjal tidak rusak akibat kebiasaan sehari-hari, Kamdar memberikan saran sebagai berikut:

Konsumsi obat anti nyeri 

Menilik kandungannya, obat Pereda rasa nyeri antiradang yang dijual bebas mengandung ibuprofen dan aspirin. Kedua zat ini rupanya berpotensi merusak tubulus ginjal, saluran ginjal untuk mendistribusikan nutrisi dalam darah dan mengembalikan lagi ke organ tersebut. 

"Cairan dan limbah yang tersisa di tubulus ginjal menjadi urin – dan peradangan serta berkurangnya aliran darah melalui ginjal. Hal ini lebih mungkin terjadi pada orang tua atau mereka yang memiliki kondisi medis lainnya," bunyi keterangan Kamdar seperti yang dipublikasikan pada Rabu (9/4/2025). 

Maka dari itu, Kamdar menyarankan gar orang-orang dengan penyakit ginjal kronis tidak lagi mengonsumsi Pereda nyeri. Ia pun punya saran untuk menurunkan risiko efek samping dalam konsumsi pereda rasa sakit. 

"Untuk menurunkan risiko efek samping, gunakan obat pereda nyeri untuk waktu sesingkat yang dibutuhkan dengan dosis yang dianjurkan pada kemasan," lanjutnya. 

Kurang minum air

Ginjal membutuhkan air untuk mendorong limbah keluar dari tubuh. Saat cuaca panas dan tidak minum, seseorang semakin dekat dengan risiko ginjal.

Apabila kekurangan air, urin akan menjadi lebih pekat dan mengandung banyak mineral serta limbah. Kondisi itu meningkatkan risiko batu ginjal dan infeksi urin. 

Meskipin demikan, Kamdar tak menampik bahwa beberapa orang tidak bisa menerima banyak asupan cairan.

"Beberapa orang dengan kondisi kesehatan seperti penyakit hati atau gagal jantung mungkin harus membatasi asupan cairan," ujar dia.

"Namun, untuk masyarakat umum, dianjurkan untuk minum antara 1,5 hingga 2 liter air (sekitar enam hingga delapan gelas) setiap hari," lanjutnya. 

Baca juga: 12 Manfaat Air Kelapa, Turunkan Berat Badan dan Sehatkan Ginjal

Minum alkohol

Masih berhubungan dengan asupan cairan, konsumsi alkohol menyebabkan tubuh dehidrasi. Dengan demikian, kerja ginjal menyesuaikan dengan ondisi tersebut. 

Selain itu, alkohol juga meningkatkan tekanan darah yang tidak baik untuk ginjal. 

"Kebanyakan orang tahu bahwa alkohol dapat menyebabkan penyakit hati, tetapi hal ini pada gilirannya dapat membahayakan ginjal karena berarti ginjal harus bekerja lebih keras," terang Kamdar. 

Merokok

Tentang kebiasaan merokok, Kamdar menyarankan berhenti sepenuhnya karena membahayakan ginjal dengan beragam mekanisme. 

"Asap rokok mengandung bahan kimia beracun seperti kadmium yang dapat membahayakan ginjal," terang Kamdar. 

Lebih lanjut, dosen itu menjelaskan bahwa merokok memicu stres oksidatif atau kondisi radikal bebas merusak sel-sel dalam tubuh. 

Selain itu, merokok meningkatkan risiko yang juga merusak ginjal seperti diabetes dan tekanan darah tinggi. 

Tidak menjaga berat badan 

Seseorang perlu menjaga berat badan apabila ingin ginjal tetap sehat.

Kelebihan berat badan rupanya berbahaya bagi ginjal karena mengganggu kandungan zat kimia dalam jaringan lemak.

"Memiliki pola makan yang lebih sehat bersamaan dengan olahraga dapat membantu menurunkan berat badan, membantu menjaga kesehatan ginjal Anda," ujar Kamdar.

"Beberapa penelitian telah menemukan bahwa aktivitas fisik menurunkan risiko penyakit ginjal – usahakan untuk melakukan latihan aerobik selama 30 menit lima hari seminggu tetapi tingkatkan secara perlahan," pungkasnya. 

Baca juga: Benarkah Olahraga Terlalu Berat Bisa Sebabkan Kerusakan Fungsi Ginjal?

Memilih makanan olahan dan tinggi garam

Makanan olahan mengandung bahan pewarna, perasa, dan pengawet buatan yang menambah beban ginjal apabila dikonsumsi secara teratur.

Apalagi, makanan-makanan olahan ini juga mempunyai kadar garam tinggi yang membuat ginjal bekerja keras mengendalikan natrium dalam darah. 

"Diet tinggi garam mengganggu keseimbangan ini, mengurangi fungsi ginjal, dan menyebabkan tekanan darah tinggi, yang membebani ginjal dan dapat menyebabkan penyakit ginjal," kata Kamdar. 

"Batasi asupan garam maksimal enam gram – atau satu sendok teh – per hari," sambungnya. 

Kurang tidur

Menurut Kamdar, kurang tidur meningkatkan risiko penyakit ginjal kronis. Sebuah penelitian yang mengaitkan kurang tidur dengan gagal ginjal pernah diterbitkan Indonesian Biomedical Journal pada 2019 lalu, oleh Maulana Antiyan Empitu. 

"Tidur kurang dari enam jam atau lebih dari sepuluh jam setiap hari dapat membahayakan ginjal Anda. Tidur optimal cenderung antara tujuh hingga sembilan jam per malam bagi kebanyakan orang," terang Kamdar. 

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag
Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua
Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi