KOMPAS.com - Orang yang biduran umumnya merasakan ketidaknyamanan karena rasa gatal yang intens. Hal ini tentu mengganggu aktivitas sehari-hari dan memengaruhi kualitas tidur.
Selain gatal, beberapa orang juga mengalami sensasi terbakar atau menyengat di area tubuh yang terkena biduran.
Meskipun biduran umumnya tidak berbahaya, penting untuk mengetahui informasi seputar biduran, mulai dari penyebab hingga cara mengatasinya.
Berikut penjelasan mengenai biduran.
Baca juga: Daftar Makanan yang Wajib Dihindari Saat Terkena Biduran
Apa itu biduran?
Dilansir dari American College of Allergy Asthma and Immunology (ACAAI), biduran atau urtikaria adalah kondisi ruam yang menonjol pada permukaan kulit.
Munculnya biduran ini biasanya disertai rasa gatal dengan intensitas ringan hingga parah.
Biduran dapat muncul di area tubuh mana saja. Ini dapat berubah bentuk, berpindah-pindah, hilang atau muncul kembali dalam waktu singkat.
Umumnya, biduran normal yang muncul berlangsung kurang dari 24 jam, kemudian hilang dengan sendirinya.
Kondisi ini juga tidak meninggalkan bekas luka dan memar.
Baca juga: Gejala Biduran pada Anak, Bisa Sebabkan Bengkak hingga Sulit Bernapas
Apa penyebab biduran?
Dilansir dari Medpark Hospital, biduran disebabkan oleh reaksi tubuh terhadap fungsi sistem imun yang tidak teratur, seperti biduran kronis akibat sekresi antibodi IgE, sehingga terjadi biduran tanpa dipicu oleh alergen ekstrenal.
Selain itu, biduran juga dapat disebabkan oleh reaksi tubuh terhadap alergen di lingkungan atau zat kimia dalam benda sehari-hari yang dapat memicu alergi.
Alergen tersebut merangsang sekresi histamin, yaitu protein yang dilepaskan dari sel mast melalui jaringan, kapiler, dan ujung saraf.
Faktor-faktor yang memicu biduran, meliputi:
- Makanan seperti makanan laut, tepung terigu, kacang-kacangan, kedelai, gandum, telur, susu, pewarna makanan, dan bahan pengawet
- Obat-obatan seperti obat antiinflamasi nonsteroid (NSAID), aspirin, insulin, morfin, ACE inhibitor, atau antibiotik
- Bahan kimia yang ditemukan pada benda buatan manusia, seperti bahan karet
- Gigitan serangga, sengatan binatang terbang, tungau debu, dan wol
- Tumbuhan yang berbulu gatal, seperti poison ivy, serbuk sari, dan jelatang
- Karet tanaman, resin buah seperti lateks, resin pisang, resin mangga
- Alergi kiwi, alergi kastanye
- Kosmetik tertentu
- Beberapa penyakit, seperti penyakit tiroid, lupus, faringitis, radang amandel, dan beberapa jenis kanker, Covid-19
- Infeksi pada tubuh seperti virus, bakteri, jamur, atau parasit
- Cuaca, perubahan suhu, paparan cuaca panas atau dingin, sinar matahari, sinar UV, keringat
- Pakaian ketat atau ikat pinggang, gesekan kulit
- Media kontras yang digunakan dalam radiologi, seperti CT scan atau MRI
- Stres atau kecemasan
- Kurang tidur dan kekebalan tubuh rendah.
Baca juga: Ramai soal Kulit Badan Terasa Gatal dan Panas Mirip Biduran, Apa Penyebabnya?
Siapa saja yang bisa terkena biduran?
Dikutip dari Cleveland Clinic, siapa pun bisa terkena biduran. Jika termasuk orang yang bereaksi terhadap berbagai jenis alergen, Anda mungkin akan sering terkena biduran.
Orang lain yang tidak bereaksi terhadap alergen mungkin akan terkena biduran sekali atau beberapa kali dalam hidup mereka.
Tampaknya, ada hubungan antara gatal-gatal akut dan kondisi seperti asma, rinitis alergi, dan dermatitis atopik, terutama pada anak-anak.
Anda mungkin juga terkena gatal-gatal selama masa stres ekstrem.
Bagaimana cara mengatasi biduran?
Biduran dapat diatasi dengan perawatan mandiri di rumah.
Caranya, Anda dapat mandi air dingin, memakai pakaian longgar, dan mengompres permukaan kulit yang menonjol menggunakan air dingin.
Tindakan ini dapat meringankan gatal-gatal akibat biduran.
Namun, jika seseorang mengalami biduran yang tak kunjung sembuh hingga lebih dari 1 minggu, segera periksakan ke layanan medis terdekat.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.