KOMPAS.com - Kenaikan harga emas beberapa hari belakangan membuat masyarakat mulai ramai-ramai membeli emas Antam.
Harga emas Anam hari ini, Minggu (13/4/2025) tercatat mencapai Rp 1.904.000 per 1 gram atau naik Rp 15.000 dari harga sebelumnya Rp 1.889.000 pada Jumat (11/4/2025).
Sementara harga saham di Burs Efek Indonesia (BEI) hingga saat ini terus berfluktuasi usai sempat anjlok 6,12 persen pada sesi perdagangan pertama, Selasa (18/3/2025).
Lantas, mana jenis investasi yang saat ini lebih menguntungkan, saham atau emas?
Baca juga: Harga Meroket, Apakah Sekarang Saat yang Tepat untuk Beli Emas?
Investasi saham atau emas
Pengamat ekonomi dan investasi, Anthony Budiawan, berpendapat saham bukan menjadi jenis investasi yang dianjurkan saat ini.
"Dalam kondisi ekonomi tidak menentu bahkan cenderung melemah, investasi di saham mengandung risiko tinggi," ujarnya saat dimintai tanggapan Kompas.com, Minggu (13/4/2025).
Pemilik saham biasanya mendapat keuntungan dari dividen dan capital gain.
Dividen adalah pembagian keuntungan perusahaan kepada pemegang saham. Keuntungan didapat dalam bentuk nilai tunai sesuai jumlah lembar saham yang dimiliki pemegang saham.
Sementara capital gain adalah keuntungan modal yang diperoleh saat menjual saham dengan harga jual yang lebih tinggi daripada harga beli.
Investor juga berpotensi mendapatkan keuntungan dari volatilitas yakni fluktuasi kenaikan atau penurunan harga saham.
Menurut Anthony, harga saham biasanya tergantung prospek ekonomi ke depan. Ketika prospek baik, investor lebih untung jika membeli saham.
Sebaliknya, kondisi ekonomi yang tidak menentu seperti saat ini justru berisiko membuat harga saham menurun. Akibatnya, investor saham mudah rugi.
Daripada investasi saham, dia menyatakan, emas menjadi pilihan utama sebagai alternatif berinvestasi ketika ekonomi melemah dan berpotensi besar masuk resesi.
"Emas pada dasarnya adalah instrumen investasi untuk hedging atau lindung nilai terhadap inflasi yang inflation free atau bebas inflasi," tuturnya.
Hal itu berarti harga emas akan naik ketika inflasi meningkat. Namun kekurangannya, orang yang berinvestasi emas tidak akan memperoleh penghasilan bunga.
Baca juga: Kenapa Harga Saham Fluktiatif dan Bagaimana Tips Investasinya?
Investasi yang lebih menguntungkan
Anthony menekankan, investasi ke emas saat ini pasti lebih aman dan menguntungkan bagi investor.
"(Investasi emas) lebih aman dari fluktuasi harga," ungkapnya.
Dia menyatakan, harga emas cenderung naik terus selama terjadi investasi. Meski ada kemungkinan harga emas bisa turun, seiring waktu harganya lebih berpotensi naik.
Jika akan berinvestasi emas, jenis emas yang paling cocok digunakan sebagai instrumen investasi adalah emas batangan atau emas koin daripada emas perhiasan.
Perhiasan memiliki nilai buyback atau pembelian kembali lebih rendah dari emas batangan. Harga perhiasan juga tergantung tren dan biaya pembuatan. Itu membuat investasi emas perhiasan kurang menguntungkan.
Emas batangan yang akan diinvestasikan juga sebaiknya dibeli dalam gramasi lebih kecil seperti di bawah 25 gram. Hal ini supaya mudah mencairkannya sewaktu-waktu.
Kelebihan tersebut membuat Anthony lebih menganjurkan masyarakat umum berinvestasi ke emas batangan daripada saham saat ini.
"Saat ini, semua orang menghindari beli saham, kecuali investor besar atau institusional," ujar Anthony.
Investor institusional akan berinvestasi di saham, obligasi, dan emas tergantung porsinya. Tindakan tersebut dilakukan untuk mengurangi risiko kerugian terhadap salah satu instrumen.
Kondisi perekonomian Indonesia yang belakangan melemah membuat investasi saham berisiko tinggi rugi.
Selain investasi emas, dia pun menyarankan masyarakat untuk memilih instrumen investasi yang lebih aman seperti deposito dengan menyimpan uang tunai.
Anthony berpendapat, investasi deposito uang tunai bahkan lebih menguntungkan daripada berinvestasi ke emas batangan.
"Cash (uang tunai) kan tidak turun nilainya. Kecuali kena inflasi, nilai relatif cash turun, tapi (walau nilai uang tunai turun, investor) cash dapat penghasilan bunga," imbuhnya.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.