KOMPAS.com - Ada beberapa kota, atau bahkan desa, di dunia yang mendapat julukan sebagai Book Town atau kota buku terbaik.
Setidaknya itu berdasarkan indikator yang ditentukan oleh International Organisation of Book Towns (IOB).
IOB adalah organisasi yang salah satu tujuan utamanya meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap kota-kota buku dan merangsang minat terhadap buku.
Baca juga: Kucing Tertua di Dunia yang Berusia 30 Tahun Hanya Minum Air Kemasan
Dilansir dari laman resminya, Book Town atau Kota Buku adalah kota atau desa kecil yang di dalamnya terdapat banyak toko buku bekas dan antik.
Sebuah kota atau pedesaan dapat dikategorikan sebagai Kota Buku ketika menyediakan banyak buku bekas dan antik untuk diakses semua orang.
Bahkan cara ini menjadi salah satu pengembangan pariwisata baru yang sukses, dan menawarkan model pembangunan pedesaan dan pariwisata berkelanjutan.
Konsep Kota Buku ini telah diikuti di banyak negara di beberapa benua. Saat ini setidaknya ada 20 desa yang telah menjadi anggota IOB yang dianggap sebagai kota buku terbaik di dunia.
Baca juga: 10 Negara Paling Bahagia di Dunia 2025, Indonesia Peringkat Berapa?
Berikut ini, Kompas.com merangkum 5 kota buku terbaik di dunia versi pilihan National Geographic:
1. Redu, Belgia
Berada di sebuah desa kecil yang tersembunyi di pedesaan perbukitan Belgia, Redu telah lebih dari 41 tahun menjadi kota buku.
Desa Redu sering kali menyelenggarakan festival buku besar-besaran setiap tahun dengan melibatkan sekitar 30 toko buku.
Acara ini menarik ratusan pengunjung yang tidak hanya untuk menemukan buku, tetapi juga menikmati budaya, sejarah, arsitektur, dan alamnya.
Desa Redu juga ditambahkan ke dalam daftar kategori "Desa Terindah di Wallonia" pada bulan Juli 2024.
Baca juga: Daftar 10 Kota Kuliner Terbaik di Dunia 2025 Versi Time Out, Ada Jakarta
2. Wigtown, Skotlandia
Wigtown sudah kurang lebih selama 20 tahun menjadi “Kota Buku Skotlandia”.
Dengan lebih dari seperempat juta buku untuk dipilih, lama dan baru, Wigtown adalah salah satu kota buku pertama yang menjadi bagian dari Festival Kota Buku Internasional.
Kota ini memiliki 16 jenis toko buku yang berbeda, banyak yang bekas, yang berpartisipasi dalam berbagai acara literasi sepanjang tahun.
Baca juga: Apa Buku Tertua di Dunia? Berikut Beberapa yang Pernah Ditemukan
Festival Buku Wigtown tahunan di akhir September hingga awal Oktober adalah perayaan sastra selama 10 hari berturut-turut.
Acara ini dimulai sejak tahun 1999 dan sekarang menampilkan lebih dari 200 acara, termasuk musik, teater, makanan, dan seni visual.
3. Torup, Denmark
Torup adalah desa kecil yang berpenduduk 374 orang sekitar 60 kilometer di utara ibu kota Denmark, Kopenhagen.
Di sini, penduduk mengeluarkan buku-buku bekas terbaik dan berkualitas tinggi dari sumbangan, yang dijual di sepanjang jalan pedesaan untuk dibeli pengunjung.
Menariknya, beberapa toko memproses transaksi jual beli secara mandiri dan jujur, di mana tidak ada penjaga dan pelanggan dapat meninggalkan uang di toples saat membeli.
Asosiasi Kota Buku Torup menyelenggarakan Festival Buku Nordik tahunan dengan pembacaan buku dari penulis, film pendek kontemporer, acara budaya, dan banyak lagi.
Baca juga: 7 Perpustakaan Tertua di Dunia yang Berusia Ribuan Tahun
4. Featherston, Selandia Baru
Kota Featherston berada di wilayah Wairarapa yang terletak di timur laut Wellington, ibu kota Selandia Baru.
Kota ini dikelilingi oleh pemandangan alam yang menakjubkan, perbukitan, dan kebun anggur. Featherston juga terkenal dengan festival buku tahunan yang diadakan bulan Mei.
Kota buku Featherston buku berinisiatif mendorong pertumbuhan masyarakat, menginspirasi kegiatan membaca, menulis, dan berbagi ide di seluruh Wairarapa dan Aotearoa, Selandia Baru.
Baca juga: 10 Pulau dengan Penduduk Terbanyak di Dunia, Tiga Ada di Indonesia
5. Saint-Pierre-de-Clages, Swiss
Desa St-Pierre-de-Clages adalah rumah bagi satu-satunya desa buku di Swiss, “Le Village Suisse du Livre (Desa Buku Swiss)”.
Ini menjadi rumah bagi pasar barang bekas yang besar, bersama dengan para penulis, kios buku, pameran tematik, kegiatan untuk anak-anak, dan festival sastra sepanjang tahun.
Festival Buku St-Pierre-de-Clages paling terkenal diselenggarakan setiap akhir pekan di pekan terakhir bulan Agustus sejak 1993.
Baca juga: 5 Olahraga Paling Aneh di Dunia, Ada Lomba Menggendong Istri
Festival tersebut dapat berlangsung selama tiga hari dan menarik pengunjung dari seluruh Swiss dan negara-negara tetangga.
Di sana Anda dapat menemukan wawasan tentang profesi buku seperti kaligrafi dan teknik percetakan lama. Ada pula ruang yang ramah bagi para penulis dan penerbit untuk bertemu.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.