Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Wilayah Bumi dengan Gravitasi Terkuat dan Terlemah, Ada di Mana?

Baca di App
Lihat Foto
Freepik
Ilustrasi Bumi. Ada wilayah yang memiliki gravitasi terkuat dan terlemah.
|
Editor: Inten Esti Pratiwi

KOMPAS.com - Sebagian besar orang mungkin mengira bahwa gaya gravitasi yang ada di semua belahan Bumi ini sama besarnya.

Padahal kenyataannya, ada bagian wilayah Bumi yang mempunyai gaya gravitasi paling kuat dan paling lemah.

Hal itu dipengaruhi oleh bentuk Bumi yang tidak bulat sempurna, melainkan pepat di kutub dan menggelembung di sekitar ekuator.

Permukaan Bumi yang terdiri dari pegunungan, lembah, laut dalam, dan kepadatan kerak bumi yang berbeda-beda membuat distribusi massa di dalam dan di luar Bumi menjadi tidak merata.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hal ini lah yang membuat adanya variasi gaya gravitasi di berbagai tempat.

Lantas, di mana gaya gravitasi Bumi paling kuat dan paling lemah?

Baca juga: Gravitasi Mars Tarik Bumi Makin Dekat ke Matahari, Apa Dampaknya?

Apa itu gravitasi?

Dilansir dari NASA Science (17/12/2025), gravitasi adalah gaya yang digunakan planet atau benda lain untuk menarik benda ke pusatnya. 

Gaya gravitasi menjaga semua planet tetap dalam orbit mengelilingi Matahari.

Adanya gaya gravitasi menjelaskan mengapa semua benda akan jatuh ke Bumi, terutama saat kita melompat ataupun melempar suatu benda.

Gravitasi Bumi berasal dari seluruh massanya. Seluruh massanya menghasilkan tarikan gravitasi gabungan pada seluruh massa di tubuh makhluk hidup. Itulah yang menjadikan manusia memiliki berat.

Gravitasi Bumi sangat penting untuk menjaga planet tetap pada orbitnya. Sehingga memberikan kenyamanan jarak dengan Matahari, juga menahan atmosfer dan udara yang dibutuhkan untuk bernapas.

Namun, gravitasi tidak sama di semua tempat di Bumi. Gravitasi sedikit lebih kuat di tempat-tempat dengan massa lebih banyak di bawah tanah daripada di tempat-tempat dengan massa lebih sedikit.

Baca juga: Ilmuwan Uji Energi Gelap Alam Semesta, Hasilnya Teori Gravitasi Einstein Benar

Di mana gaya gravitasi paling kuat di Bumi?

Dikutip dari The Washington Post (3/8/2023), para ilmuwan mempelajari anomali gravitasi Bumi menggunakan data berbasis satelit.

Data tersebut menunjukkan visual permukaan Bumi yang tidak rata dan bergelombang. Bentuk tidak teratur itu dinamakan geoid.

Para ilmuwan membandingkan perbedaan antara tarikan gravitasi Bumi yang tidak rata dengan model Bumi yang secara hipotesis halus dan seragam.

Beberapa gaya gravitasi terkuat di Bumi terletak di Pasifik dekat Australia dan Indonesia akibat pergerakan lempeng tektonik.

Data visual menunjukkan daerah dengan massa lebih besar terletak di rangkaian gunung berapi di Samudra Pasifik yang memiliki gaya gravitasi lebih kuat. 

Sementara, daerah yang lebih biru, seperti palung samudra, memiliki gaya yang lebih lemah.

Pergerakan lempeng tektonik merupakan kekuatan pendorong hampir semua bentuk permukaan Bumi, baik pegunungan atau palung.

Pergerakan lempeng ini didorong oleh konveksi di mantel Bumi, yang menyalurkan panas dari dalam Bumi ke permukaan.

"Gesekan kerak Bumi, saat mantel Bumi melewatinya, mendorong lempeng-lempeng itu untuk saling mendekat atau menjauh," kata ilmuwan peneliti senior di University of Texas, John Ries, yang mempelajari bentuk, rotasi, dan gravitasi Bumi menggunakan data satelit  Gravity Recovery and Climate Experiment (GRACE).

Perilaku tektonik lempeng ini mirip dengan pembentukan pegunungan Himalaya, di mana dua lempeng benua saling bertabrakan dan terdorong ke atas.

Data menunjukkan, gaya gravitasi yang lebih kuat ada di seluruh dataran tinggi Himalaya Tibet.

Ries mengatakan, lempeng tersebut masih aktif, dan Gunung Everest masih tumbuh tinggi secara perlahan.

Baca juga: Perbedaan Teori Gravitasi Newton dan Einstein, Mana yang Lebih Akurat?

Gaya gravitasi terlemah di Bumi

Salah satu sinyal gravitasi terlemah di Bumi muncul di sebagian wilayah lautan, tepatnya di selatan semenanjung India, yang meliputi wilayah 1,2 juta mil persegi. 

Namun, fenomena ini telah lama membingungkan para ilmuwan.

"Keberadaan lubang gravitasi merupakan salah satu masalah yang menonjol di bidang geodinamika," kata Debanjan Pal, seorang geolog di Institut Sains India.

Hal yang membingungkan adalah, titik lemah gravitasi tersebut tidak terkait dengan palung atau depresi lapisan es. Sehingga, penyebab gaya gravitasi yang lemah tersebut masih menjadi misteri.

Penelitian terbaru menunjukkan anomali tersebut terkait dengan semburan batuan panas dan berdensitas rendah dari mantel Bumi yang muncul ke permukaan sekitar 20 juta tahun lalu.

Penelitian tersebut berusaha mensimulasikan pergerakan tektonik lempeng Bumi dari 140 juta tahun lalu.

Mereka menemukan bahwa ketika superbenua kuno Gondwana mulai terpecah, lempeng India mulai bergerak ke utara. 

Ketika lempeng India bergerak, Samudra Tethys kuno yang berdekatan mulai menutup dan tenggelam ke dalam mantel yang akhirnya mengganggu material yang lebih padat yang berada di atas batas inti dan mantel Bumi. 

Mantle plume, kolom panas dari dalam mantel Bumi yang naik ke permukaan, akhirnya membawa material dengan kepadatan lebih rendah ke permukaan Bumi. Nah, itulah yang membantu membentuk gravitasi lebih lemah.

Baca juga: Apa Itu Gaya Gravitasi? Berikut Pengertian dan Cara Kerjanya

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua
Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi