Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Studi Ungkap Bahaya yang Mengintai di Balik Sering Menguap

Baca di App
Lihat Foto
SHUTTERSTOCK/Stokkete
Ilustrasi menguap. Tindakan menguap bisa menunjukkan kondisi kantuk serius yang membahayakan tubuh.
|
Editor: Ahmad Naufal Dzulfaroh

KOMPAS.com - Menguap merupakan respons tubuh ketika sedang mengantuk atau butuh istirahat.

Namun, sebuah studi baru-baru ini mengungkap bahaya mengintai di balik menguap.

Dalam studi yang dilakukan oleh American Academy of Sleep Medicine (AASM) dan terbit dalam Journal of Clinical Sleep Medicine pada 14 April, menguap dan rasa kantuk terlalu sering, dikaitkan dengan meningkatnya risiko kesehatan yang merugikan, serta penurunan kualitas hidup.

Sering menguap juga disebut menjadi tanda kekurangan tidur serius yang dapat membahayakan fisik dan kesehatan jangka panjang.

Baca juga: Mengapa Seseorang Menguap Saat Merasa Lelah?

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+


Tanda menguap dan kantuk berbahaya

Dikutip dari CNN (19/3/2025), peneliti AASM memberikan tes untuk mengukur kondisi otak responden saat menguap.

Hasilnya, waktu bereaksi, kemampuan mengingat, memori, dan koordinasi mereka terganggu.

Rasa kantuk berkelanjutan juga bisa mengakibatkan microsleep selama beberapa detik. Kondisi ini sangat berbahaya jika terjadi saat mengemudi.

Untuk menentukan rasa kantuk dan menguap yang terjadi memasuki kondisi membahayakan, peneliti mengukurnya dengan berbagai skala, termasuk Skala Kantuk Epworth.

Peneliti meminta responden memberi skor 0-3 ke delapan situasi yang bisa membuat mereka tertidur. Skor 10-24 menunjukkan responden sangat mengantuk dan butuh intervensi medis.

Baca juga: Bisakah Suplemen Kesehatan Mencegah Kantuk Layaknya Kopi?

Situasi itu meliputi tidur saat duduk tenang usai makan siang tanpa alkohol, berbaring di sore hari, duduk di tempat umum, duduk sambil membaca, duduk saat mengobrol, menumpang mobil selama satu jam, terjebak macet beberapa menit saat mengemudi, serta menonton televisi.

Orang yang kurang tidur akan mengalami gejala berupa menguap berlebihan, kelopak mata turun, tubuh membungkuk dan sulit berdiri tegak, vertigo, tangan gemetar, serta bersikap impulsif.

Gangguan tidur seperti sleep apnea, insomnia, sindrom kaki gelisah, gangguan ritme sirkadian tidur, serta kondisi nyeri kronis dan obat-obatan dapat menyebabkan kantuk ekstrem.

Konsumsi obat, gaya hidup buruk, tidak menjaga kebersihan, serta kondisi kamar yang tidak sesuai juga dapat menyulitkan tidur, sehingga tubuh mudah mengantuk dan sering menguap.

Menguap terus-terusan terjadi saat seseorang mengalami kantuk luar biasa pada siang hari meski tubuh butuh kewaspadaan tinggi. Menguap berlebihan seperti itu bukan tindakan biasa.

Baca juga: Penyebab Manusia Menguap, Benarkah Bisa Menular?

Bahaya sering menguap

Menguap berlebihan dikaitkan dengan kondisi kekurangan tidur yang lebih serius, diberitakan Times of India, Selasa (15/4/2025).

"Mengantuk adalah masalah kesehatan serius dengan konsekuensi yang luas," kata Presiden AASM dokter Eric Olson yang terlibat dalam penelitian.

Menguap dan rasa kantuk merupakan tanda kurang tidur yang dilaporkan menjadi gejala pertama pasien dengan gangguan tidur, seperti narkolepsi dan apnea tidur onstruktif.

Menguap berlebihan karena rasa kantuk dapat pula terjadi akibat efek samping kondisi medis, penggunaan obat-obatan, dan gaya hidup yang membuat kurang tidur kronis.

Rasa kantuk juga membuat tidak fokus, terlambat bereaksi, mudah emosi, frustasi, rewel, dan khawatir saat berada dalam situasi sosial.

Baca juga: Mengapa Mengantuk Setelah Makan Seporsi Nasi Padang? Ini Penjelasan Ilmiah dari Pakar

Mengantuk dan kurang tidur pun berisiko mengakibatkan kecelakaan saat mengemudi, kesalahan di tempat kerja, serta risiko kesehatan jangka panjang.

Kantuk dikaitkan dengan risiko gangguan kognitif, kecelakaan di tempat kerja atau saat mengemudi, serta masalah kesehatan mental, seperti depresi dan keinginan bunuh diri.

Selain itu, rasa kantuk dikaitkan dengan perkembangan atau memburuknya diabetes, depresi, penyakit jantung dan ginjal, tekanan darah tinggi, obesitas, serta stroke.

Setiap orang seharusnya mendapatkan tidur malam berkualitas setidaknya selama 7-8 jam agar tidak mengantuk dan menguap terus keesokan harinya.

Bahaya kantuk dan menguap berlebihan dapat dicegah dengan mendapatkan tidur yang cukup setiap hari sesuai usia.

Misalnya, anak sekolah butuh tidur 8-12 jam sehari. Sementara orang dewasa perlu tidur setidaknya 7-9 jam per malam.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua
Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi