KOMPAS.com - Amerika Serikat (AS) kembali menaikkan tarif pajak untuk barang-barang impor China hingga sebesar 245 persen pada Rabu (16/4/2025).
Kenaikan tarif impor ini dilakukan sebagai balasan karena China terus memberikan balasan terhadap kebijakan Trump.
Dalam konferensi pers pada Selasa (15/4/2025), Sekretaris Pers Gedung Putih Karoline Leavitt mengutip pernyataan Presiden AS yang mengatakan bahwa “bola ada di tangan China”.
Hal ini disampaikan untuk melanjutkan dialog perdagangan antara kedua negara tersebut.
“China perlu membuat kesepakatan dengan kami. Kami tidak perlu membuat kesepakatan dengan mereka,” kata Leavitt, dikutip dari Business Standard, Rabu.
Lantas, apa respons China setelah AS kembali menaikkan tarif pajak menjadi 245 persen?
Baca juga: Ramai Soal Produk Luxury Brand Ternyata Produksi China, Apa Kata Ahli Ekonomi?
Respons China terkait kenaikan tarif pajak 245 persen
Menanggapi pernyataan yang dilontarkan oleh Karoline, Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China Lin Jian mengkritik pendekatan AS sebagai hal yang kontraproduktif.
“Jika Amerika Serikat benar-benar menginginkan dialog, mereka harus berhenti mengerahkan tekanan maksimum,” kata Lin.
Berbicara dalam jumpa pers pada Rabu, pejabat China tersebut mengatakan bahwa negaranya telah berulang kali menyatakan sikap seriusnya terkait masalah tarif.
Lin mengungkapkan, perang tarif diprakarsai oleh AS.
Dalam hal ini, China telah mengambil tindakan balasan yang diperlukan untuk melindungi hak dan kepentingannya yang sah serta keadilan internasional, yang sepenuhnya masuk akal dan legal.
Baca juga: Ramai soal Tas Bermerek Mewah Dibuat di China, Apa yang Sebenarnya Terjadi?
"Perang tarif dan perdagangan tidak memiliki pemenang. China tidak ingin berperang dalam perang ini, tetapi tidak takut dengan perang ini,” ujarnya, dikutip dari The Economic Times, Rabu.
Ia menyampaikan, komitmen China adalah untuk berkolaborasi dan menghilangkan hambatan perdagangan di tengah ketidakpastian global yang terus meningkat.
"Di dunia yang penuh ketidakpastian, China tetap berkomitmen untuk bergandengan tangan, bukan saling menyerang, menyingkirkan hambatan, bukan membangun tembok," kata Lin.
Dalam hal ini, China telah memperingatkan Trump untuk "berhenti mengeluh" karena menjadi korban tarif dalam perang dagang yang meningkat antara kedua negara.
Baca juga: Kebijakan Tarif Trump ke China Naik Jadi 245 Persen
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.