Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

7 Fakta Eks Pemain Sirkus OCI Disebut Jadi Korban Eksploitasi Taman Safari Indonesia

Baca di App
Lihat Foto
KOMPAS.COM /KIKI SAFITRI
Para mantan pemain Pemain Oriental Circus Indonesia Taman Safari
|
Editor: Ahmad Naufal Dzulfaroh

KOMPAS.com - Sejumlah mantan pemain sirkus Oriental Circus Indonesia (OCI) mengaku menjadi korban eksploitasi Taman Safari Indonesia.

Hal tersebut mereka sampaikan ketika curhat di hadapan Wakil Menteri HAM Mugiyanto pada Selasa (15/4/2025).

Mereka mengaku mengalami berbagai kekerasan fisik dan perlakuan tidak manusiawi dari pihak Taman Safari Indonesia.

Pengacara korban, Muhammad Soleh mengatakan, penanganan kasus dugaan pelanggaran HAM yang menimpa mantan pemain OCI itu cukup lamban.

“Ketika kita viralkan ini, tidak ada upaya sama sekali. Harapan saya, Kementerian HAM membentuk tim pencari fakta,” kata Soleh dikutip dari Kompas.com, Selasa (15/4/2025).

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Baca juga: Viral, Video Singa Tabrak Toyota Yaris, Ini Kronologi dan Penjelasan Taman Safari

7 fakta pemain OCI dieksploitasi Taman Safari

Berikut tujuh fakta terkait kasus dugaan eksploitasi pemain OCI oleh Taman Safari:

1. Korban dirantai pakai rantai gajah

Salah seorang korban, Butet mengaku kerap mendapatkan perlakuan kasar saat latihan dan tampil.

Dia mendapatkan kekerasan fisik apabila penampilannya tidak bagus. Bahkan, Butet pernah dirantai pakai rantai gajah.

“Kalau main saat show tidak bagus, saya dipukuli. Pernah dirantai pakai rantai gajah di kaki, bahkan untuk buang air saja saya kesulitan,” tuturnya dilansir dari Kompas.com, Selasa (15/4/2025).

Baca juga: Sengkarut Eksploitasi Pemain Sirkus OCI, Komnas HAM Sarankan Tempuh Jalur Hukum

2. Dipaksa tetap tampil meski sedang hamil

Butet juga mengaku dipaksa untuk tetap tampil meski tengah mengandung anaknya.

“Saat hamil pun saya dipaksa tetap tampil. Setelah melahirkan, saya dipisahkan dari anak saya, saya tidak bisa menyusui,” ungkap dia.

Tak sampai di situ, dia juga pernah dipaksa memakan kotoran gajah hanya karena ketahuan mengambil daging empal.

3. Tidak tahu identitas aslinya

Butet mengungkapkan, selama hidupnya, ia tidak pernah mengetahui identitas aslinya, baik itu nama, keluarga, maupun usia karena sudah ditempa sebagai pemain sirkus sejak kecil.

Anak Butet, Fifi juga mengalami kisah serupa seperti dirinya. Sejak lahir, Fifi dibesarkan di lingkungan sirkus tanpa mengetahui siapa orangtuanya.

Rupanya, Fifi diambil oleh salah satu bos OCI saat ia baru lahir. Anak itu baru sadar bahwa Butet adalah ibunya ketika sudah beranjak dewasa.

Menurut pengakuan Butet, dia menyerahkan Fifi untuk diasuh orang lain karena belum memiliki kehidupan yang layak.

Baca juga: Pernyataan Taman Safari soal Eks Pemain Sirkus OCI yang Mengaku Alami Kekerasan

4. Dikurung di kandang macan

Hidup di lingkungan sirkus sejak kecil membuat Fifi tak betah. Dia mengaku sempat kabur karena tidak tahan akan siksaan yang dialaminya.

Meski sempat ditolong warga ketika dalam pelarian, dia akhirnya ditangkap dan diseret kembali.

“Saya sempat diseret dan dikurung di kandang macan, susah buang air besar. Saya enggak kuat, akhirnya saya kabur lewat hutan malam-malam, sampai ke Cisarua. Waktu itu sempat ditolong warga, tapi akhirnya saya ditemukan lagi,” tutur Fifi.

“Saya diseret, dibawa ke rumah, terus disetrum. Kelamin saya disetrum sampai saya lemas. Rambut saya ditarik, saya ngompol di tempat, lalu saya dipasung,” lanjutnya.

Baca juga: Kisah Pilu Eks Pemain Sirkus OCI Taman Safari: Dipaksa Tampil Saat Hamil, Diberi Kotoran Hewan

5. Tak mendapat pertolongan serius usai kecelakaan saat tampil

Mantan pemain OCI lainnya, Ida juga mempunyai kenangan dan pengalaman buruk selama bekerja.

Dia pernah mengalami kecelakaan serius saat tampil di Lampung, tetapi tidak mendapatkan pertolongan serius.

“Saya mengalami jatuh dari ketinggian saat show di Lampung. Setelah jatuh, saya tidak langsung dibawa ke rumah sakit,” terang Ida yang kini harus menggunakan kursi roda, dikutip dari Kompas.com, Rabu (16/4/2025).

“Setelah pinggang saya mulai bengkak, barulah saya dibawa ke rumah sakit dan ternyata saya patah tulang. Tidak lama kemudian saya dibawa ke Jakarta dan dioperasi,” imbuhnya.

Saat itulah, Ida akhirnya dipertemukan dengan orangtuanya.

Baca juga: Viral, Video Pengunjung Beri Makan Kuda Nil Sampah Plastik, Taman Safari Bogor: Sedang Dicari Identitasnya

6. Pernah melapor ke polisi, tapi kasus dihentikan

Pengacara korban, Muhammad Soleh mengungkapkan, kliennya pernah melaporkan dugaan kekerasan dan penghilangan asal-usul ke Mabes Polri pada 1997.

Namun, kasus tersebut kemudian dihentikan dengan alasan tidak cukup bukti.

“Dulu Bu Fifi (mantan pemain sirkus) pernah melaporkan ke Mabes Polri tentang penghilangan asal-usul, tapi akhirnya SP3 dikeluarkan. Alasannya, bukti tidak ada,” kata Soleh dilansir dari Kompas.com, Rabu (16/4/2026).

“Kami bingung, karena dari 16 korban yang kami dampingi, hingga hari ini baru lima orang yang berhasil menemukan orangtua mereka, itu pun hasil usaha pribadi. Sementara 11 orang lainnya masih belum mengetahui siapa orangtua kandung mereka,” sambungnya.

Baca juga: Pemain Sirkus OCI Taman Safari Pernah Lapor Polisi, tetapi Kasus Dihentikan

7. Taman Safari Indonesia membantah

Komisaris Taman Safari Indonesia, Tony Sumampouw membantah tuduhan eksploitasi terhadap mantan pemain OCI.

Tony menunjukkan bukti video yang merekam kegiatan anak-anak di lingkungan sirkus OCI untuk memperkuat bantahan dari tuduhan tersebut.

Pada rekaman dari tahun 1981 yang diambil saat perayaan Sekaten di Klaten dan Yogyakarta itu, pekerja anak-anak sirkus OCI tampak ceria.

"Kalau ada bekas luka (penyiksaan dan lainnya) itu enggak mungkin anak-anak ceria seperti ini," ungkap Tony dikutip dari Kompas.com, Kamis (17/4/2025).

Dia menilai, tuduhan penyiksaan terhadap para pemain OCI tidak masuk akal.

Tony kemudian menantang pihak yang menuduh agar menunjukkan bukti konkret terkait dugaan kekerasan oleh Taman Safari Indonesia.

(Sumber: Kompas.com/Kiki Safitri | Editor: Jessi Carina, Ardito Ramadhan, Puspasari Setyaningrum)

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua
Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi