KOMPAS.com - Oriental Circus Indonesia (OCI) belakangan menuai sorotan usai para mantan pemainnya melaporkan adanya dugaan kekerasan fisik dan eksploitasi dari pihak Taman Safari Indonesia.
Mereka mengaku tidak mendapat upah layak, bekerja secara tidak manusiawi, dan mengalami tekanan psikis bertahun-tahun.
Namun, pihak Taman Safari Indonesia telah membantah tuduhan itu dan menganggap eks pemain OCI hanya mencari sensasi.
Lantas, bagaimana sejarah Oriental Circus Indonesia?
Baca juga: Kisah Pilu Eks Pemain Sirkus OCI Taman Safari: Dipaksa Tampil Saat Hamil, Diberi Kotoran Hewan
Sejarah Oriental Circus Indonesia
Dikutip dari situs Perpustakaan Amir Machmud Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri), berdirinya Oriental Circus Indonesia tidak terlepas dari pendiri Taman Safari Indonesia, Hadi Manansang.
Hadi yang kala itu merupakan seorang pengamen dan penjual obat membentuk kelompok sirkus Bintang Akrobat dan Gadis Plastik sekitar 1963-1964.
Hadi Manansang dikenal sebagai seniman jalanan dan pegiat obat tradisional yang kerap menampilkan atraksi esktrem, seperti salto, lempar trisula, dan menancapkan besi ke dada.
Sekitar 1967, Hadi lalu mendirikan sirkus Oriental Show yang kemudian berganti nama menjadi Oriental Circus Indonesia (OCI) pada 1972.
Sejak itu, Oriental Circus Indonesia menjadi grup hiburan keliling Indonesia yang mempelopori sirkus modern Tanah Air.
Baca juga: Taman Safari Ngaku Dituntut Mantan Pemain Sirkus OCI Rp 3,1 Miliar
Oriental Circus Indonesia menyajikan pertunjukan akrobatik, sulap, juggling, dan atraksi satwa liar.
Pada masa kejayaannya, yakni era 1990-an, OCI bahkan tampil di panggung internasional, seperti China, Inggris, dan Amerika Serikat.
Sebagai sirkus, OCI awalnya menampilkan satwa harimau, singa, gajah, simpanse, dan aneka jenis burung dalam setiap atraksinya. Namun, sejak 2018, OCI tinggal menampilkan gajah dan harimau.
Dilansir dari Antara (10/9/2018), manajemen OCI memutuskan berhenti menggunakan satwa dalam pertunjukan sirkus mulai 2019. Mereka menggantinya dengan boneka bergerak yang dibentuk mirip satwa.
Meski membuat gebrakan dengan berhenti menggunakan satwa untuk atraksi, OCI mulai mengalami penurunan operasional setelah 50 tahun berkarya.
Oriental Circus Indonesia akhirnya menggelar pertunjukan terakhir bertajuk "The Great 50 Show" sekaligus merayakan hari jadi ke-50 pada 6 November 2019-12 Januari 2020.
Baca juga: Dugaan Eksploitasi Eks Pemain Sirkus Dibantah, OCI Taman Safari: Itu Sensasi, Tidak Masuk Akal
Dulu kerap diundang TNI AU
Dikutip dari Kontan, Kamis (17/4/2025), Hadi membentuk tim akrobatik untuk menghibur warga dan anggota ABRI yang terlibat penumpasan G30S/PKI agar suasana lebih kondusif.
Oriental Show dulu bernaung di bawah Pusat Pemberitaan ABRI yang dipimpin Brigadir Jenderal Sugandi.
Sirkus itu kerap diundang TNI Angkatan Udara (AURI) untuk menggelar pertunjukan keliling di berbagai daerah sebagai hiburan keluarga prajurit dan masyarakat.
Pertunjukan-pertunjukan ini didukung fasilitas transportasi udara milik AURI. Komandan Pangkalan Udara, Komodor Rusman turut memimpin langsung pertunjukan.
Pada 1981, Hadi yang menyukai satwa memutuskan membuat kebun binatang Taman Safari Indonesia bersama tiga putranya, Yansen Manansang, Frans Manansang, dan Tony Sumampau.
Baca juga: Sengkarut Eksploitasi Pemain Sirkus OCI, Komnas HAM Sarankan Tempuh Jalur Hukum
Rencana pendirian kebun binatang itu berasal dari kejadian saat sang anak, Tony tergigit harimau sirkus.
Hadi lalu membawa Tony berobat ke Australia. Di sana, dia mendapat ide membuat kebun binatang setelah melihat Taman Safari Australia.
Taman Safari Indonesia berdiri di tanah seluas 55 hektar yang dulunya bekas perkebunan di Cisarua, Bogor. Kebun binatang ini berkonsep safari dengan lingkungan alami bagi satwa.
Dikutip dari laman resmi Taman Safari, kebun binatang ini dibuka pada April 1986 dan resmi menjadi obyek wisata nasional pada 16 Maret 1990.
Saat pertama dibuka, Taman Safari memiliki 400 ekor satwa dari 100 spesies yang berasal dari lima benua. Kini, kebun binatang itu memiliki setidaknya 7.000 ekor satwa dari 300 spesies.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.