KOMPAS.com - Penyanyi asal Amerika Serikat (AS), Katy Perry, melakukan wisata luar angkasa dalam misi New Shepard NS-31 pada Senin (14/4/2025).
Selain Katy Perry, penerbangan itu diketahui diikuti oleh lima kru lainnya, termasuk tunangan Jeff Bezos bernama Lauren Sanchez dan pembaca acara Gayle King.
Momen Katy Perry bersama kru lainnya itu selama berada di luar angkasa telah tersebar luas di media sosial.
Dalam salah satu video berdurasi 25 detik, Katy Perry dan rekannya tampak tengah mengambang di dalam pesawat dan tidak memakai helm astronot.
Kondisi itu turut dipertanyakan oleh seorang warganet yang penasaran soal penggunaan helm astronot.
"Kenapa Katy Perry dan teman2nya tidak pakai helm luar angkasa?" tulis pengguna akun X, @lolliza**** dalam twitnya.
Baca juga: Apa itu Garis Karman yang Dilewati Katy Perry Saat ke Luar Angkasa bersama Blue Origin?
Lalu, kenapa Katy Perry bersama kru lainnya tidak memakai helm luar angkasa?
Kata pakar soal Katy Perry tidak pakai helm luar angkasa
Peneliti di Pusat Riset Antariksa BRIN, Rhorom Priyatikanto, menerangkan perjalanan ruang angkasa yang dilakukan oleh Katy Perry berhasil menembus garis Karman dengan ketinggian lebih dari 100 km di atas bumi selama 11 menit.
Menurut dia, pada ketinggian yang sudah termasuk ke dalam area luar angkasa tersebut, mereka memang memungkinkan untuk tidak mengenakan helm selama masih berada di pesawat.
"Tidak ada perubahan tekanan udara dalam 'kabin', sehingga tidak perlu alat bantu termasuk helm," ujar Rhorom saat dihubungi Kompas.com, Rabu (16/4/2025).
Tidak terbatas pada ketinggian pesawat, Rhorom menjelaskan, manusia masih bisa bernafas tanpa helm, termasuk ke Planet Mars sekaliun, sepanjang masih berada dalam kapsul antariksa.
"Astronot yang dinas di Stasiun Antariksa Internasional atau sampai di ketinggian 408 km, tetap bisa beraktivitas di dalam stasiun tanpa pakai helm dengan waktu 24 jam sehari, 7 hari seminggu," jelas dia.
Menurut Rhorom, situasi yang berbahaya dalam luar angkasa adalah jika kapsul mengalami kebocoran.
Jika pesawat bocor, mustahil kru kapal udara bisa bernapas tanpa helm dan tabung oksigen.
"Pada ketinggian kurang dari 100 km sering dianggap sebagai batas antara atmosfer dan ruang angkasa. Di ketinggian itu, atmosfer amat sangat tipis. Namun, selama mereka berada di dalam kapsul atau kabin yang bertekanan, maka kondisinya sama dengan ketika mereka di permukaan bumi," lanjut dia.
Jadi, selama pesawat atau kapsul ruang angkasa tidak bocor atau terbuka, awak kapal bisa bernapas dengan lancar.
Baca juga: Katy Perry Terbang ke Luar Angkasa, Apa Saja yang Perlu Diketahui?
Tidak ada gravitasi
Rhorom juga menjelaskan soal mengapa Katy Perry dan kru lainnya bisa melayang di dalam pesawat. Menurutnya, hal itu terjadi akibat perbedaan gaya gravitasi.
Fenomena melayang yang dialami Katy Perry dan kru lainnya saat berada di dalam pesawat ruang angkasa bukan karena ketiadaan gravitasi, melainkan karena kondisi tanpa bobot atau zero gravity yang tercipta selama penerbangan.
Ia menerangkan, bahwa saat seseorang bergerak bebas bersama ruang tempat ia berada, seperti kabin pesawat yang tengah meluncur dalam lintasan balistik, maka akan muncul sensasi melayang akibat perbedaan gaya tarik gravitasi terhadap tubuh dan ruang di sekitarnya.
“Sebetulnya, tidak ada tempat di semesta ini yang benar-benar bebas dari gravitasi,” kata Rhorom.
Ia menerangkan, pada ketinggian sekitar garis Karman, gaya gravitasi masih terasa cukup kuat, yakni sekitar 9,5 meter per detik kuadrat atau setara dengan 97 persen gaya gravitasi yang dirasakan di permukaan Bumi.
Karena itulah, sensasi melayang yang dialami Katy Perry bukan karena tarikan gravitasi hilang, melainkan karena pesawat berada dalam lintasan jatuh bebas dan mesinnya dimatikan sesaat, sehingga awak di dalamnya ikut ‘jatuh’ bersama pesawat dan kehilangan gaya tekan dari lantai.
Sebagai informasi, wisata ruang angkasa yang dijalani Katy Perry bersama perusahaan Blue Origin milik Jeff Bezos diperkirakan menelan biaya sekitar 150.000 dollar AS atau sekitar Rp 2,5 miliar per kursi.
Meski Blue Origin tidak mempublikasikan harga tiket secara resmi, penerbangan perdana ke luar angkasa pada 2021 tercatat terjual hingga 28 juta dollar AS atau sekitar Rp 471 miliar.
Baca juga: Katy Perry Bakal Terbang ke Luar Angkasa pada 14 April 2025, Bagaimana Persiapannya?
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.