Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bolehkah Orang Dewasa Konsumsi Obat Puyer seperti Anak? Ini Penjelasan Ahli

Baca di App
Lihat Foto
pexels.com
Ilustrasi obat tablet. Bolehkah orang dewasa mengonsumsi obat bubuk atau puyer seperti anak-anak?
|
Editor: Ahmad Naufal Dzulfaroh

KOMPAS.com - Media sosial diramaikan dengan keluhan warganet yang mengaku tak bisa mengonsumsi obat tablet.

Dalam unggahan akun media sosial X, @tany*** pada Selasa (15/4/2025), pengunggah menceritakan sulitnya menelan obat tablet.

Akibatnya, dia harus minum banyak air sampai obatnya tertelan. Kondisi itu membuatnya ingin mengonsumsi obat bubuk atau puyer seperti anak-anak.

"Kenapa sih cuma anak kecil aja yg dibubukin, dipikir semua orang dewasa bisa nelennya (((terkapar dalam keadaan kembung)))," tulisnya dalam unggahan.

Lantas, bolehkah orang dewasa meminta obat bubuk atau puyer saat berobat?

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Baca juga: Benarkah Konsumsi Jangka Panjang Obat Pereda Nyeri Picu Gagal Ginjal? Ini Penjelasan Guru Besar UGM


Orang dewasa konsumsi obat puyer

Guru Besar Fakultas Farmasi Universitas Gadjah Mada (UGM) Zullies Ikawati menuturkan, pemberian obat puyer lebih identik untuk anak-anak.

Anak-anak, terutama yang belum bisa menelan tablet, bisa mendapatkan pengobatan melalui obat yang digerus menjadi puyer.

"Sebenarnya, orang dewasa pun boleh saja meminta obat dalam bentuk puyer, asalkan ada alasan yang jelas, seperti kesulitan menelan atau kenyamanan pribadi," kata Zullies saat dikonfirmasi Kompas.com, Kamis (17/4/2025).

Menurutnya, permintaan untuk mendapat puyer bisa dipertimbangkan tenaga kesehatan jika memungkinkan.

Baca juga: Benarkah Paracetamol Bisa Sebabkan Kerusakan Hati dan Gagal Ginjal? Ini Penjelasan Guru Besar UGM

Namun, Zullies mengungkapkan, tidak semua obat tablet yang dikonsumsi pasien dewasa aman dikonsumsi menjadi puyer, seperti obat bubuk yang diterima anak-anak.

Beberapa jenis tablet, seperti tablet salut enterik (enteric-coated), tablet lepas lambat (sustained release atau controlled release), dan tablet dengan pelepasan waktu tertentu tidak boleh dihancurkan.

Jika obat tablet itu dihancurkan menjadi puyer, dapat merusak mekanisme pelepasan obat dan meningkatkan risiko efek samping.

Obat dengan rasa sangat pahit atau bersifat iritatif juga tidak dianjurkan untuk dibuat puyer, karena bisa menimbulkan rasa tidak nyaman atau bahkan gangguan pencernaan.

"Obat-obat yang sensitif terhadap cahaya, udara, atau kelembapan juga cenderung tidak stabil jika diubah ke bentuk puyer," jelas dia.

Baca juga: BPOM Rilis Daftar 15 Obat Herbal dan Suplemen dari Negara Lain yang Mengandung BKO

Selain itu, obat tablet yang digerus menjadi puyer dapat mengubah kecepatan pelepasan obat dalam tubuh.

Obat dalam bentuk puyer biasanya lebih cepat larut dalam lambung, sehingga mempercepat efek kerjanya, tapi meningkatkan risiko iritasi lambung pada jenis tablet tertentu.

Selain itu, tidak semua obat stabil saat dihancurkan dan dicampur menjadi puyer. Ada pula risiko interaksi antarzat aktif jika beberapa obat dicampur dalam satu kemasan puyer.

"Pemberian puyer untuk orang dewasa tidak lazim dilakukan secara rutin karena beberapa pertimbangan praktis dan klinis, seperti jumlah obat yang lebih banyak dan dosis yang lebih tinggi dibandingkan pasien anak-anak," ujarnya.

Baca juga: Minum Obat dengan Teh, Amankah? Ini Penjelasan Dokter...

Cara konsumsi obat tablet yang tepat

Selain tidak bisa digerus menjadi puyer, Zullies menambahkan, obat-obat tersebut juga tidak bisa dikonsumsi dengan dikunyah.

"Tidak semuanya obat tablet bisa dikunyah dulu," terangnya.

Tablet salut enterik (enteric-coated), tablet lepas lambat (sustained release atau controlled release), dan tablet dengan pelepasan waktu tertentu, tidak boleh digerus dan tidak boleh dikunyah.

Selain karena pertimbangan klinis, sebagian obat tablet rasanya sangat pahit, sehingga tidak memungkinkan untuk dikunyah.

Daripada digerus atau dikunyah, Zullies lebih menyarankan obat tablet dikonsumsi dengan air putih atau roti tawar.

Baca juga: Waktu Terbaik Minum Obat Hipertensi, Haruskah di Malam Hari?

Dia kurang menganjurkan obat tablet dimakan dengan pisang. Sebab, pisang kaya kalium dan enzim yang bisa memengaruhi penyerapan dan metabolisme obat tertentu.

Obat yang rentan berinteraksi dengan pisang kebanyakan antihipertensi, seperti Captopril, Enalapril, Lisinopril, Spironolakton, Losartan, dan Vasartan.

Konsumsi obat antihipertensi dengan pisang, bisa menyebabkan kelebihan kalium dalam darah atau hiperkalemia. Efeknya, akan membuat gangguan irama jantung atau kelemahan otot.

"Dengan mempertimbangkan hal-hal tersebut, permintaan obat bentuk puyer oleh pasien dewasa sebaiknya dilakukan dengan konsultasi terlebih dahulu kepada dokter atau apoteker," tegasnya.

Zullies menekankan, dokter dan apoteker yang berhak menentukan obat pasien dewasa sesuai resep dan aman dibentuk menjadi puyer atau tidak.

Pemahaman ini penting agar efektivitas terapi melalui obat tetap optimal dan meminimalisir risiko efek samping.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua
Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi