KOMPAS.com -Presiden Prabowo Subianto menyatakan siap mengevakuasi warga Gaza ke Indonesia untuk mendapat pengobatan medis.
Presiden juga mengatakan akan mengutus Menteri Luar Negeri (Menlu) berkonsultasi dengan pemerintah Palestina dan negara-negara Timur Tengah.
Pada saat ini, kementerian Pertahanan (Kemenhan) sedang menunggu keputusan Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) dan Presiden RI terkait hal ini.
Dilansir dari Kompas.com, Rabu (16/4/2025), Kepala Biro Info Pertahanan (Infohan) Setjen Kemenhan RI, Brigjen TNI Frega Wenas Inkiriwang mengatakan bahwa pemangku utama atau leading actor dari rencana ini adalah Kementerian Luar Negeri.
"Kita (Kemenhan) menunggu dari teman-teman Kementerian Luar Negeri, dari Bapak Kementerian Luar Negeri ataupun dari Bapak Presiden," ujar Frega, Rabu (16/4/2025).
Lantas, bagaimana pendapat pengamat politik mengenai rencana evakuasi ini?
Baca juga: Daftar Negara Tolak Relokasi Warga Gaza Keluar Palestina, Bagaimana Indonesia?
Pendapat pengamat politik atas rencana evakuasi warga Gaza
Ketua Pusat Kajian Politik UI, Aditya Perdana mengatakan bahwa Indonesia memiliki kepentingan dalam membantu konflik Palestina - Israel seperti halnya banyak negara muslim lakukan.
"Tawaran Presiden Prabowo sebenarnya membuka ruang dialog baru dalam perspektif kemanusiaan yaitu evakuasi korban yang terluka dari masyarakat," kata Aditya saat dihubungi Kompas.com, Kamis (17/4/2025).
Dengan begitu, Aditya menjelaskan bahwa sebenarnya dorongan kemanusiaan tersebut juga dilakukan oleh negara-negara tetangga.
Akan tetapi, menurut Aditya, langkah ini akan memberikan dampak yang signifikan dalam upaya diplomasi baru negara Indonesia.
"Nah, masalahnya adalah dalam konteks domestik di mana, tentu, kemampuan bantuan Indonesia seberapa kuat? Ketika isu ekonomi seperti efisiensi sedang menguat," ujarnya.
Dengan begitu, rencana evakuasi warga Gaza tersebut akan mendorong berbagai pihak nasional untuk merespons dan membenturkan antara kebijakan efisiensi anggaran dan bantuan kemanusian.
"Ini yang tentu seharusnya menjadi perhatian pemerintah," kata Aditya.
Sementara itu, Dosen Ilmu Hubungan Internasional UI, Agung Nurwijoyo menyoroti kesiapan infrastruktur penunjang untuk merawat warga Gaza di Indonesia.
Baca juga: Beda PBNU dan Muhammadiyah soal Rencana Prabowo Evakuasi Warga Gaza ke Indonesia
Selain itu, Agung juga menjelaskan bahwa mekanisme kembalinya warga Gaza pasca perawatan perlu dipastikan.
"Pasalnya, solusi kemanusiaan ini ditempatkan terpisah dengan solusi politik dan keamanan. Tetap ada kerentanan jalan evakuasi. Ini menjadi jalan Israel untuk memperluas wilayah jajahannya di Gaza, " jelas Agung saat dihubungi Kompas.com, Kamis (17/4/2025).
Selain itu, Agung menambahkan bahwa harus ada upaya sistematis untuk membangun mekanisme sebagai upaya penghentian perang.
"Problemnya adalah meskipun konteksnya adalah relokasi bukan evakuasi, sejarah pernah mencatat warga Palestina yang tidak pernah diizinkan kembali ke tanahnya," kata Agung.
Dia mengatakan bahwa solusi kemanusian ini seharusnya lebih didorong secara kolektif, misalnya dengan mengirimkan kapal kemanusiaan bersama Mesir dan Yordania serta Turki.
"Kesimpulan saya, evakuasi ini perlu dihitung masak-masak. Pertimbangan kemanusiaan adalah poin bagus tetapi dia harus bersamaan dengan solusi politik dan keamanan," ujarnya.
Dia menjelaskan diperlukannya mekanisme yang memberikan jaminan penuh atas pengembalian, rekonstruksi, dan peniadaan perang atau kekerasan.
Baca juga: Ketika Rencana Prabowo Evakuasi Rakyat Gaza ke Indonesia Tuai Kritik MUI...
Rencana evakuasi warga Gaza oleh Presiden Prabowo
Sebelumnya, Presiden Prabowo menyatakan siap mengevakuasi warga Gaza dan akan mengutus Menlu Sugiono, pada Rabu (9/4/2025).
"Kami juga siap menerima korban-korban yang luka-luka, dan nanti segera kirim Menlu untuk diskusi dengan pemerintah Palestina, dengan pihak daerah tersebut bagaimana pelaksanaannya untuk kami siap evakuasi mereka yang luka-luka," kata Presiden Prabowo.
Presideng mengatakan bahwa siapapun warga Gaza, termasuk anak-anak yatim piatu dan warga yang terkena trauma penyerangan, diperbolehkan menjalani perawatan medis di Indonesia.
Apabila renca tersebut disetujui, maka Indonesia akan mengirim pesawat untuk menjemput warga Gaza yang perlu dievakuasi.
"Kami siap akan kirim pesawat-pesawat untuk angkut mereka. Kita perkirakan mungkin jumlahnya 1.000 untuk gelombang pertama," katanya.
Namun, sampai sekarang belum Kemenhan belum menerima perintah itu dari Presiden.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.