KOMPAS.com - Hipertensi dikenal sebagai "silent killer" karena tidak menimbulkan gejala spesifik pada penderitanya tetapi berpotensi menimbulkan penyakit serius, salah satunya gagal ginjal.
Dikutip dari WebMD, (4/7/2023), hipertensi yang berujung pada penyakit gagal ginjal kronis dinamakan hipertensi renal atau hipertensi renovaskular.
Kondisi ini sering berkembang tanpa gejala yang jelas, sehingga banyak orang tidak menyadari bahwa ginjal mereka sudah mulai rusak hingga sudah parah.
Orang yang ginjalnya sudah rusak akan mengalami kesulitan untuk menyaring darah melalui ginjal, di mana proses ini harus dibantu dengan dialisis atau cuci darah. Bahkan, ginjal yang sudah rusak parah dianjurkan untuk transplantasi ginjal.
Dengan mengetahui risiko ini, kita dapat mencegah terjadinya hipertensi yang dapat berpotensi menimbulkan gagal ginjal kronis.
Baca juga: Sudah Kena Stroke, Haruskah Obat Hipertensi Diminum Seumur Hidup? Ini Penjelasan Dokter…
Lalu, bagaimana hipertensi bisa menyebabkan gagal ginjal? Dan apa saja gejala dan cara mencegahnya?
Hipertensi bisa sebabkan gagal ginjal kronis
Dilansir dari Cleveland Clinic, (14/12/2020), awalnya, kondisi hipertensi memberi tekanan lebih besar pada pembuluh darah di ginjal, termasuk unit penyaringan yang berfungsi untuk membersihkan darah.
Lambat laun, pembuluh darah bisa menebal dan unit penyaringan membentuk jaringan parut.
Kedua perubahan ini dapat menyebabkan ginjal tidak berfungsi dengan baik, bahkan berhenti menyaring limbah dan kelebihan cairan dari tubuh. Akibatnya, ginjal menerima aliran darah rendah.
Selanjutnya, ginjal bertindak seolah-olah aliran rendah tersebut disebabkan oleh dehidrasi.
Sehingga ginjal merespons dengan melepaskan hormon yang merangsang tubuh untuk menahan natrium dan air.
Hal ini membuat pembuluh darah terisi dengan cairan tambahan, dan tekanan darah meningkat.
Jika sudah berada di kondisi ini, pasien akan memerlukan dialisis (cuci darah) atau transplantasi ginjal untuk bertahan hidup.
Baca juga: Tips Mengonsumsi Sajian Bersantan untuk Penderita Kolesterol Tinggi dan Hipertensi
Gejala hipertensi ginjal
Hipertensi ginjal atau hipertensi renal lambat terdiagnosis dan biasanya tidak memiliki gejala.
Namun, Anda perlu mewaspadai gerjala berikut:
- Tekanan darah tinggi yang tidak terkontrol dengan tiga atau lebih obat pada dosis maksimal, termasuk diuretik
- Tekanan darah tinggi di usia muda
- Tekanan darah tinggi yang stabil yang tiba-tiba memburuk atau sulit dikendalikan
- Ginjal yang tidak berfungsi dengan baik, yang dapat terjadi secara tiba-tiba
- Penyempitan arteri lain dalam tubuh, seperti di kaki, otak, mata, dan tempat lain
- Penumpukan cairan secara tiba-tiba di dalam paru-paru, disebut edema paru.
Jika gejala di atas muncul, segera periksakan diri ke dokter saat gejala, agar dapat diketahui apakah kondisi tersebut berkaitan dengan hipertensi renal.
Setelah didiagnosis, penderita hipertensi ginjal perlu rutin memantau kondisinya dan segera melapor ke dokter jika muncul gejala baru atau gejala memburuk.
Baca juga: Gagal Ginjal Juga Bisa Terjadi pada Anak-anak, Berikut Gejala dan Penyebabnya
Cara mencegah hipertensi ginjal
Dilansir dari Medical News Today, (19/11/2021), agar hipertensi tidak bertambah parah menjadi hipertensi renal, maka tindakan pencegahannya adalah berfokus pada mencegah tekanan darah melonjak tinggi.
Anda dapat mengubah gaya hidup yang lebih sehat untuk membantu mencegah terjadinya tekanan darah tinggi.
Beberapa langkah yang bisa dilakukan, seperti:
- Menghindari merokok
- Berolahraga secara teratur
- Mengelola tingkat stres
- Mengonsumsi makanan seimbang, rendah garam dan lemak jenuh
- Mencapai atau mempertahankan berat badan sedang (tidak terlalu kurus atau obesitas).
Baca juga: Benarkah Asam Urat adalah Gejala Gagal Ginjal? Ini Jawaban Dokter
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.