Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Kecelakaan American Airlines 587, Sayap dan Mesin Pesawat Terpisah, 251 Penumpang Tewas

Baca di App
Lihat Foto
AFP/DANIEL SLIM
Pesawat Bombardier CRJ-700 milik American Airlines saat akan mendarat di Bandara Internasional Charlotte Douglas, Negara Bagian North Carolina, Amerika Serikat, 13 November 2019. Pada Rabu (29/1/2025), pesawat American Airlnes bertabrakan dengan helikopter di dekat Bandara Nasional Ronald Reagan, Washington DC, dan jatuh ke Sungai Potomac. Kisah Kecelakaan American Airlines 587, Sayap dan Mesin Pesawat Terpisah, 251 Penumpang Tewas
|
Editor: Ahmad Naufal Dzulfaroh

KOMPAS.com - Kecelakaan pesawat American Airlines 587 menjadi salah satu peristiwa kelam dalam dunia penerbangan.

Insiden itu terjadi dua bulan setelah serangan 9 September di World Trade Center, yakni pada 12 November 2001.

Pesawat Airbus A300-605R yang mengangkut 251 penumpang itu jatuh di Belle Harbor, New York, Amerika Serikat.

Seluruh penumpang dinyatakan tewas, begitu juga dengan 9 awak pesawat yang sedang bertugas. Sebanyak 5 orang di darat juga dilaporkan meninggal dunia akibat reruntuhan pesawat.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Baca juga: Kronologi Pesawat American Airlines Terbakar saat Mendarat, 178 Penumpang dan Kru Dievakuasi

Detik-detik kecelakaan American Airlines 587

Tak ada yang menyangka, langit biru yang cerah pada pagi hari di Bandara Internasional John F. Kennedy, New York justru menjadi pertanda kelam.

American Airlines 587 dijadwalkan terbang dari Bandara Internasional John F. Kennedy di New York menuju Santo Domingo, Republik Dominika pada 12 November 2001 sekitar pukul 08.00 pagi waktu setempat.

Proses naik pesawat di gerbang 22 membutuhkan waktu yang sedikit lebih lama dari yang direncanakan. Hal ini karena prosedur keamanan tambahan yang menunda pesawat untuk lepas landas.

Sekitar pukul 08.38 waktu setempat, gerbang akhirnya ditutup dan pesawat keluar dari gerbang pada pukul 09.00 waktu setempat.

Baca juga: Mesin Pesawat United Airlines Terbakar di Udara Usai Tabrak Kelinci Saat Lepas Landas

Pesawat kemudian meluncur ke landasan pacu 31L di belakang Japan Air Lines Penerbangan 047, sebuah Boeing 747-400 yang hendak bertolak menuju ke Tokyo-Narita.

Pesawat JAL 047 siap lepas landas pada pukul 09.11 waktu setempat. Namun, pesawat tersebut baru lepas landas satu menit kemudian.

Ketika JAL 047 masih bersiap untuk lepas landas, pengawas menara yang disebut AA587 memperingatkan kru pesawat tentang turbulensi dan menginstruksikan mereka untuk melakukan taxi ke posisi, serta bertahan di landasan pacu 31L.

"American five eighty seven heavy Kennedy tower, hati-hati wake turbulence landasan pacu tiga kiri, taxi ke posisi dan bertahan," kata peringatan itu, dikutip dari ASN Flightsafety.

Sekitar pukul 09.13, American Airlines 587 akhirnya diizinkan untuk lepas landas atau 1 menit 45 detik setelah pesawat JAL 047.

Baca juga: China Setop Pembelian Pesawat Boeing untuk Balas Tarif Impor Trump

Setelah meninggalkan landasan dan pesawat mulai mengudara, roda pendaratan ditarik kembali pada pukul 09.14 waktu setempat.

Pengawas menara kemudian memberitahu kru untuk meninggalkan anjungan.

"Pesawat American Airlines 587 belok kiri, terbang ke Bridge Climb. Hubungi keberangkatan New York. Selamat pagi," kata petugas.

Pada 09.15, pengawas ARTCC menyampaikan bahwa penerbangan 587 sedang naik dari ketinggian 1.300 kaki (396 meter) menuju ke ketinggian 5.000 kaki (1.524 meter).

Pengawas kemudian merespons dengan memberikan izin kepada pilot untuk naik ke ketinggian 13.000 kaki dan berbelok ke kiri, lalu langsung menuju WAVEY.

Baca juga: Tak Ada Korban Selamat, Tabrakan American Airlines dan Black Hawk Jadi yang Terburuk dalam 24 Tahun

Sayap patah dan mesin terlepas, pesawat terjun bebas

Di atas ketinggian, ketika pesawat American Airlines 587 berbelok ke kiri, para kru pesawat tiba-tiba mendengar bunyi berdecit dan suara berderak yang keras.

Para kru menduga, suara itu disebabkan oleh turbulensi saat pesawat hendak naik ke ketinggian.

Sekitar 15 detik kemudian, pesawat mulai miring ke kanan. Tiba-tiba terdengar suara patahan, hentakan, dan dentuman keras ketika kemudi mulai bergerak ke kanan lagi.

Seluruh sirip ekor vertikal pesawat tiba-tiba terlepas. Airbus A300-605R itu pun terjun tak terkendali dari ketinggian 2.500 kaki (762 meter).

Selama penurunan ini, kedua mesin terpisah dari sayap dan turun dalam jarak 100 kaki atau sekitar 30 meter satu sama lainnya di dekat persimpangan Newport Avenue / Beach 129th Street.

Pesawat jatuh di Beach 131 Street, sebuah area perumahan di Queens.

Baca juga: Trump Salahkan Kebijakan Biden dan Obama atas Kecelakaan Pesawat American Airlines di Washington DC

Penyebab kecelakaan American Airlines 587

Investigasi oleh Badan Keselamatan Transportasi Nasional mengungkap, kecelakaan American Airlines 587 disebabkan karena penggunaan mekanisme kemudi yang berlebihan.

Tindakan tersebut menyebabkan stabilizer vertikal pesawat atau sirip ekor dan kedua mesin terlepas dari pesawat.

Tanpa stabilizer vertikal, pesawat itu berputar di luar kendali dan jatuh di lingkungan Queens di Belle Harbor.

Menurut Britannica, insiden bermula ketika kopilot menggunakan kontrol kemudi secara berlebihan setelah mengalami turbulensi pada ketinggian sekitar 1.700 kaki atau 518 meter.

NTSB mencatat, turbulensi berada dalam tingkat toleransi sistem otomatis pesawat dan tidak memerlukan intervensi. Namun, kopilot memiliki kecenderungan yang ditunjukkan terhadap reaksi agresif terhadap turbulensi.

Baca juga: Kisah Pesawat Iran Air 655, Ditembak Rudal AS dan Hancur di Angkasa, 290 Orang Tewas

Laporan tersebut juga menyalahkan apa yang dilakukan pilot. Disebutkan bahwa Airbus A300 memiliki sistem kontrol kemudi yang luar biasa sensitif, sehingga seorang pilot yang tidak terlatih dapat dengan mudah membuat kesalahan dengan menggunakan terlalu banyak kekuatan pada pedal kemudi.

"Inilah yang terjadi dalam kasus Penerbangan 587, di mana pilot tidak hanya memberikan tekanan berlebihan pada pedal kemudi, tetapi juga menggunakan kemudi secara berlebihan," bunyi laporan itu.

Untuk mengatasi turbulensi dari pesawat di atasnya, pilot mendorong kemudi ke kanan, sehingga menyebabkan pesawat bergoyang.

Untuk mengatasi turbulensi yang disebabkan oleh penyalahgunaan pedal kemudi, pilot mendorong kemudi ke kiri.

Kombinasi angin kencang dan penggunaan kemudi yang berlebihan menyebabkan stabilizer vertikal terlepas di udara.

Baca juga: Kisah Germanwings 9525, Kopilot Tabrakkan Pesawat ke Lereng Alpen akibat Depresi

Akibatnya, dalam hitungan detik, mesin terpisah dari pesawat dan terjadi kebocoran bahan bakar yang mengakibatkan ledakan api di lokasi kecelakaan.

Atas insiden tersebut, American Airlines menyalahkan Airbus karena membuat pesawat dengan kontrol kemudi yang sangat sensitif.

Mereka mengeklaim bahwa sebagian besar pesawat memerlukan tekanan kuat pada pedal kemudi untuk mengendalikan pesawat.

Namun, sebagian besar ahli sepakat bahwa kecelakaan itu disebabkan oleh pelatihan pilot yang tidak tepat dari American Airlines.

Setelah penyelidikan menyeluruh oleh NTSB, ditetapkan bahwa desain sirip ekor sudah sesuai standar.

Sejak kecelakaan itu, American Airlines telah memodifikasi program pelatihan pilotnya untuk mencakup pemahaman yang lebih baik tentang mekanisme kemudi.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua
Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi