Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Paus Fransiskus Meninggal Dunia, Apa yang Akan Terjadi Setelahnya?

Baca di App
Lihat Foto
AFP/FILIPPO MONTEFORTE
Paus Fransiskus dinyatakan kritis akibat mengalami asma berkepanjangan setelah menderita pneumonia di kedua paru-paru. Bagaimana proses pemilihan dan prosedur upacara pemakaman Paus?
|
Editor: Irawan Sapto Adhi

KOMPAS.com - Pemimpin Tertinggi Gereja Katolik Paus Fransiskus meninggal dunia pada Senin (21/4/2025).

Paus Fransiskus menghembuskan nafas terakhirnya di usia 88 tahun pada pukul 07.35 pagi waktu Vatikan atau pukul 14.35 WIB.

Sebelum meninggal dunia, Paus kelahiran 17 Desember 1936 tersebut sempat didiagnosis menderita pneumonia bilateral pada 18 Februari 2025 lalu.

Ia bahkan sempat dilaporkan berada kondisi kritis pada Sabtu (22/2/2025), saat sedang menjalani perawatan di rumah sakit selama seminggu.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Beruntung, setelah itu, kondisi Paus Fransiskus membaik dan sempat beberapa kali muncul di hadapan publik. 

Bahkan, sehari sebelum meninggal, Paus Fransiskus sempat muncul di Saint Peter's Square pada Minggu (20/4/2024) waktu setempat saat Paskah.

Baca juga: Paus Fransiskus dalam Kondisi Kritis, Dokter Beberkan Beberapa Hal Berikut Ini


Apa yang terjadi setelah Paus meninggal?

Paus Fransiskus, yang kehilangan sebagian paru-parunya akibat infeksi pernapasan di masa muda, pada tahun lalu dilaporkan sempat menyetujui untuk dilakukan pemakaman sederhana untuknya.

Meski begitu, sebagaimana dilansir Politic pada Kamis (20/2/2025), Vatikan secara tradisional memiliki rangkaian prosedur yang dijalankan kepada para Paus yang meninggal dunia.

Awalnya, pejabat senior Vatikan bergelar Camerlengo (Kepala Rumahtangga Negara Vatikan) akan bertugas mengonfirmasi kematian sang Paus. Saat ini, posisi tersebut dipegang Kardinal Kevin Farrell kelahiran Irlandia.

Camerlengo akan mengunjungi jenazah Paus di kapel pribadinya dan memanggil nama sang Paus untuk membangunkannya. Saat ini, tindakan tersebut lebih bersifat seremonial sebab dokter akan memastikan kematian Paus secara medis.

Ketika Paus tidak menanggapi panggilan Camerlengo, cincin meterainya yang menjadi segel untuk dokumen resmi Kepausan dirusak atau dihancurkan. Apartemen Kepausan juga akan ditutup. Tindkaan ini menandakan berakhirnya masa pemerintahan sang Paus.

Camerlengo kemudian memberi tahu Dewan Kardinal selaku badan pengurus pejabat gereja senior tentang kematian sang Paus. Kabar tersebut lalu diumumkan ke seluruh dunia dalam pernyataan Vatikan kepada media.

Untuk saat ini, sebagaimana laporan Vatican News, Camerlengo Vatikan, Kardinal Kevin Farrell, telah mengumumkan bahwa Paus Fransiskus meninggal di kediamannya pada 07.35 pagi waktu Vatikan.

“Hidupnya telah dibaktikan bagi melayani Tuhan dan Gereja. Beliau telah mengajarkan kita supaya hidup dengan nilai-nilai Injil dengan iman, keberanian, dan cinta kasih bagi semua, terutama kepada mereka yang paling miskin dan terpinggirkan,” ucap  Kardinal Kevin Farrell.

Baca juga: Paus Fransiskus Didiagnosis Alami Pneumonia di Kedua Paru-parunya

Masa berkabung dan upacara pemakaman Paus

Sesuai tradisi, Vatikan lalu akan mengadakan masa berkabung sembilan hari yang disebut "novendiales". Saat itu, jenazah Paus disemayamkan sehingga umat dapat memberikan penghormatan terakhir.

Jenazahnya akan diberkati secara khusus, dikenakan jubah kepausan, dan jenazah akan dipersiapkan untuk ditampilkan di Basilika Santo Petrus untuk dapat disaksikan publik.

Biasanya, jenazah Paus dipajang di panggung tinggi bernama catafalque. Namun, pemakaman Paus Fransiskus lebih sederhana. Jenazahnya akan dibaringkan di peti mati terbuka sederhana.

Upacara pemakaman kemungkinan besar diadakan di Lapangan Santo Petrus antara 4-6 hari setelah kematiannya. Upacara tersebut dipimpin Dekan Dewan Kardinal, Giovanni Battista.

Paus biasanya dimakamkan di ruang bawah tanah Basilika Santo Petrus di Vatikan. 

Hampir 100 Paus dimakamkan di sana, termasuk pendahulu Paus Fransiskus, Paus Benediktus XVI, yang mengundurkan diri pada 2013 dan meninggal pada 2022.

Namun, Paus Fransiskus dilaporkan telah memilih Basilika Santa Maria Maggiore di Roma sebagai tempat peristirahatan terakhirnya. Itu gereja favorit yang paling sering dia kunjungi.

Hal ini akan menjadikannya Paus pertama dalam satu abad terakhir yang dimakamkan di luar Vatikan.

Para Paus terdahulu dimakamkan dalam tiga lapis peti mati yang terbuat dari cemara, seng, dan kayu elm. Tetapi, Paus Fransiskus memerintahkan dia dimakamkan dalam satu peti mati dari kayu dan seng.

Baca juga: Cerita di Balik Lukisan Siti Maryam, Hadiah Megawati untuk Paus Fransiskus

Proses penggantian Paus

Setelah Paus tiada, berlangsung periode yang dikenal sebagai sede vacante atau "kursi yang kosong" dalam bahasa Latin.

Selama masa sede vacante, Dewan Kardinal bertugas mengelola Gereja Katolik Roma dengan kewenangan terbatas. Kardinal Camerlengo mengawasi urusan duniawi gereja. Semua kepala Kuria Roma lainnya berhenti bertugas.

Kemudian, Dewan Kardinal akan bersidang untuk mengadakan proses rahasia pemilihan Paus baru yang dikenal sebagai konklaf.

Setiap pria Katolik Roma yang telah dibaptis memenuhi syarat untuk menjadi Paus. Namun, Paus sepanjang sejarah selalu dipilih dari Dewan Kardinal.

Para kandidat tidak berkampanye untuk jabatan tersebut. Namun, para Kardinal yang memiliki peluang besar menjadi Paus dinyatakan sebagai papabile atau “dapat diangkat menjadi Paus".

Para Kardinal diasingkan Kapel Sistina, Vatikan untuk mencegah pengaruh eksternal. Mereka mengambil sumpah kerahasiaan. Pelanggaran mengakibatkan hukuman gerejawi yang berat.

Dilansir dari Business Standard, Minggu (23/2/2025), hanya kardinal berusia di bawah 80 tahun yang diizinkan memberikan suara secara rahasia. Mereka tidak lebih dari 120 orang.

Mereka lalu akan menjalangi serangkaian proses pemungutan suara sampai satu kandidat mendapat suara mayoritas sebesar dua per tiga dari jumlah kardinal.

Surat suara dibakar di setiap sesi pemungutan suara dengan bahan kimia fumata nera yang menghasilkan asap hitam jika pemungutan suara tidak meyakinkan atau fumata bianca penghasil asap putih untuk menandakan terpilihnya Paus baru.

Setelah seorang kardinal memperoleh suara mayoritas untuk menerima jabatan Paus, dia akan memilih nama kepausannya. Kardinal diakon senior kemudian mengumumkan kepada publik dari balkon Basilika Santo Petrus.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua
Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi